Kerasulan dan Besi

 


Oleh Dr. Suhardin, S.Ag., M.Pd. 

Dosen Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta


OPINI, kiprahkita.com - Ada hal yang menarik dan menggelitik dalam Firman Allah SWT pada Al-Quran Surat Al-Hadid ayat 25: 

"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka menggunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasulNya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. Al-Hadid: 25)

Allah menyatakan, Dia mengutus rasul-rasul-Nya membawa bukti nyata tentang kebenaran. Kebenaran tersebut termaktub di dalam al-Kitab. 

Al-Kitab itu dijadikan sebagai standar, pedoman dan rujukan dalam memberikan pertimbangan. terhadap permasalahan yang terjadi diantara manusia dan segenap alam ciptaan-Nya, sehingga menjadi sumber hukum untuk keadilan (low justice). 

Setelah itu, Allah SWT menyatakan, Dia menurunkan besi. Besi merupakan elemen kimia dan fisika yang paling umum terdapat didalamnya unsur atom dan logam, material yang sangat penting dalam kehidupan manusia. 

Besi dimanfaatkan untuk konstruksi, infrastruktur, industri, trasnportasi dan berbagai jenis peralatan untuk menopang kehidupan manusia. Besi memberikan kekuatan fisik dan teknologi yang memungkinkan manusia untuk mengembangkan peradaban dan mempertahankan diri.

Pertanyaannya, bagaimana keterkaitan antara risalah kerasulan dengan penyediaan besi disejajarkan oleh Allah SWT? 

Hal ini perlu dielaborasi dengan mengkaji tentang hakekat kerasulan. Rasul merupakan manusia yang mulia yang disiapkan oleh Allah SWT semenjak dari awal turunannya sampai dengan kembalinya keharibaan ilahi. 

Kita tentu ingat bagaimana Allah SWT mempersiapkan Rasul di kalangan Bani Israil. Nabi Musa AS disiapkan oleh Allah SWT semenjak dari prakelahiran dengan scenario yang sangat dramatis, sampai pada akhirnya beliau sukses mengenyahkan kediktatoran Firaun. Demikian hampir semua Rasul Allah SWT.

Rasul membawa kitab suci, membawa kerisalahan, suhuf, yang berisikan pokok-pokok ajaran terkait dengan ketuhanan, nilai moralitas, akhlakqul kharimah, tuntunan peribadatan yang menghubungkan seorang hamba dengan khalik dan tatacara dalam bertransaksional dan berinteraksi dengan berbagai ciptaan Allah SWT. 

Kitab dijadikan rujukan, pedoman dan standar dalam melakukan pengaturan terhadap tata kelola kehidupan makhluk untuk dapat merasakan kenyamanan, kenikmatan, dan keharmonisan hidup dalam suasana keadilan sosial bagi seluruh makhluk ciptaan ilahi rabbi. 

Keadilan terwujud secara nyata dalam kehidupan di dunia ini bagi manusia yang menjunjung tinggi nilai keilahian, nilai kerisalahan, secara way of life. 

Keadilan itu mengedepankan nilai moralitas dibandingkan dengan nilai material. Keadilan itu lebih mengutamakan kepentingan yang lebih besar dibandingkan dengan kepentingan kelompok kecil. 

Keadilan itu lebih mengedepankan kepentingan jangka panjang dibandingkan dengan kepentingan jangka pendek. 

Keadilan itu proporsionalitas, seimbang, maslahat, hasanah penuh dengan ketaqwaan kepada Allah SWT. 

Lawan keadilan adalah kezaliman, aniaya, kecurangan, keculasan, dan kediktatoran, yang dipertontonkan oleh beberapa pemimpin pada abad dan decade yang lalu, tetapi akan tetap memiliki kesamaan dengan masa kini dan yang akan datang. 

Awal dari kezaliman adalah penguasaan terhadap sumber daya alam (natural resources). Satu diantara sumber daya alam adalah besi. 

Besi memiliki kemanfaatan yang luar biasa, pengembangan infrastruktur jalan, pabrik, gedung, kapal motor, pesawat, persenjataan, kendaraan dan berbagai industri. 

Allah mensejajarkan antara kerisalahan-Nya dalam menurunkan nilai-nilai moralitas dengan nilai-nilai material, karena nilai moralitas akan sangat efektif disampaikan apabila memiliki nilai material. 

Nilai material merupakan kekayaan, sumber daya yang melekat pada diri, kelompok, komunal, institusional, organisasional dan nasional. 

Nilai material yang mengandung kebajikan apabila ia peroleh berdasarkan keadilan, kebajikan, prosedural dan diperuntukkan untuk kebaikan dan kemaslahatan. 

Diantara hikmah dipersandingkan oleh Allah SWT antara kebaikan dan material, pertama, simbol kekuatan dan keadilan, penurunan besi bersama dengan petunjuk rasul mengindikasikan, menegakkan keadilan tidak hanya memerlukan petunjuk spiritual, tetapi juga kekuatan fisik, material dan teknologi. 

Besi sebagai simbol kekuatan fisik mendukung usaha manusia dalam menegakkan keadilan yang diajarkan oleh para rasul dan anbiya wal mursalin.

Kedua, besi dapat digunakan untuk berbagai tujuan, baik konstruktif maupun destruktif. Dalam konteks menegakkan keadilan, besi diharapkan digunakan untuk tujuan yang baik dan mendukung nilai-nilai yang diajarkan oleh para rasul serta memerangi orang-orang yang zalim, seperti yang dilakukan oleh para anbiya dan rasul terdahulu.

Ketiga, besi mencerminkan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia. Allah memberikan manusia kemampuan untuk memanfaatkan besi dan bahan-bahan alam lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. 

Besi adalah salah satu elemen penting dalam kemajuan peradaban manusia. Dengan besi, manusia bisa membangun infrastruktur, menciptakan alat-alat pertanian, sarana transportasi dan mengembangkan teknologi yang lebih maju.

Keempat, besi simbolisasi kekuatan personal, komunal, institusional dan nasional. Negara yang memiliki banyak persediaan besi merupakan negara kaya yang akan dapat mewujudkan keadilan sosial di muka bumi. dan dapat memerangi kezaliman yang diperlakukan kepada negara lain. provokasi, ekspansi, kolaborasi dan agresi satu negara terhadap negara lain boleh jadi disebabkan tingkat kekuatan antar negara tersebut, akibat penguasaanya terhadap sumber daya alam berupa besi yang telah diolah menjadi berbagai aneka peradaban.   

Kelima, besi dan kekuatan fisik merupakan ujian bagi manusia. Allah ingin melihat siapa di antara manusia yang menggunakan kekuatan ini untuk menolong agama-Nya dan mendukung rasul-rasul-Nya, meskipun Allah tidak bisa dilihat secara langsung. 

Penggunaan besi dan kekuatan harus disertai dengan tanggung jawab moral dan etika yang diajarkan oleh para rasul. Manusia harus menggunakan kekuatan ini untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, bukan untuk kezaliman atau penindasan.

Kebanyakan manusia yang berkuasa, kaya raya, menguasai ilmu pengetahuan dan segenap sumber daya alam, lebih cendrung menjadikan kekayaan itu untuk melipatgandakan kekayaannya, sehingga menguasai alam ini secara super power. 

Seperti yang dipertontonkan oleh beberapa negara maju, tanpa menngindahkan asas keadilan dan keberlangsungan alam dan sumber daya alam tersebut untuk generasi berikutnya.***

Posting Komentar

0 Komentar