Oleh Dr. Suhardin, S.Ag., M.Pd.
Sekretaris Lembaga Dakwah Komunitas
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
OPINI, kiprahkita.com - Banyak yang berdoa, “Ya Allah bertemukanlah kami dengan Ramadhan lagi.” Tetapi tidak sedikit diantara teman, saudara, orang tua, engkong, paman dan tante sudah mendahului kita, ia tidak dipertemukan Allah lagi dengan Ramadhan.
Kita bersyukur kepada Allah SWT dipertemukan dengan Ramdhan ini. Ada tiga anugerah yang diberikan Allah kepada kita, yang sekarang tengah bertemu dengan Ramadhan.
Pertama, Ramadhan akan dapat membasuh dosa-dosa kita yang sudah berlalu beberapa tahun yang lalu, seperti yang disampaikan oleh Rasul: siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan perhitungan (berpuasa dengan Ilmunya), maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya”.
Allah SWT sangat sayang kepada kita. Boleh jadi kita yang dipertemukan dengan Ramadhan kali ini, masih bergelimang dosa, baik secara personal maupun secara sosial, maka Allah SWT memberikan karunia kepada kita untuk menghapus dosa-dosa tersebut, dengan optimalisasi peribadatan di bulan Ramadhan ini.
Semoga semua teman-teman kita yang sudah dipanggil oleh Allah SWT, telah selesai urusannya dengan beliau, husnul khatimah mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.
Kedua, bulan Ramadhan diturunkan Al-Quran. Pada bulan ini terdapat bonus luar biasa, yakni malam lailatul qadar, dimana malam tersebut lebih baik dari seribu bulan, sama dengan beribadah dalam durasi delapan puluh tahun.
Bagi kita yang serius beribadah pada bulan ini dengan imsak di siang hari, menegakkan malam dengan qiyamur Ramadhan, lanjut dengan i’tikaf pada malam-malam terakhir, insya Allah bonus lailatul qadar tersebut akan didapati. Maka kuncinya, adalah keseriusan berjumpa dengan Ramadhan.
Ketiga, bulan Ramadhan bulan Al-Quran. Seharusnya di bulan ini kita optimalisasikan tadarus Al-Quran berkali-kali khatam. Literasi Al-Quran agak langka dikalangan keluarga muslim.
Boleh jadi hari-hari kita penuh dengan hendphone, kita sibuk dalam membaca whatsap, sibuk bermain media sosial, jarang membaca Al-Quran apalagi mempelajari dan menganalisisnya.
Bulan ini momentum strategis bagi kita untuk membaca, mempelajari, berdiskusi tentang isi ayat-ayat Al-Quran, bukan hanya berdebat terkait dengan khilafiah dalam penerapan hukum Islam, melelahkan, membosankan dan membuat ummat Islam tertinggal jauh dibandingkan dengan peradaban lain.
Perjumpaan dengan Ramadhan ini janganlah disia-siakan. Boleh jadi, di tengah kita belum optimal dalam memanfaatkan momentum Ramadhan ini, di saat itu, kontrak hidup kita dengan yang Maha Kuasa telah berakhir, kita akhirnya menyesal, karena belum maksimal dengan Ramadhan.
Nauzubillahi min zalik.***
0 Komentar