Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah, PCIM Spanyol: “Selamat datang uda Alwi. Di Muhammadiyah Spanyol.”

Alwi Nofriandi Musanif Ismail dan Kisah Perjalanan Lolos Program Beasiswa PKPI ke Spanyol

Bismillah.

PADANG PANJANG, kiprahkita.com Izinkan aku Alwi Nofriandi Musanif Ismail anak adik dari Wartawan Senior Musriadi Musanif Ismail berbagi perjalanan panjang ke 2 yang penuh makna ketika akhirnya dinyatakan lolos program PKPI (Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional) dan mendapatkan kesempatan untuk melakukan penelitian di Spanyol—tepatnya di Universitat Autònoma de Barcelona (UAB).

Alwi Bersama Dosennya Penelitian di Laboratorium Sensor & Biosensor di UPSI Malaysia

Bagi Alwi Nofriandi Musanif Ismail, ini bukan sekadar capaian akademik, tetapi salah satu bukti nyata bahwa ketika kita berusaha, berdoa, dan berserah diri kepada Allah, Allah selalu membuka jalan di waktu yang paling tepat.

Kembali, Sang ibu ingin menjadikan kisah Alwi ini sebagai motivasi bagi siswa-siswinya  di MTsN Padang Panjang dan Anak-anak Muhammadiyah agar terus mencintai ilmu, khususnya Fisika. Karena siapa sangka, dari ruang kelas sederhana di SD Negeri Kampung Kubu-Padang Tujuh, MTsN I Pasaman Barat, SMA Negeri I Simpang Empat-Pasaman Barat, bisa lahir anak bangsa yang menoreh prestasi luar biasa ini. Mari kita ikuti jejaknya, Yuk!

Awal Perjalanan: PMDSU dan Mimpi Melanjutkan Riset ke Luar Negeri

Alwi Nofriandi Musanif Ismail adalah penerima beasiswa fast track magister–doktor melalui program PMDSU (Pendidikan Magister Doktor untuk Sarjana Unggul) dari Kemendiktisaintek. Program ini menjadi jembatan besar bagi banyak mahasiswa Indonesia untuk mempercepat studi sekaligus memperluas jejaring penelitian di level internasional.

Baca Kisah Pertama Alwi Nofriandi Musanif Ismail:

https://www.kiprahkita.com/2025/07/alwi-nofriandi-musanif-ismail-dan.html

Tahun ini, PKPI membuka dua batch seleksi: batch pertama hanya menerima sekitar 25 orang, dan batch kedua menerima 100 orang. Aku berada di batch kedua—bersyukur dapat kesempatan, tapi sadar bahwa perjalanannya pasti tidak mudah.

Tahap Paling Menentukan: Mencari Acceptance Letter

Syarat utama PKPI adalah LoA (Letter of Acceptance) dari profesor atau universitas tujuan. Dari sinilah perjuangan dimulai.

Aku menyiapkan CV, research interest, dan email template terbaik yang bisa kususun. Kutembakkan ke 10 profesor dari berbagai negara—Turki, Portugal, Spanyol, Jerman, Polandia, dan lainnya.

Seperti proses mencari supervisor pada umumnya, sebagian besar emailku tidak berbalas. Ada yang dibaca tanpa direspons, ada yang menolak karena kuota penuh.

Namun alhamdulillah, tiga profesor memberikan respons positif:

Ankara University (Turki)

Politecnico de Lisboa (Portugal)

Universitat Autònoma de Barcelona (Spanyol)

Setelah menimbang bidang riset, fasilitas laboratorium, dan relevansi penelitian, hatiku mantap memilih Spanyol—UAB—karena riset mereka paling dekat dan paling mendukung bidang yang sedang kutekuni.

Seleksi Administrasi & Wawancara PKPI

Setelah LoA di tangan, aku langsung mendaftar TOEFL ITP. Walau persiapan sangat singkat, alhamdulillah hasilnya memenuhi syarat.

Tahap administrasi kulalui dengan hati-hati: rekomendasi, proposal riset, LoA, dan semua persyaratan dari kampus asal. Lolos tanpa kendala.

Berikutnya wawancara—sepenuhnya dalam bahasa Inggris—oleh tim PKPI. Cukup menegangkan, tapi alhamdulillah semua pertanyaan tentang penelitian, motivasi, dan kesiapan akademik dapat kujawab dengan baik.

Akhir Agustus lalu, pengumuman resmi keluar. Namaku Alwi Nofriandi Musanif Ismail tercantum sebagai salah satu peserta PKPI yang lolos. MasyaAllah, rasanya seperti beban besar terangkat.

Aku pikir itulah tantangan terakhir. Ternyata belum.

Tantangan Terbesar: Visa dan Pencarian Tempat Tinggal di Barcelona

Begitu dinyatakan lolos, aku harus segera menyiapkan dokumen keberangkatan. Di sinilah perjuangan paling melelahkan dimulai.

Visa Spanyol punya banyak persyaratan detail—mulai dari asuransi kesehatan, surat bank, hingga accommodation letter. Yang terakhir inilah yang membuat stres karena aku harus punya bukti tempat tinggal resmi di Barcelona.

Aku menghubungi PPI Spanyol, namun mereka belum bisa memberikan solusi saat itu.

Selama hampir seminggu penuh aku mencari kamar sewa di Barcelona. Banyak yang tidak menerima penyewa jangka pendek, syaratnya ribet, harga mahal, dan minta verifikasi sponsor. Aku mulai pesimis. Waktu semakin mepet.

Pertolongan Allah yang Datangnya Tidak Terduga

Dalam kelelahan itu, tiba-tiba muncul satu ide sederhana:

“Kalau organisasi Muhammadiyah sudah besar, ada di banyak negara, mungkin sajakah ada di Spanyol?”

Sebagai seseorang yang tumbuh di lingkungan Muhammadiyah di Padangtujuh, Pasaman Barat dan Padang, aku langsung mengetik:

“Muhammadiyah di Spanyol.”

Ternyata benar. Ada PCIM Spanyol (Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah).

Akupun mengirim email panjang memperkenalkan diri dan meminta arahan. Tidak berharap banyak, tapi tetap berdoa.

Tiga minggu kemudian, email balasan datang. Bukan hanya membalas, mereka memasukkanku ke grup inti PCIM Spanyol.

Sambutan pertama yang kuterima:

“Selamat datang uda Alwi.”

MasyaAllah… sederhana tapi hangat sekali. Rasanya seperti punya keluarga baru di negeri yang bahkan belum kukunjungi.

Tidak hanya itu, salah satu pengurus memberikan rekomendasi tempat tinggal yang aman, strategis, dan sangat membantu—bahkan beliau sendiri yang mengelolanya.

Dalam hitungan hari, semua masalah yang tadinya membuatku hampir menyerah justru terselesaikan dengan cara yang tidak pernah kubayangkan.

Aku betul-betul merasakan bahwa: Jika Allah sudah meridhai sebuah urusan, maka setiap pintu akan dibukakan—bahkan melalui jalan yang tidak pernah kita pikirkan.

Akhirnya, Semua Dokumen Lengkap—Tinggal Berangkat

Setelah seluruh proses panjang—mulai dari cari LoA, administrasi, wawancara, hingga perjuangan mencari tempat tinggal—alhamdulillah semua dokumen keberangkatanku telah lengkap.

InsyaAllah, Alwi Nofriandi Musanif Ismail akan berangkat pada 10 Desember 2025. Mohon doa restu kita semua. Doakan aku sukses untuk Indonesia.

Rasanya campur aduk: haru, semangat, dan syukur yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Semua biaya kegiatan di Spanyol dibiayai sepenuhnya oleh Kemendiktisaintek melalui program PKPI–PMDSU. Perjalanan ini mengajarkanku bahwa: Usaha manusia itu penting, tetapi pertolongan Allah-lah yang selalu menentukan akhirnya.

Sekilas Info:

Muhammadiyah Spanyol (PCIM Spanyol): Rumah untuk Warga Indonesia di Negeri Matador

PCIM Spanyol (Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah Spanyol) adalah organisasi resmi Muhammadiyah yang berdiri di luar negeri sebagai wadah bagi warga Indonesia—khususnya warga Muhammadiyah—yang sedang tinggal, studi, atau bekerja di Spanyol.

Walaupun keberadaannya belum sebesar PCIM di Mesir, Malaysia, atau Australia, PCIM Spanyol punya peran yang strategis dan super bermakna, terutama bagi perantau yang butuh support system keagamaan, sosial, dan emosional.

Apa sih yang dilakukan PCIM Spanyol?

1. Komunitas yang Menjadi Keluarga Kedua

Kalau kamu lagi jauh dari rumah dan terseok-seok mencari teman, tempat curhat, atau sekadar rasa “punya keluarga”, PCIM Spanyol hadir sebagai tempat pulang.

Mereka sangat welcoming—kayak kamu masuk grup WA dan langsung disapa:

“Selamat datang, uda!”

Warm banget gak sih?

2. Kegiatan Keagamaan & Penguatan Keislaman

PCIM Spanyol biasanya mengadakan: kajian rutin online/offline, pengajian Ramadan, diskusi intelektual ala Muhammadiyah (yang cerdas tapi tetap ramah), dukungan kegiatan keislaman untuk mahasiswa dan diaspora.

Jadi kalau kamu kangen suasana pengajian di tanah air, di sinilah tempatnya yang direkomendasikan.

3. Bantu Mahasiswa Baru

Nah ini penting banget. PCIM Spanyol sering membantu: memberikan info tempat tinggal, tips adaptasi dengan cuaca & budaya Spanyol, panduan administrasi (kadang mahasiswa baru butuh banget ini), bahkan jaringan sosial buat teman-teman riset dan akademisi. Buat banyak perantau, PCIM itu muncul sebagai “penolong tak terduga”.

Kayak kamu lagi mumet cari akomodasi… eh yang bantu justru warga Muhammadiyah di Spanyol. MasyaAllah.

4. Aktivitas Sosial & Kolaborasi Internasional

Sebagai bagian dari Muhammadiyah Internasional, PCIM Spanyol juga ikut: advokasi kemanusiaan, kerja sama riset dan pendidikan, memperkenalkan Islam berkemajuan ke komunitas global, menjalin hubungan dengan kampus atau asosiasi lokal. Jadi bukan cuma untuk internal orang Indonesia, tapi juga punya global presence.

Suasana Kehangatan Muhammadiyah di Negeri Spanyol

Kehadiran PCIM Spanyol membuat banyak mahasiswa merasa lebih tenang saat tinggal jauh dari Indonesia.

Mereka memberi rasa aman, koneksi, dan bahkan tempat bertanya kapan pun kamu butuh bantuan.

Sikap hangat, egaliter, dan kekeluargaan ala Muhammadiyah—yang sering muncul dalam bentuk hal-hal sederhana: “Ada yang butuh bantuan tempat tinggal?”

“Ada kegiatan kampus? Boleh kami bantu?”

“Ayo gabung diskusi besok malam.”

Hal kecil itu yang jadi penyelamat mental mahasiswa perantau.

Kenapa Muhammadiyah Spanyol Spesial?

Karena mereka hadir sebagai: komunitas Islam, penopang spiritual, teman seperjuangan, keluarga dan bagi beberapa orang—seperti Alwi Nofriandi Musanif Ismail—PCIM Spanyol menjadi jawaban dari doa paling cemas saat sedang berada di fase mencari tempat tinggal. (Alwi/Yusriana Musriadi Musanif Ismail)*

Biodata Alwi:

https://www.kiprahkita.com/2025/07/alwi-nofriandi-musanif-ismail-dan.html

Posting Komentar

0 Komentar