![]() |
Perbaikan jalan nasional yang dihanyutkan galodo.(*) |
TANAH DATAR, kiprahkita - Sebanyak 13 orang warga yang diperkirakan hanyut, saat gelombang banjir bandang dan lahar dingin menghantam beberapa nagari di Kabupaten Tanah Datar, hingga kini belum ditemukan.
Bencana ini datang melanda, Sabtu (11/5) sekira pukul 23.00 WIB. Tidak sedikit kerugian dan korban meninggal dalam musibah terkait erupsi Gunung Marapi ini.
Meskipun operasi pencarian oleh Tim SAR seharusnya berakhir, di hari ketujuh pasca kejadian. Namun menurut Dandim 0307 Tanah Datar Letkol Inf. Agus Priyo Pujo Sumedi, pihaknya akan terus melakukan pencarian korban hilang, bersama tim gabungan lainnya.
"Walaupun hari terakhir bagi tim SAR dalam pencarian, upaya pencarian akan tetap dilaksanakan sementara sampai masa tanggap darurat berakhir. Namun, apabila keluarga yang anggotanya hilang masih ingin terus mencari, kami akan terus mencari sampai keluarga benar-benar mengikhlaskan, kepergian keluarganya yang hilang," kata Letkolnya.
Hingga Jumat (17/5), tercatat masih ada 13 korban yang belum ditemukan. Dandim Agus menegaskan, pencarian akan tetap menjadi prioritas, dengan memperluas wilayah pencarian selama masa tanggap darurat.
"Pencarian akan diperluas dan kita perjauh area pencariannya. Sampai dengan 13 orang yang dinyatakan hilang ini bisa ditemukan semua," tambahnya, sebagaimana dirilis Dinas Kominfo Tanah Datar, diakses ada Sabtu (18/5).
Upaya pencarian korban hilang akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Tim SAR, TNI, Polri, dan relawan, untuk memastikan seluruh korban dapat ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kepastian.
Pemerintah daerah dan tim tanggap darurat, berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan bantuan kepada keluarga korban selama proses pencarian berlangsung.
Dengan kondisi cuaca yang masih tidak menentu, tim pencarian dihadapkan pada tantangan besar, namun upaya maksimal tetap dilakukan untuk menemukan korban hilang.
Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat, untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas, terkait kondisi cuaca dan potensi bencana susulan.
Mencermati data yang disiarkan Jumat (17/5/2024) pukul 12.00 WIB, menunjukkan dampak bencana yang sangat parah.
Kerusakan fisik yang tercatat meliputi 19 unit rumah rusak ringan, 125 unit rumah rusak sedang, 88 unit rumah rusak berat, dan 23 unit rumah hanyut.
Selain itu, 36 jembatan dilaporkan rusak. Banjir bandang juga mengakibatkan korban meninggal sebanyak 29 orang, dengan 20 orang mengalami luka-luka, 13 orang hilang, dan 3 orang belum teridentifikasi.
Kerusakan infrastruktur lainnya meliputi 19 tempat ibadah, 1 unit fasilitas pendidikan, 20 sarana perdagangan, 1 unit fasilitas kesehatan, lebih dari 412 hektar lahan persawahan, 61 unit irigasi, 140 sektor perikanan, 10 titik objek wisata, dan 6 unit industri kecil dan menengah (IKM). Selain itu, 51 unit kendaraan roda empat dan 117 unit kendaraan roda dua juga mengalami kerusakan.
Jumlah pengungsi tercatat sebanyak 2.634 jiwa yang tersebar di enam kecamatan terdampak. Upaya pencarian korban hilang dan penanganan dampak bencana terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan.
Pemerintah daerah bersama dengan berbagai pihak terkait terus berupaya untuk memberikan bantuan dan melakukan pemulihan secepat mungkin, terutama bagi para korban yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.
Dalam menghadapi bencana ini, koordinasi dan sinergi antara berbagai pihak sangat diharapkan untuk memastikan, bantuan dan penanganan bencana dapat berjalan dengan efektif dan efisien.(mus)
0 Komentar