JAKARTA, kiprahkita.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan tim drone, untuk melakukan pemetaan luas terhadap area terdampak galodo di Sumatra Barat, dan memetakan potensi bencana susulan yang mungkin terjadi.
Pada Ahad (26/5), tim drone yang terdiri dari dua orang personel dari Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, satu orang pilot drone dari Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI), dan satu orang pilot dari sky volunteer menerbangkan tiga pesawat tanpa awak (drone) berjenis tetracopter Autel Evo II.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, tetracopter merupakan pesawat tanpa awak dengan empat baling-baling.
Pemetaan kali ini, ujar Muhari, difokuskan di lereng Gunungapi Marapi, Kabupaten Tanah Datar, dengan titik fokus di wilayah Sungai Jambu, Pasia Laweh, dan Sigarunggung.
Aliran sungai yang berhulu ke Marapi di tiga wilayah ini, disinyalir terdapat material batuan yang mengganjal dan berpotensi menghambat jalannya aliran air.
Sebelumnya, BNPB bersama dengan perwakilan forkopimda Tanah Datar telah melakukan pemantauan udara dengan menggunakan helikopter di tiga titik lokasi ini, namun tidak mencapai hasil yang maksimal karena kendala cuaca.
Area pemetaan kali ini, secara umum mengacu pada wilayah kerja yang sudah disiapkan, berdasarkan hasil analisis dan laporan area terdampak yang dapat dicek melalui portal inaRisk.
Meskipun cuaca mendung disertai gerimis ringan, pada operasi drone hari ini tim berhasil menerbangkan pesawat nirawak berwarna oranye hingga ketinggian 200 meter yang mencakup area seluas 40 hektar.
Hasil pemantauan visual yang didapatkan menunjukkan bahwa belum ditemukan batu besar yang berpotensi menghambat aliran air di alur sungai Jambu, Pasir Lawas, dan Sigarunggung.
Tindak lanjut hasil pemetaan hari ini akan menjadi acuan untuk pelaksanaan upaya penanganan darurat sesuai empat kesepakatan langkah lanjutan penanganan banjir lahar hujan di Sumatra Barat, yaitu normalisasi aliran sungai, pemasangan unit early warning system (EWS), demolish, dan pembangunan sabo dam.(*/mus)
0 Komentar