![]() |
Anggota LVRI Tanah Datar menyimak pemaparan bupati.(prokopim td) |
BATUSANGKAR, kiprahkita.com - Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar dahulu, punya andil terhadap usaha merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI. Semangat itu harus dikenang dan diwariskan kepada generasi saat ini.
Demikian dikatakan Bupati Tanah Datar Eka Putra, Kamis (17/8), di Gazebo Gedung Indojolito Batusangkar, saat memberi sambutan pada kegiafan temu ramah dengan pejuang, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-78.
"Kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari perjuangan para pejuang kita. Bahkan menurut sejarah, Tanah Datar memiliki peranan yang sangat penting untuk kemerdekaan, yakni Radio YBJ 6 yang memberitahukan bahwa Indonesia masih ada kepada dunia luar ketika Indonesia dianggap sudah habis," katanya.
Menurutnya, rumah gadang Inyiak Soma di Lareh Aie Nagari Lubuak Jantan, pada waktu itu menjadi tempat untuk mengamankan radio, yang kemudian memancarkan siarannya diterima Menlu AA Maramis yang saat itu berada di India.
Radio YBJ-6 alias Yankee Bravo Juliet Six, menurut sejarah, memiliki andil sangat besar dalam mempertahankan keberadaan RI di mata internasional. Propaganda Belanda yang menyebut Indonesia telah bubar, jadi mentah ketika Radio YBJ-6 yang bergerilya dan tiba di Jorong Kenanga itu, berhasil melakukan kontak dengan Radio VWX-2 alias Volksrod Wisky Xtray Two di India.
Radio gerilya inilah yang memberi kabar kepada dunia Internasional tentang Indonesia masih ada, khususnya pada perang mempertahankan kemerdekaan di tahun 1948-1949. Penjajah Belanda melakukan agresi untuk kedua kalinya ke Indonesia yang berusia masih kurang tiga tahun.
Ibukota republik di Yogyakarta ditaklukkan. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta ditawan. Akses komunikasi diblokir habis-habisan. Di kancah dunia, Belanda mempropaganda kalau Indonesia sudah tak ada lagi.
Soekarno-Hatta tak hilang akal. Proklamator itu memberi mandat kepada Syafruddin Prawiranegara dan kawan-kawan melanjutkan kepemimpin. Syafruddin yang kemudian dikenal sebagai ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berkedudukan di Bukittinggi, melakukan konsolidasi dan berjuang secara bergerilya guna mempertahankan keberadaan Indonesia.
Radio YBJ-menyampaikan informasi secara kontinyu ke dunia luar. Radio yang berkedudukan di Bukittinggi itu, akhirnya harus dibongkar dan dibawa bergerilya akibat tingginya intensitas gempuan Belanda. Perangkatnya yang mencapai 750 kg digotong beramai-ramai oleh para pejuang informasi itu.
Saat perangkat radio ini berada di Balai Tangah Lintau, operatornya berhasil melakukan komunikasi dengan Radio VWX-2 di India untuk pertama kalinya pada 25 Januari 1949. Mulai saat itu, dunia internasional jadi tahu, kalau propaganda Belanda tidak benar. Buktinya: Indonesia masih ada!
Oleh Syafruddin Prawiranegara, melalui komunikasi Radio YBJ-6 dengan VWX-2, dikukuhkanlah AA Maramis yang pada waktu sedang berada di New Delhi menjadi Menteri Luar Negeri PDRI, sekaligus mengemban tugas untuk menyampaikan kondisi Indonesia di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Tanah Daar A. Madjid, pada kesempatan beramah tamah dengan Bupati Eka mengatakan, banyak kisah perjuangan kemerdekaan yang dilakukan para pejuang, sampai dengan dibentuknya PDRI itu. "Alhamdulillah, kita sudah merdeka walaupun masih banyak hal yang belum tercapai," ucapnya.
Ramah tamah itu juga dihadiri Wabup Richi Aprian, Ketua DPRD H. Ronny Mulyadi, dan Forkopimca Tanah Datar.(musriadi musanif)
0 Komentar