PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Pada suatu malam yang tenang, ketika penduduk mulai bersiap memasuki alam mimpi setelah aktivitas panjang, kedamaian itu tiba-tiba pecah oleh datangnya air bah.
Hantaman air yang dahsyat ini menghancurkan beberapa tempat di Sumatra Barat, termasuk Lubuk Mata Kucing, sebuah tempat wisata terkenal yang menghubungkan akses jalan dari Padang menuju Padang Panjang.
Lubuk Mata Kucing, yang terletak di Kelurahan Pasar Usang, adalah tempat pemandian umum yang populer dan sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam maupun luar Sumatra Barat.
Tempat ini telah menjadi legenda sejak awal 1990-an, memancarkan keindahan alam Sumatra Barat. Namun, siapa sangka tempat yang penuh pesona ini harus menjadi korban dari keganasan bencana alam, hancur tanpa sisa.
Biasanya, Lubuk Mata Kucing adalah tempat yang penuh kebahagiaan, dengan suara tawa menggema dari para pengunjung. Namun kini, hanya tersisa kenangan pahit.
Suara tawa yang ceria telah tergantikan oleh deru keras air sungai yang menghantam jalan, menimbulkan kekhawatiran dan rasa takut bagi warga sekitar.
Tragedi ini merenggut banyak air mata di setiap sudut yang dilihat. Tempat yang dulu penuh keceriaan kini hanya menyisakan puing-puing dan kenangan pahit, di mana tawa dan canda tergantikan oleh isak tangis dan rasa takut yang mendalam.
Tragedi bencana alam ini disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi, membuat sungai salah sayu hulu aliran Batang Anai di Lubuk Mata Kucing tidak mampu menampung luapan air yang besar.
"Air mengandung lahar dingin, bebatuan besar, dan berbagai material itu meluap dan menghantam jalanan hingga menjadi kepingan reruntuhan yang bercampur dengan air sungai yang keruh," tutur Adri, seorang warga setempat.
Jalan yang merupakan akses penting bagi kehidupan sehari-hari warga kini hilang, hanya meninggalkan puing-puing kesedihan.
Jalan yang biasanya dilalui warga untuk berjualan dan mencari nafkah, kini menjadi reruntuhan yang tergenang oleh air sungai yang deras.
Peristiwa mengerikan ini menyisakan kesedihan mendalam dan kerugian besar bagi warga sekitar. Tidak hanya merusak properti, tetapi juga infrastruktur penting seperti pasokan air yang tercemar.
"Warga yang tinggal di sekitar Lubuk Mata Kucing, yaitu Bukit Surungan, Pasar Baru, Pasar Usang, sebagian Guguk Malintang, Tanah Pak Lambik, Balai-Balai, Silaing Atas dan Silaing Bawah mengalami kesulitan mendapatkan pasokan air bersih karena adanya pipa yang hancur pada tragedi ini, hingga pemadaman listrik yang menyulitkan aktivitas sehari-hari," lanjut Adri.
Adri berharap agar kerusakan ini dapat segera diperbaiki, agar warga bisa kembali beraktivitas seperti biasa dan Lubuk Mata Kucing bisa kembali beroperasi sebagai tempat wisata yang memperlihatkan keindahan alam Sumatra Barat.
Meskipun tragedi ini tidak memakan korban jiwa, tetap menjadi berita duka yang menambah derita masyarakat Sumatra Barat. Dari sini kita belajar bahwa musibah bisa datang tanpa diduga, maka kita harus selalu waspada dan berdoa kepada Tuhan yang Maha Kuasa untuk senantiasa melindungi kita. (Alya Putri, mahasiswi ISI Padangpanjang)
0 Komentar