PESSEL, kiprahkita.com - Dalam perkembangan yang signifikan, Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sumatera Barat, berhasil mencapai daerah terpencil di Batu Bala dan Langgai, Pesisir Selatan.
Sebelumnya, kawasan tidak dapat diakses akibat dampak bencana alam. Dengan menggunakan mobil, tim berhasil melewati titik akses terakhir, memfasilitasi pengiriman bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
Ketua MDMC Sumbar Portito menjelaskan, perjalanan timnya menuju titik sangat menantang. Diperlukan sekitar satu jam untuk mencapai Batu Bala, menggunakan sepeda motor, karena banyak jalan yang putus. Sementara itu, untuk mencapai Langgai, Kecamatan Sutera, diperlukan tambahan waktu 2,5 jam dengan berjalan kaki, karena jalur tidak dapat dilalui.
Saat ini, ujarnya, terdapat 65 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di SDN 37 dan TK, Batu Bala, sementara 24 KK lainnya berada di SDN Langgai. Mereka telah mengalami dampak banjir dan longsor, menyebabkan kerusakan dan genangan air di rumah mereka.
"Para pengungsi ini, yang berjuang dengan rasa takut, trauma, dan kebutuhan pokok yang tidak terpenuhi dengan vukup, tidak dapat menjalankan ibadah Ramadhan seperti saudara-saudara mereka dalam keadaan yang lebih beruntung," ujarnya.
PENANGANAN DARURAT
Sebelumnya, Senin (11/3), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto, memimpin rapat koordinasi penanganan darurat bencana banjir dan longsordi Sumbar.
Dalam rapat itu, dia menekankan perlunya mengutamakan kecepatan penanganan tanggap darurat bencana. Khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan pangan pokok, serta pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.
Sebanyak 30 warga meninggal dunia dan enam orang masih dinyatakan hilang akibat banjir dan tanah longsor, sementara warga mengungsi mencapai 78.877 orang. Kerugian infrastruktur yang diperkirakan mencapai Rp226 miliar.
"Bencana ini cukup masif, karena mengakibatkan korban jiwa 27 orang di Kabupaten Pesisir Selatan dan tiga orang di Kabupaten Padang Pariaman," katanya, sebagaimana dikutip dari laman infopublik.id.
Menyikapi dampak bencana tersebut Pemerintah Provinsi Sumbar telah menetapkan status tanggap darurat, guna merespons cepat kondisi penanggulangan bencana.
Status tanggap darurat juga ditetapkan di lima dari 12 daerah terdampak banjir. Kelima daerah itu yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman Barat.
BNPB juga menyerahkan bantuan sementara untuk kebutuhan awal berupa dukungan operasional, logistik dan peralatan, serta Dana Siap Pakai (DSP) senilai total Rp1,75 miliar untuk penanggulangan bencana.
Usai rakor, Kepala BNPB didampingi Sekdaprov Sumbar Hansastri, melakukan peninjauan ke lokasi bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan. Sementara Gubernur Mahyeldi mendampingi Sestama BNPB, Rustian meninjau lokasi bencana di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman.(*)
0 Komentar