JAKARTA, kiprahkita.com - Erupsi gunung api tidak saling berhubungan antara satu dengan yang lain, kendati terjadi bersamaan.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, menegaskan, peningkatan aktivitas vulkanik di beberapa gunung api di Indonesia, yang terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan, tidak memiliki keterkaitan satu sama lain.
Saat ini ada tujuh gunung api dengan status Awas, Siaga, dan Waspada yang mengalami erupsi. Gunung api tersebut tersebar di Sumatera (Gunung Marapi), Jawa (Gunung Merapi, Gunung Semeru), Sulawesi (Gunung Ruang), Maluku (Gunung Ibu), dan Nusa Tenggara (Gunung Leowotobi Laki-laki, Gunung Ili Lewotolok).
"Gunung-gunung tersebut erupsi secara beriringan sejak Januari 2024, dengan durasi krisis erupsi dari satu minggu hingga beberapa bulan," ujar Wafid, sebagaimana dikutip dari infopublik.id, yang diakses ada Sabtu (8/6).
Menurut laman resmi Kementerian ESDM, Jumat (7/6/2024), peningkatan aktivitas vulkanik yang ditandai dengan erupsi tersebut, meskipun terjadi dalam waktu yang nyaris berdekatan, tidak saling berhubungan.
Kejadian ini disebabkan oleh rentetan gempa vulkanik dan gempa lokal masing-masing gunung. Walaupun waktu kejadian erupsi berdekatan di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan NTT, namun kejadian erupsi tidak saling berhubungan.
Erupsi masing-masing gunung, katanya, terjadi akibat terekamnya rentetan gempa-gempa vulkanik dan gempa tektonik lokal, sebagai indikasi adanya pergerakan fluida magma dari kedalaman sekitar 15 km, menuju permukaan gunung itu sendiri.
Sebagai contoh, ujarnya, erupsi Gunung Marapi yang dimulai sejak Desember 2023 dan masih berlangsung hingga sekarang, telah memicu banjir bandang pada 11 Mei 2024, yang mengakibatkan korban jiwa.
"Pemantauan secara intensif terus dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas gunung api di seluruh wilayah Indonesia, berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah," tutur Wafid.
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, menegaskan, erupsi yang terjadi tidak berkaitan langsung dengan gempa tektonik.
"Saat ini PVMBG sedang melakukan modernisasi peralatan, sehingga ke depan PVMBG bisa lebih akurat melokalisir gempa tektonik, tepatnya di sebelah mana. Karena kadang-kadang, jika kita kurang didukung peralatan yang lebih modern dan lengkap, kita kurang dapat menentukan lokasi gempa tektonik lokal dengan akurat," ujar Hendra.
Dengan demikian, pemerintah terus mengupayakan langkah-langkah untuk meningkatkan akurasi pemantauan dan mitigasi bencana vulkanik, guna memastikan keselamatan dan keamanan masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana.(*)
0 Komentar