![]() |
Salah satu titik longsor di jalan Padang-Pessel.(pendim) |
PESSEL, kiprahkita.com - Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Wilayah Sumatera Barat merilis, rupanya masih banyak korban banjir dan galodo di Pesisir Selatan yang belum ditemukan.
"Korban meninggal dunia ada 23 orang. Rinciannya: di Langgai sepuluh orang, Lengayang satu orang balita, Bayang satu orang, dan Tarusan sebelas orang," kata Ketua MDMC Sumbar Portito, Ahad (10/3) pagi.
Menurutnya, saat ini petugas gabungan dan masyarakat masih melakukan pencarian. Di Kampung Langgai Nagari Ganting Mudiak Utara Surantih, Kecamatan Sutera, dari sepuluh orang yang dilaporkan hilang, tujuh di antaranya sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, sedangkan tiga lagi dalam pencarian.
Sementara di Tarusan, dari sebelas orang yang dilaporkan hilang, delapan di antaranya sudah ditemukan dalam keadaan meninggal, dan sudah dievakuasi petugas. Sedangkan tiga orang lagi masih dalam pencarian.
Seorang warga pada GWA Siaga Bencana melaporkan, ada satu keluarga dari Pariaman yan sedang melintas, saat banjir bandang melanda. Anggota keluarga dalam satu mobil itu tujuh orang. Lima di antaranya sudah ditemukan, sementara sopir dan satu orang penumpangnya, sampai pagi ini belum ditemukan.
Dalam peristiwa itu, kendaraan yang terseret galodo ada empat unit minibus, terdiri dari panther, rush, agya, dan avanza. Musibah ini terjadi di Barung-barung Balantai, Kecamatan XI Koto Tarusan.
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), menetapkan status keadaan darurat bencana banjir dan galodo selama 14 hari, terhitung 8-21 Maret 2024.
Penetapan itu melalui Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/116/Kpts/BPT-PS/2024, tanggal 8 Maret 2024. Status keadaan darurat itu diberlakukan untuk Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, IV Nagari Bayang Utara, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, dan Lengayang.
Lalu, Kecamatan Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Airpura, Pancung Soal, Ranah Ampek Hulu Tapan, Basa Ampek Balai Tapan, Lunang, dan Kecamatan Silaut.(*/mus)
0 Komentar