Menyauk Rezeki dari Keramaian Pengunjung Islamic Center

 

Menggelar dagangan, menyauk rezeki di keramaian jamaah.(ist)

PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Di Masjid Agung Manarul Ilmi Komplek Islamic Center, Kota Padang Panjang, Sabtu (9/12), di gelar kegiatan Tabligh Akbar bersama Ustadz Dr. Syafiq Riza Hasan Basalamah.


Kegiatan itu dipadati pengunjung. Hampir mendekati angka seribuan. Momen itulah yang dimanfaatkan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mereka menyauk rezeki dari meningkatnya transaksi akibat ramainya jamaah.


Jenis jualan yang ditawarkan bernuansa kulner dan cendera mata. Ada minuman, ada pula makanan ringan. Omzet pelaku UMKM selaku pedagang itu pun meningkat. Mereka berharap, kegiatan seperti ini patut dijadikan agenda rutin.


Andre, salah seorang pedagang kerupuk mie dan minuman asal Padang Panjang, bersyukur diadakannya acara ini di Padang Panjang. Kegiatan ini berdampak langsung kepada pedagang dan warga sekitar. 


"Dengan adanya kegiatan ini, dapat meningkatkan omzet penjualan para pedagang. Saya sangat menyambut baik adanya kegiatan tablig akbar ini,” sebutnya, sebagaimana diberitakan Dinas Kominfo Kota Padang Panjang, diakses dan dikutip pada Jumat sore.


KESABARAN

Ustaz Syafiq dalam ceramahnya menjejaskan, dalam menjalani proses tantangan dan dinamika yang dihadapi, kita harus sabar. Sabar itu menahan diri dari hal-hal yang menjerumuskan diri ke jurang kehinaan. Sabar itu terus bergerak dan berupaya dalam mewujudkan kebaikan-kebaikan.    


"Dalam kehidupan ini, manusia tidak akan pernah lepas dari nikmat dan musibah. Saat mendapatkan nikmat dan saat menghadapi musibah, Islam telah memberikan panduan dengan senantiasa memegang dua prinsip, yakni bersyukur ketika mendapat nikmat, bersabar saat mendapatkan musibah," katanya

.

Menurutnya, sabar itu seperti payung yang tidak akan bisa menghentikan hujan, namun akan melindungi kita dari air yang membasahi, sehingga kita masih akan tetap bisa berjalan di tengah derasnya hujan. Kesabaran tidak akan bisa menghilangkan musibah, namun kita akan tetap tegar dalam melewatinya,” tuturnya.


Orang yang sabar, tegasnya, adalah dia yang tidak lemah, tidak mudah patah semangat atau menyerah. Sifat sabar ini dicontohkan Rasulullah ketika umat Islam menjadi minoritas dan ditindas di Mekkah. Tak ada yang berpaling, menyerah, atau kompromi soal akidah Islam. Semua tetap tegas dan kuat meskipun dalam siksaan kaum Quraisy.

  

“Demikian pula ketika dimasa pasca-Hijrah di Madinah, mereka tetap sabar dan tahan banting dengan pasukan yang jumlahnya lebih sedikit. Ketika menahan diri, mereka bersabar. Ketika perang terbuka pun mereka sabar. Dengan modal kesabaran ini, maka umat Islam awal tersebut meraih kemenangan gemilang,” ujarnya.(kominfo pdp; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar