JAKARTA, kiprahkita.com - Kecelakaan maut saat pelajar jalan-jalan kembali terulang. Kali ini, bus yang mereka sewa diduga blong rem. Ada sebelas pelajar dan guru yang tewas dalam kejadian.
Sebelas korban meninggal dunia akibat peristiwa itu, terdiri dari sembilan orang siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, seorang guru, dan seorang warga sekitar kejadian.
Bus pariwisata yang mereka gunakan mengalami kecelakaan di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dr. Jasra Putra, M.Pd., Senin (13/5) menyatakan, libur panjang yang harusnya jadi momen bahagia, berubah jadi duka nestapa.
"Saya kira tidak hanya soal rem blong ya. Ini soal kedisiplinan para pemilik kendaraan bus, agar kualitas kendaraannya benar-benar diperhatikan. ketika memasuki area jalan-jalan tanjakan naik turun," tegasnya.
Jasra juga menyorot pentingnya kesehatan para drivernya, yang dimasa liburan ini, bisa jadi banyak order, sehingga kelelahan bekerja, lengah, micro sleep, tidak memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi bus yang sesungguhnya. Ketika memutuskan membawa bus tersebut.
Tidak adanya rampcheck di liburan panjang terhadap transportasi yang masuk ke wilayah puncak Subang, tegasnya, menjadi peringatan buat kita semua. Pentingnya tidak menyepelekan aspek keselamatan bertransportasi, terutama akibat rem blong.
Setiap bus yang masuk ke area jalan naik dan turun, penting mendapatkan pengamanan petugas langsung di lokasi. Karena akan sangat fatal bila tidak terdeteksi.
"Kita juga dilaporkan masyarakat, yang sebenarnya bus sudah tua, namun masih bisa diakali dengan mengubah body depan dan belakang. Dibuat kekinian, padahal ini bus yang sudah lama. Tentu semua dugaan ini, kita serahkan ke tim KNKT untuk melakukan investigasi. Agar jelas penyebabnya," ujar Jasra.
Saya kira, imbuhnya, perlu ada konsekuensi kepada pemilik bus. Karena kalau tidak akan terjadi terus, pengabaian keselamatan transportasi. Apalagi yang mengalami kecelakaan tragis ini adalah anak. Yang tidak tahu menahu apakah bus ini layak membawa mereka.
Kita juga perlu memastikan, apakah kegiatan ini berbayar. Artinya harusnya ada jaminan dari penyelenggara. Jangan sampai penyelenggara dan pihak pemilik bus menyerahkannya pada pihak yang tidak bisa mempertanggungjawabkan.(mus)
0 Komentar