Oleh Kasman Katik Sulaiman
Kader Muhammadiyah, tinggal di Kota Sungaipenuh
OPINI, kiprahkita.com - Sebagai gerakan Islam yang mengemban misi dakwah dan tajdid, Muhammadiyah bertujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Oleh Karena itu, diperlukan orang-orang yang berkualitas dan semangat yang kuat untuk, menjadi penggerak utama dan tugas khusus di persyarikatan Muhammadiyah. Orang-orang inilah disebut Kader Muhamamdiyah.
Bagi Muhammadiyah, kader merupakan kekuatan inti organisasi. Kader adalah orang-orang terpilih yang menjadi anak panah Muhamamdiyah, yang mampu menjadi penggerak organisasi dan menghidupkan organisasi dari dalam.
Maka ketiadaan kader atau minimnya kader akan menyebabkan organisasi menjadi lemah, loyo, regenerasi organisasi dan kepemimpinan mandek, gerakan jadi statis bahkan bisa menjadi lumpuh tanpa aksi (amal).
Sejak awal Muhammadiyah telah menyadari, perlu upaya-upaya yang terarah, terintegrasi dan terpadu untuk menyiapkan kader-kader persyarikatan yang tangguh, kuat dan mumpuni.
Proses terwujudnya kader ini disebut kaderisasi, yaitu kegiatan untuk mendidik, melatih seorang untuk menjadi kader.
Selain itu juga digunakan istilah pengkaderan (pengaderan). Kita juga mengenal istilah perkaderan yaitu segala sesuatu yang berhubungan kader.
Di Muhamamdiyah namanya disebut SPM (Sistem Perkaderan Muhamadiyah ). Sistem itu terpogram, terarah dan berkesinambungan untuk mewujudkan kader Muhamamdiyah yang memiliki ruh (spirit), integritas dan kompetensi untuk berperan dalam persyarikatan, kehidupan umat dan bangsa serta dunia global.
Proses kaderisasi Muhammadiyah itu dilaksanakan melalui beberapa jalur, ada jalur keluarga, jalur amal usaha, jalur organisasi otonom dan jalur khusus melalui program kaderisasi Majelis Pendidikan Kader (MPK), sekarang menjadi Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI).
Ternyata pemikiran untuk menyiapkan kader dilakukan ayah. Pada pertengahan tahun 1988 setamat SMP, ayah mengantarkan saya sekolah ke Kauman Muhammadiyah Padang Panjang.
Saya menurut saja apa yang diinginkan, setelah sebelumnya juga mendengar saran dari Buya Abizar Lubis yang ketika itu rutin memberikan pengajian Muhammadiyah di Ranting Kayu Tanam.
Tak disangka juga beberapa tahun kemudian, Buya Abizar Lubis ini jugalah yang merekomendasikan saya hingga saya berketatapan hati hijrah ke Sungai Penuh-Kerinci pada tahun 1997, saat itu beliau menjabat Dekan Fakultas Ushuluddin UMSB.
Delapan tahun lamanya saya tertambat di Padang Panjang, tiga jalur kaderisasi itu pernah saya jalani. Jalur pertama adalah melalui amal usaha. Jalur amal usaha ini, saya tempuh dengan menjadi siswa di KMM dan mahasiswa di Fakuktas Ushuluddin UMSB, serta menjadi karyawan tata usaha di sekolah dan madrasah.
Saya pernah mengabdi sebagai karyawan tata usaha di SD, MTSM/SMPM dan KMM Kauman Padang Panjang .
Jalur kedua melalui jalur Ortom di IPM dan IMM. Di IPM pernah dipercaya sebagai Ketua PD IPM Padang Panjang Batipuh X Koto.
Di Padang Panjang, khususnya Kauman Muhammadiyah dari dulu telah menjadi tempat persemaian kader-kader muda Muhammadiyah yang berasal dari berbagai daerah. Mereka datang ke Padang Panjang sebagai siswa untuk menuntut ilmu pengetahuan di sekolah dan madrasah yang ada di Kauman.
Di Kauman ada lembaga pendidikan dari TK ABA, SD Plus Muhamamdiyah, MTs Muhamamdiyah, SMP Muhamadiyah, Kulliyatul Mubalighien Muhammadiyah, SMA Muhamadiyah, FKIP UMSB, Fakultas Ushuluddin dan Tarbiyah UMSB, FAI yang sekarang sudah pindah ke Kampus Padang.
Semuanya telah menarik minat siswa-siswa dari Padang panjang sendiri, dari berbagai Kota di Sumatera Barat dan beberapa Kota dan Propinsi di luar Sumbar.
Di samping siswa-siswa dan mahasiswa tersebut menuntut secara formal di sekolah atau PT yang ada, mereka juga digembleng dan dibina secara kontinyu melalui organisasi-organisasi otonom Muhammadiyah yang ada.
Saat itu tersebutlah Ikatan pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)), Pemuda Muhammadiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah (NA).
Dari tamatan Kauman ini, akhirnya setelah mereka kembali ke daerah masing-masing maupun bekerja di berbagai daerah dalam berbagai profesinya, mereka-mereka itu banyak yang melanjutkan aktivitasnya menjadi penggerak Muhammadiyah di daerahnya.
Saya banyak mendapatkan informasi dan selalu terhubung dengan mereka, teman-teman seangkatan, kakak kelas ataupun senior kami maupun adik-adik yunior, yang menjadi Aktivis Muhammadiyah dan Aisyiyah di daerahnya. Bahkan ada juga yang aktif di Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Menurut mereka dan saya, Kauman telah menjadi ladang persemaian bagi kami, sedangkan daerah kami tempat memanen hasil didikan dan binaan Kauman padang Panjang.
Pengalaman dan pelajaran kaderisasi yang kami peroleh selama di Padang Panjang telah menjadi modal bagi kami untuk menghidupkan dan menggerakkan Muhammadiyah di tempat kami.
Salam hormat untuk para guru-guru, para senior dan yunior di mana pun berada.***
0 Komentar