![]() |
diskominfo padang |
PADANG, kiprahkita.com - Masyarakat Kota Padang sudah terbiasa hidup rukun. Mereka damai dalam semangat toleransi. Salah satu buktinya adalah lewat tradisi bernama Serak Gulo.
Tradisi itu kini sudah ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI). Ada 20 tradisi lainnya di Nusantara yang dikukuhkan sebagai WBTbI besama Serak Gulo.
Untuk mensyukurinya, masyarakat bersama Pemko Padang dan Pemprov Sumbar, Rabu (13/12), kembali menghelat tradisi itu di Kawasan Kompleks Masjid Muhammadan, Pasa Gadang, Kota Padang, Rabu (13/12).
Ketua Persatuan Keluarga Muhammadan (PKM) Kota Padang M. Fauzan, dalam laporannya pada acara itu mengatakan, tradisi Serak Gulo berawal dari tradisi di Kota Madras di India Selatan, yang dibawa oleh seorang wali bernama Sahud Hamid yang dikenal sebagai salah seorang tokoh penyebar ajaran Islam.
"Beliau sering berbagi dalam bentuk gula, karena itu sampai saat ini tradisi berbagi gula dengan masyarakat, terus kita lakukan dengan nama Serak Gulo. Kami sangat bersyukur, tradisi ini mendapat dukungan dari Pemprov Sumbar dan Pemko Padang, serta berbuah pengakuan Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Kemendikbudristek RI," ucap Fauzan.
Gubernur Sumbar Buya H. Mahyeldi Ansharullah pada kesempatan itu menyatakan kebanggaannya, karena tradisi Serak Gulo telah mendapatkan pengakuan sebagai WBTbI dari Kemendikbudristek RI.
"Alhamdulillah, kita patut bersyukur, Kementerian Dikbudristek telah menetapkan 21 WBTbI di Sumbar, dan salah satunya adalah tradisi Serak Gulo, yang tetap eksis kita pertahankan hingga hari ini," ucapnya, sebagaimana diberitakan Dinas Kominfo Kota Padang, diakses pada Kamis (14/12) pagi.
Menurut Mahyeldi, masih bertahannya perayaan tradisi serak gulo di Kota Padang, menjadi bukti atau simbol hadirnya kerukunan antar warga di Sumbar, terlepas dari apa pun latar belakang suku, ras, serta agama yang dianut.
Dia berharap agar perayaan tradisi Serak Gulo terus dilaksanakan setiap tahun. "Kita patut bangga pada perayaan tradisi Serak Gulo ini, terlebih sudah masuk dalam jajaran WBTbI dari Kemendikbudristek RI. Untuk itu mari kita sama-sama menjaga dan melestarikannya," ucapnya.
Gubernur menginginkan perayaan tradisi Serak Gulo pada tahun 2024 dapat berlangsung lebih meriah lagi. Bila perlu, tekannya, dikemas selama satu pekan penuh, dan dijadikan sebagai festival yang dipadukan dengan kesenian-kesenian khas India, dan kesenian khas budaya lokal lainnya, sehingga dapat lebih menarik minat wisatawan.
"Kami sangat mengapresiasi semangat dan dedikasi dari semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyelenggarakan kegiatan tahunan Serak Gulo ini, yang berpotensi menjadi salah satu iven penting dalam kalender budaya kita," ucapnya.(MC Padang; ed. mus)
0 Komentar