TANAH DATAR, kiprahkita.com - Sebuah penelusuran mendalam terhadap kondisi Gunung Marapi, dan studi kasus rencana kontijensi gunungapi berbasis informasi geospasial, telah dilakukan oleh Endah Purwaningsih dari Universitas Negeri Padang (UNP).
Hasilnya mengungkap, Gunung Marapi, gunungapi aktif yang berada di wilayah Sumatera Barat, memiliki potensi erupsi yang dapat berdampak signifikan, pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.Untuk mengantisipasi potensi terjadinya korban jiwa, sangat penting untuk menyusun rencana kontinjensi, yang merupakan bagian dari tahapan prabencana. Rencana ini melibatkan aspek geospasial, dalam pemetaan dan analisis bencana gunungapi.
Informasi geospasial yang terkait dengan bahaya letusan Gunung Marapi, mesti disajikan dalam bentuk peta yang mencakup kawasan rawan bencana, kerentanan sosial dan ekonomi, serta risiko bencana letusan gunungapi.
"Melalui analisis spasial data primer dan sekunder, termasuk survei lapangan, telah diidentifikasi. terdapat 65 nagari di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, yang berpotensi terkena dampak erupsi Gunung Marapi," terang Endah, dalam publikasi yang dirilis pada laman researchgate.net, diakses pada Rabu (14/2/2024) pagi.
Nagari-nagari rawan terdampak letusan Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar adalah Jaho, Paninjauan, Panyalaian, Aie Angek, Koto Baru, Singgalang, Koto Laweh, Pitalah, Batipuh Baruah, Batipuh Ateh, Sabu, dan Andaleh.
Kemudian, Nagari Batu Basa, Sawah Tangah, Simabue, Pariangan, Sungai Jambu, III Koto Padangluar, Padang Magek, Rambatan, Cubadak, Parambahan, Labuah, Lima Kaum, Baringin, dan Pagaruyuang.
Lalu, Nagari Sungayang, Tanjuang, Sungai Patai, Talang Tangah, Gurun, Simpuruik, Sungai Tarab, Padang Laweh, Koto Tuo, Pasie Laweh, Kumango, Rao-rao, Kotobaru, Lawang Mandahiliang, Salimpauang, Supayang, Situmbuak, Sumaniak, dan Tanjung Alam.
Sedangkan di Kabupaten Agam, nagari-nagari yang rawan terpapar erupsi Gunung Marapi adalah Kubang Patiah, Batu Palano, Sariak, Sungai Pua, Batu Taba, Pasia, Balai Gurah, dan Panampuang.
Setelah itu, Biaro Gadang, Lambah, Ampang Gadang, Bukik Batabuah, Lasi, Canduang Kotolaweh, Koto Tinggi, Padang Tarok, Simarasok, Tabek Panjang, Koto Baru, dan Koto Tangah.
Kawasan rawan bencana letusan Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, masih menurut Endah, memiliki luas daerah terkena dampak yang signifikan, mencapai 6.606 hektar dan 13.122 hektar secara berturut-turut.
Nagari Bukik Batabuah di Kabupaten Agam, merupakan salah satu yang paling terkena dampak, dengan luas daerah bahaya mencapai 1.822 hektar, disebabkan oleh posisinya yang berada di lereng atas Gunung Marapi.
Saat ini, Gunung Marapi berada pada Level III atau Siaga sejak 9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB.
Meskipun telah mengalami sejumlah letusan dan kegempaan, sejak meletus besar pada Ahad, 3 Desember 2023 yang menyebabkan 24 pendaki meninggal dunia, Gunung Marapi masih dalam keadaan sangat aktif.
Sudah ada ribuan letusan, hembusan, dan kegempaan yang tercatat.
Studi ini memberikan wawasan yang penting bagi pemerintah daerah dan instansi terkait, untuk mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan, guna mengurangi potensi risiko dan mempersiapkan masyarakat setempat, menghadapi ancaman letusan Gunung Marapi.(*/mus)
0 Komentar