NUSA DUA, kiprahkita.com - Sistem peringatan dini, untuk mengurangi resiko dan meningkatkan mitigasi bencana, nampaknua masih terjadi ketimbangan dan ketidakadilan.
Demikian dikatakan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prof. Dwikorita Karnawati, saat berbicara pada Third Session of the Commission for Weather, Climate, Hydrological, Marine, and Related Environmental Service and Applications (SERCOM 3) di Nusa Dua, Bali.
Menurutnya, perlu adanya komitmen peringatan dini untuk semua, dalam upaya melindungi masyarakat dari meningkatnya kejadian cuaca ekstrem. dan dampak bencana alam.
Dwikorita menyoroti ketidakadilan dalam sistem peringatan dini. Menurutnya, masih ada ketimpangan dan ketidakadilan dalam akses, terhadap sistem peringatan dini di berbagai negara.
"Sistem peringatan dini dan tindakan cepat, sangat penting dalam mengurangi risiko bencana dan mendukung adaptasi iklim," ungkap Dwikorita, yang juga Perwakilan Tetap Indonesia untuk Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan Anggota Badan Eksekutif Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).
Dwikorita menegaskan, sistem peringatan dini harus menjadi hak yang sama bagi semua orang, karena dampak perubahan iklim, telah meningkat secara global.
Dia juga menyoroti isu ketidakadilan gender dalam konteks perubahan iklim, di mana perempuan dan komunitas terpinggirkan, seringkali menanggung beban terberat.
"Seluruh negara harus berupaya mencapai solusi inklusif yang menjamin kesetaraan dan keadilan dalam aksi iklim bersama," tambahnya, sebagaimana dirilis Humas BMKG, diakses pada Kamis (7/3) sore.
Dalam SERCOM 3 dan Gender Conference yang berlangsung 4-9 Maret 2024 itu, Dwikorita berharap dapat menciptakan forum produktif, untuk berbagi pengetahuan dan solusi, terkait perubahan iklim dan kesetaraan gender.
Dia menekankan, kolaborasi erat antar-negara dan lintas disiplin, sangat penting untuk menciptakan langkah-langkah konkret, dalam menjaga keberlanjutan dan kesejahteraan bersama di masa depan.
"Ini bukan hanya diskusi akademis; ini adalah fondasi untuk masa depan kita bersama," pungkas Dwikorita.
Harapan BMKG dan Indonesia sebagai tuan rumah SERCOM 3, katanya lagi, adalah untuk memicu komitmen global, terhadap pembangunan berkelanjutan dan ketahanan, melalui kolaborasi dan partisipasi yang lebih besar dari semua pihak.(*/mus)
0 Komentar