PADANG, kiprahkita.com - Hingga saat ini, Ahad (26/5), warga Kabupaten Tanah Datar yang terdampak bencana banjir bandang, galodo, dan lahar dingin pada Ahad, 11 Mei 2024 lalu, belum sepenuhnya pulih.
Mereka masih mengalami trauma dan harus tinggal di pengungsian. Lebih dari itu, korban yang diperkirakan dihanyutkan arus air dari Gunung Marapi, masih banyak yang belum ditemukan. Sedikitnya sepuluh orang masih dalam pencarian.
Bupati Tanah Datar Eka Putra, mengungkapkan hal tersebut pada Jumat (24/5), saat mengikuti diskusi kebencanaan di Gubernuran Padang. Diskusi ini sekaligus diisi dengan penandatanganan komitmen dukungan lanjutan pembangunan jalan tol Sicincin-Limapuluh Kota.
Diskusi kebencanaan tersebut dipimpin oleh Rektor Universitas Baiturrahman Padang, Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, serta sejumlah kepala daerah lainnya, termasuk bupati Limapuluh Kota, bupati Padang Pariaman, Plh. Walikota Padang Panjang, Walikota Payakumbuh, Wakil Walikota Bukittinggi, dan bupati Agam.
Selain itu, turut hadir Sekda Provinsi Sumbar, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Sumatera Barat, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V, Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sumatera Barat, rektor perguruan tinggi se-Sumbar, pimpinan OPD Provinsi Sumbar, Kalaksa BPBD kabupaten/kota, tokoh masyarakat, dan undangan lainnya.
Bupati Eka Putra menyambut baik dan mengapresiasi diskusi kebencanaan yang diadakan oleh pemerintah provinsi. Ia menekankan pentingnya kajian dan saran dari akademisi untuk penanggulangan bencana di daerah.
"Kami sangat membutuhkan kajian dan saran dari para akademisi untuk penanggulangan bencana di daerah. Diskusi seperti ini sangat kami tunggu-tunggu, karena baru kali ini diskusi yang dihadiri langsung oleh seluruh akademisi se-Sumatera Barat, ini sangat luar biasa," ujar Eka.
Bupati berharap diskusi ini menghasilkan kajian, masukan, dan saran yang bermanfaat untuk langkah penanggulangan bencana ke depan.
Ia juga menyampaikan, hingga hari ke-13 pasca bencana, pencarian 10 warga yang hilang masih terus dilakukan dengan bantuan dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat.
"Saya mewakili seluruh masyarakat Tanah Datar mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan semua pihak kepada kami," ujarnya.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, dalam arahannya menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, wilayah Sumatera Barat terus dilanda berbagai bencana, termasuk banjir bandang, lahar dingin, dan longsor yang terjadi pada 11 Mei 2024 lalu.
Bencana tersebut berdampak pada beberapa daerah, seperti Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Limapuluh Kota, dan Kota Padang.
Mahyeldi menyebutkan, curah hujan tinggi yang terjadi hampir di seluruh wilayah Sumatera Barat menjadi faktor utama penyebab bencana tersebut.
"Banjir bandang di Kabupaten Tanah Datar, Agam, dan Padang Panjang diakibatkan curah hujan yang terjadi di sekitar Gunung Marapi, Singgalang, dan Gunung Tandikek, sehingga membawa material vulkanik dan menyebabkan bencana," jelasnya, sebagaimana dirilis Bagian Prokopim Setdakab Tanah Datar.
Pascabencana, pemerintah provinsi bersama pemerintah daerah telah membentuk komando tanggap darurat untuk menangani dampak yang ditimbulkan. Upaya yang dilakukan antara lain pembentukan lokasi pengungsian.
Usaha lain yang intensif dilakukan adalah penanganan pengungsi, pemulihan infrastruktur, bantuan logistik, pencarian dan penyelamatan korban, serta penetapan status tanggap darurat di Kabupaten Tanah Datar, Agam, dan Kota Padang Panjang.
Untuk rencana jangka pendek, Gubernur Mahyeldi menyebutkan akan dilakukan normalisasi Batang Malana, Batang Arau, dan Batang Timbulun serta rehab Sabo Dam di Nagari Pasir Laweh di Kabupaten Tanah Datar.
Sementara di Kabupaten Agam akan dilakukan normalisasi Batang Katik dan Batang Tambuo. Rencana jangka panjang meliputi pembangunan 25 unit Sabo Dam di aliran sungai dari tahun 2024-2026 dan penambahan instrumen hidrologi di kawasan Gunung Marapi.
"Beberapa upaya telah dilakukan dan terus kita tingkatkan agar masyarakat dapat segera pulih dan bangkit kembali," pungkas Mahyeldi.(mus)
0 Komentar