Anugerah dan Bencana


OPINI, kiprahkita.com - Allah SWT sangat banyak memberikan anugerah kepada manusia, baik ia mukmin, kafir, munafik. Tidak ada diskriminasi manusia berbasis keyakinan. 


Semua manusia dan makhluk yang diciptakan Allah SWT diberikan anuerah, kehidupan dengan menempati alam raya yang dilengkapi berbagai fasilitas komplek, seimbang dan harmonis, rezeki yang berlimpah atas usaha dan kerja keras, kehidupan yang rukun di tengah-tengah habitat masing-masing, dikirimkan pembimbing untuk memastikan tetap pada jalan lurus dalam kehidupan. 



Oleh Dr. Suhardin, S.Ag., M.Pd. 

Dosen Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta


Allah SWT sangat sayang kepada makluk ciptaan-Nya. Ia berikan manusia mandat khusus untuk mewakili diri-Nya dalam menata, mengelola, dan memanfaatkan alam raya ini, dari bumi hingga angkasa raya. 

Manusia diperintah-Nya untuk belajar, membaca, mengamati, menghitung segenap fenomena alam untuk dijadikan teori, konsep dan hukum, sebagai pedoman dalam berkarya, berinovasi dan menciptakan sesuatu yang terbaru dalam meningkatkan kesejahteraan dan penguasaan manusia terhadap alam.   


Manusia diperintahkan mengendalikan hal-hal yang akan membuat sesuatu yang mendatangkan bahaya terhadap makhluk ciptaan-Nya. Sungai sebagai aliran air dari gunung ke laut, tentu mendatangkan manfaat terhadap manusia, juga mendatangkan mudharat. 


Jika manusia memeliharanya dengan baik dan rapi, membuat penghijauan, menjaga kelestarian daerah aliran sungai, tentu mendatangkan keberkahan luar biasa. 


Tanah subur, air menjadi sumber kehidupan, aliran air dapat menjadi sarana transportasi, bantaran sungai dapat dijadikan wahana rekresasi dan objek wisata. 


Tetapi jika sungai tidak dijaga sebagaimana di atas, ia akan menjadi monster yang akan memakan korban luar biasa. 


Kegiatan manusia yang melakukan deforestrasi di hulu, dapat membuat sungai mengalirkan air curahan hujan dengan membawa berbagai material gunung ke aliran sungai, menghancurkan berbagai pemukiman warga, perkebunan warga, menghanyutkan hewan ternak dan manusia yang berada pada pusaran arus air sungai.


Seperti terlihat pada peristiwa banjir bandang di Sumatera Barat, curah hujan yang sangat tinggi, membawa material gunung Merapi yang menumpuk, akibat erupsi yang terjadi berkali-kali sebelumnya. 


Kejadian ini membawa korban. Sudah 67 orang dinyatakan meninggal dunia, 20 orang masih dilaporkan hilang, 37 orang mengalami luka-luka, dan 3.396 jiwa mengungsi. 


Bencana ini adalah takdir, terjadi atas kehendak Allah SWT, tetapi ini bukan hukuman, hanyalah teguran, peringatan dan isyarat alam kepada manusia, terutama pimpinan untuk bersegera melakukan refleksi, berkontemplasi atas kebijakan dan kelalaian selama ini. 


Kelalaian dalam mengembangkan berbagai regulasi terkait dengan daerah aliran sungai, deforestrasi yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, penataan pemukiman dan penempatan infrastruktur jalan raya yang mepet sungai, padahal sungai merupakan ekosistem hijau yang harus dipelihara kelestariannya. 


Bencana sebagai alam menyapa, menegur manusia untuk senantiasa ingat, berzikir kepada penciptanya. Tentu kita senantiasa berdoa, semoga yang telah dipanggil Allah SWT mengakhiri kehidupannya, akibat bencana yang ditimpakan merupakan kematian yang husnul khatimah.


Beliau disaksikan oleh segenap khalayak, didoakan oleh segenap manusia, sehingga beliau termasuk yang langsung mendapat ampunan dan maaf dari Allah, segala dosa dan kekhilafannya dihapus oleh Allah SWT dan ditempatkan Allah kelak di dalam sorga-Nya. 


Kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana tentu kewajiban semua pihak, bukan hanya pemerintah dan pihak korban, tetapi hal ini peluang strategis bagi segenap manusia untuk memberikan diri, harta dan kuasa yang dimiliki untuk saling bersinergi melakukan recovery, agar semua kerusakan dapat pulih kembali.


Kehidupan ekonomi kembali normal, transportasi kembali lancar, trauma psikologis akibat hantaman bencana dapat dipulihkan dengan berbagai treatment trauma healing, sehingga semua berjalan lebih baik lagi.***

Posting Komentar

0 Komentar