Warga Padang Bersih-besih dan Enggan Pergi Balimau

 

Warga Padang bersih-bersih rumah setelah banjir surut.(infopublik)

PADANG, kiprahkita.com - Setiap akan memasuki bulan puasa, biasanya warga Kota Padang pergi balimau ke sungai dan pemandian. Bahkan sampai jauh ke luar kota, seperti Padang Panjang, Limapuluh Kota, dan lain-lain.


Pokoknya, di mana ada pemandian, di situ warga Padang akan terlihat hadir. Kendaraan warga Padang pun terlihat berjejer di areal parkir tempat pemandian umum.


Tapi itu dulu. Memasuki Ramadhan 1445 H ini, membuat warga Padang menahan diri. Jangan kan ke luar kita, tempat pemandian umum di dalam kota saja sepi. Tradisi balimau nyaris terlupakan.


"Iya, cuaca di Padang buruk, takut banjir lagi," ungkap Joni, seorang warga di Anak Aie, pada hari Ahad (10/3/2024).


Tradisi balimau dilakukan di sungai atau tempat pemandian yang ada, biasanya sehari sebelum masuk bulan puasa. Kali ini, sejumlah sungai yang biasanya digunakan untuk tradisi tersebut, tidak begitu ramai seperti biasanya.


"Air keruh, kami juga was-was untuk mandi-mandi di sini," ujar Wati ketika berada di Sungai Lubuk Minturun.


Beberapa sungai di Padang yang kerap dijadikan tempat balimau, seperti Lubuk Minturun, Lubuk Mato Kucing, Batang Kuranji, serta beberapa tempat pemandian umum lainnya, juga mengalami penurunan aktivitas warga dalam melaksanakan tradisi tersebut.


Kondisi cuaca yang tidak menentu dan kekhawatiran akan banjir kembali, membuat warga lebih berhati-hati dan enggan untuk melaksanakan tradisi balimau sepenuhnya. 


Meskipun tradisi tersebut memiliki makna dan nilai kebersihan yang penting, keselamatan juga menjadi faktor utama yang dipertimbangkan oleh warga dalam situasi seperti ini.


BERSIH-BERSIH RUMAH

Sementara itu, warga Padang terlihat mulai bersih-bersih rumah setelah terendam banjir. Warga bersama dengan tim gabungan melakukan upaya pembersihan lingkungan dan rumah, dengan dukungan semprotan air dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang.


Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Hendri Zulviton menjelaskan, banjir telah surut sejak Sabtu (9/3/2024). 


Sebelumnya, banjir bandang telah menerjang wilayah Kota Padang pada Kamis (7/3/2024) dan Jumat (8/3/2024), disebabkan oleh hujan berintensitas tinggi di bagian hulu yang menyebabkan meluapnya air di beberapa sungai dan mencapai jalan serta pemukiman warga.


Total warga yang terdampak banjir di Kota Padang mencapai 10.150 KK atau sekitar 35.299 jiwa. Sebanyak 3.734 warga yang mengungsi saat kejadian kini telah kembali ke rumah masing-masing. "Kemarin sore para pengungsi sudah kembali ke rumah," tambah Hendri.


Meskipun banjir sudah surut dan warga telah kembali ke rumah, kebutuhan akan makanan dan selimut masih menjadi hal mendesak bagi warga saat ini.


Menurut data BPBD Kota Padang, tercatat sebanyak 10.150 unit rumah terdampak, dua unit rumah hanyut, tiga ruas jalan terdampak, dan satu unit Mushalla terdampak akibat banjir.


Selain banjir, BPBD Kota Padang juga mencatat kejadian longsor di enam lokasi, pohon tumbang akibat angin kencang sebanyak 19 kejadian, dan satu kejadian abrasi pantai di Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Lubuk Begalung. 


BPBD Kota Padang mengimbau warga untuk selalu waspada akan potensi bencana, mengingat letak geografis Kota Padang yang berada di kawasan rawan bencana, termasuk gempa bumi.(infopublik.id; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar