PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Kota Padang Panjang menghadapi peningkatan kasus Tuberkulosis (TB), dengan ditemukan sebanyak 98 kasus, dari 152 orang yang diperiksa per Mei 2024.
Untuk itu, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Dr. Winarno, mengimbau semua pihak untuk lebih peduli terhadap kasus TB ini, mengingat tingkat keparahannya yang melebihi kasus Covid-19.
"Ini lebih parah lagi dari kasus Covid-19 lalu. Karena ini sudah lama, kita menjadi sedikit lengah. Namun sekarang kita harus lebih peduli lagi terhadap kasus ini," tegasnya.
Winarno menyatakan hal itu, saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi dan Langkah Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) secara virtual, di Ruang VIP Lantai II Balai Kota, Senin (10/6/2024).
Kepala Dinas Kesehatan Faizah merinci, kasus TB ditemukan di beberapa fasilitas kesehatan di Kota Padang Panjang. Rinciannya sebagai berikut: Puskesmas Kebun Sikolos (5 orang), Puskesmas Bukit Surungan (8 orang), dan Puskesmas Gunung (3 orang).
Berikutnya, Puskesmas Koto Katik (2 orang), RSUD (48 orang), RSI Ibnu Sina (29 orang), Klinik Gunung (2 orang), dan Klinik Rutan (1 orang). Sementara di Klinik Polres dan Klinik Sikes Secata B tidak ditemukan kasus.
"Sebagian besar kasus ini adalah anak-anak, kemungkinan besar mereka melakukan kontak erat dengan orang dewasa yang terinfeksi. Kita harus memeriksa semua kontak erat dan memohon dukungan dari lintas sektor seperti RT dan kelurahan. Bagi yang menderita batuk lebih dari dua minggu diharapkan melakukan pemeriksaan," jelas Faizah.
Dalam rakor yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dibahas langkah percepatan penanggulangan TBC, mengingat Indonesia menempati posisi kedua kasus terbanyak di dunia.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan bahwa pada 2022, diestimasikan 10,6 juta orang di dunia menderita TB dan 1,3 juta orang meninggal akibat penyakit ini. Secara global, India menyumbang 26,6 persen kasus TB, Indonesia 10 persen, dan Cina 7,1 persen.
"Target nasional eliminasi TB di Indonesia adalah pada 2025 insidensi turun menjadi 50 persen dengan 163 per 100 ribu penduduk, dan pada 2030 insidensi turun menjadi 80 persen dengan 65 per 100 ribu penduduk, kematian turun menjadi 6 per 100 ribu," ujarnya.
Strategi penanggulangan TB yang disampaikan mencakup pencegahan dengan integrasi pemberian terapi pencegahan TB, investigasi kontak serumah, imunisasi BCG, dan imunisasi dasar lengkap dengan pemantauan digital serta pengembangan vaksin TB.
Selain itu, dilakukan penemuan kasus, pengobatan, dan promosi kesehatan. Dengan perhatian yang lebih dan upaya kolaboratif dari seluruh sektor, diharapkan kasus TB di Kota Padang Panjang dapat segera ditangani dengan baik, meminimalisir penyebaran dan dampaknya pada masyarakat.(kominfopdp; mus)
0 Komentar