Buku Teater Karya Sulaiman Juned Dibedah

 


PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Buku karya Dosen ISI Padangpanjang Dr. Sulaiman Juned, Sabtu (9/12), dibedah di dalam suatu forum yang digelar di Ruang Baca Rimba Bulan Silaing Bawah, Kota Padang Panjang


Buku itu berjudul Teater Memungut Gagasan Traisional Jadi Karya Modern, dibedah oleh sejumlah pakar, dosen, mahasiswa, dan praktisi, diantaranya Dr. Syahrul, Dr. Dharminta Soeryana, dan Armeyn Sufhasril.


Syahrul dalam pemaparannya menyatakan, buku karya Sulaiman itu mengambil ruang teater tradisi menjadi teater modern atau kekinian. Seni tradisi sebagai warisan budaya, ujarnya, tidak memusnahkan tradisi, tetapi mengembangkannya ke modern dengan menciptakan varian-varian baru di teater.


Sulaiman dalam buku ini, sebutnya, tidak sekadar meceritakan seni menjadi inspirasi, tetapi gagasan tradisional, bisa seni atau perilaku seperti kuliner, sikap mental orang Aceh menginspirasi.


"Seniman modern sering kali meminjam bentuk, motif, atau tema dari seni tradisional untuk menciptakan karya yang bersifat modern dan kontemporer, memperkaya generasi baru untuk melihat. Ternyata seni tradisi itu bisa menjadi seni yang lebih modern dan lebih kontemporer," katanya.

 

Menurut Syahrul, keseimbangan antara inovasi dan tradisi menciptakan dialog antara masa kini, memungkinkan karya seni menjadi jembatan antar generasi. Generasi masa kini, katanya lagi, beranggapan tradisi itu kuno dan hanya untuk ditonton orang tua.


"Padahal, ternyata yang ditonton orang tua dapat menjadi inspirasi menjadi kontemporer untuk dinikmati oleh generasi sekarang," kata kritikus teater dan dosen Pascasarjana ISI Padangpanjang itu.


Dharminta dalam bahasannya menyebut, konsep yang ditawarkan penulis tentang dramaturgi bagaimana meramu sebuah pertunjukan.


Menurutnya, pertunjukan itu sangat spesial, terkadang pertunjukan sering disalahkan dengan alasan, karena kurang tepat menjadi konsumen anak-anak, remaja atau bukan konsumen anak muda.


Dosen Teater ISI Padangpanajang mengatakan, bicara tentang tradisi dan modern, di buku ini ada kiat-kiat membuat naskah drama, berangkat dari tradisi lalu mengarap naskah tersebut dalam bentuk pertunjukan.


"Di buku ini juga dijelaskan teater-teater rakyat tidak menggunakan naskah, tetapi mampu digarap dengan baik. Apakah teater modern berangkat dari teater tradisi, atau teater tradisi menumpang di teater modern agar tidak mati," tanyanya.


Selama ini, katanya, teater modern mengatakan, kami selalu ikut membesarkan teater tradisi, karena kami mengambil beberapa bagian yang ada apakah makna, gayanya ke dalam bentuk pertunjukan teater modern ada dijabarkan di dalam buku ini.


Sementara itu, salah seorang seniman teater dari Kota Padang, Armeyn mengatakan, buku-buku teater seperti ini memang perlu dilahirkan, baik bentuk apresiasi maupun kumpulan tulisan. 

"Dunia literasi harus melahirkan gagasan-gagasan baru. Kreator sebagai pekerja terpengaruh dengan seni tradisi atau kehidupannya yang diracik menjadi pertunjukan. Sulaiman Juned melalui buku ini penulis menjelaskan konseptual yang berangkat dari teater tutur. Juga seberapa penting kritikus teater dari sebuah kritik yang menghasilkan karya," paparnya.


Salah seorang sastrawan dan kritikus teater Ubai Dillah Al Anshori mengaku, buku ini menambah wawasannya, selaku orang banyak berkecimpung di ruang seni, dan perkembangan teater tradisi jadi teater modern menjadi hal menarik untuk diulas lebih luas lagi.(sarah)

Posting Komentar

0 Komentar