![]() |
muhammadiyah.or.id |
PANGKALPINANGKIPRAHKITA.com - Muhammadiyah sudah mengagendakan mendirikan perguruan tinggi sejak 1920, ketika Hoofbestuur (HB) Muhammadiyah Bagian Sekolahan dipimpin KH. Hisjam. Kini, sudah berhasil berdiri 171 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) di seluruh Indonesia.
Kendati sudah diagendakan sejak 1920, namun baru bisa berdiri pada 1950 di Padang Panjang melalui Fakultas Hukum dan Falsafah Muhammadiyah, lalu disusul 1954 dengan berdirinya Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Fakta itu diungkapkan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Irwan Akib, saat memberi sambutan pada kegiatan Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim), Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bangka Belitung, di Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Ahad (8/10), sebagaimana diberitakan muhammadiyah.or.id, Selasa (10/10).
Irwan yang membidangi Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga mengakui, fakta sejarah itu belum banyak diketahui, baik dari kalangan internal maupun eksternal Muhammadiyah.
Hisjam mengajukan program mendirikan perguruan tinggi itu pada rapat anggota Muhamadiyah yang mengagendakan pembahasan usaha-usaha akan memajukan pendidikan, pengajaran, menegakkan gedung universitas Muhammadiyah, mencetak sarjana Islam, dan maha guru Muhammadiyah.
Meski tidak langsung dapat direalisasikan, namun rencana mendirikan perguruan tinggi Muhammadiyah itu, diakui oleh Irwan sebagai tonggak sejarah yang berhasil mengantarkan Muhammadiyah yang sekarang dengan 171 perguruan tingginya.
“Bersyukur sekarang Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah kita sudah 171. Itu semua bagian dari ketulusan dari pemimpin kita,” tuturnya.
Selain universitas, dalam realisasai hasil pembahasan rapat 1920 itu, kini Muhammadiyah juga sudah punya banyak amal usaha berbentuk rumah sakit, taman pustaka, dan seterusnya merupakan jawaban yang diberikan oleh Muhammadiyah untuk menjawab tantangan yang menyelimuti dan menjadi masalah umat, bangsa dan kemanusiaan.
Gerakan pembaruan yang dasar-dasarnya diletakkan oleh pendahulu itu, kata Irwan, harus diteladani dan ditanamkan pada setiap individu dan secara organisasi pada aktivis Persyarikatan Muhammadiyah saat ini dan nanti.
Ciri dasar yang melekat pada Persyarikatan Muhammadiyah adalah musyawarah, oleh karena itu dia berpesan supaya setiap kepemimpinan di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah untuk mengedepankan musyawarah.
Turut hadir Ketua PWM Bangka Belitung H. Sahirman Djumli, M.Si., Ketua PWA Bangka Belitung Hj. Suhada Karim, Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung Fadillah Sabri, M.Eng., IPM, beserta PDM dan PDA se-Bangka Belitung dan unsur pembantu pimpinan.
“Do’akan mudahan-mudahan kami mendapatkan akreditasi “Baik Sekali”, syukur-syukur dapat “Unggul” seperti Makasar (Unismuh Makasar), kami ingin belajar banyak dari Makasar, ajari kami Prof bagaimana membesarkan kampus, megah dan besar, mahasiswanya ribuan jumlahnya. InsyaAllah, kita mampu membesarkan kampus ini, besarkan AUM ini, dan berjaya bersama persyarikatan!”, ucapnya.
Di sela-sela kegiatan pembukaan rakerwil, juga dilakukan Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Pangkalpinang, Bangka, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka Barat, Belitung dan Belitung Timur.(*/mus)
0 Komentar