REMBANG, kiprahkita.com - Menjelang Pilkada Serentak 2024 yang dijadwalkan berlangsung pada November mendatang, rakyat diingatkan agar jangan tertipu calon pemimpin kembang gula.
Demikian dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, Senin (12/8), saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Rembang.
Saat itu, Haedar mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terbuai oleh calon pemimpin, yang hanya menampilkan citra populisme semu.
Haedar, yang juga Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi, menekankan pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar pro-rakyat, terbukti melalui kebijakan yang mensejahterakan, memajukan, dan mencerdaskan rakyat.
Sebagaimana dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, Rabu (14/8).Haedar menyampaikan pesan tegas, agar rakyat tidak mudah terpikat oleh pemimpin yang hanya menampilkan citra kembang gula, pemimpin yang seolah-olah berpihak dan hidup senasib dengan rakyat, namun sebenarnya kebijakan-kebijakannya tidak berpihak pada rakyat dan justru kejam.
"Di era disrupsi informasi ini, sosok calon yang akan bertarung di Pilkada mendatang mudah disulap citranya ditampilkan sederhana, berjibaku untuk rakyat sampai rela masuk ke saluran got atau pembuangan, demi menarik simpati rakyat," ujarnya.
Tetapi pada kenyataannya, sebut Haedar, pemimpin yang hanya menampilkan citra dan populisme artificial tidak baik untuk dipilih," ujarnya.
Menurut Haedar, pemimpin yang hanya pandai membangun citra tanpa hasil kerja nyata akan membawa dampak negatif bagi rakyat.
- BACA JUGA
- PDM Pabasko akan Beri Dukungan Terbuka untuk Calon Kepala Daerah
- Muhammadiyah Sumbar Susun Langkah Hadapi Pilkada 2024
- Pemkab Tanah Datar Sediakan Rp39 Miliar untuk Pilkada 2024
"Mereka seakan-akan bekerja, tetapi hasil kerjanya tidak ada, seperti angka kemiskinan di daerah yang tetap tinggi," tambahnya.
Haedar mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih pemimpin. "Mohon jangan senang yang begitu-begitu. Senanglah pada pemimpin yang benar-benar berbuat, yang mensejahterakan rakyat. Karena jika rakyat tidak tegas dalam memilih, dampaknya bisa berkepanjangan," tegasnya.
Ia juga menekankan, harapan dan peringatan ini ditujukan kepada semua calon yang akan maju di Pilkada Serentak 2024.
Haedar menegaskan, pemimpin yang baik adalah mereka yang memiliki budaya kerja konkret, sedikit bicara, banyak bekerja.
“Orang mau memuji ya bersyukur, orang mau mencaci maki ya tidak apa-apa. Tapi kita harus tulus berbuat yang terbaik untuk rakyat,” ujarnya.
Untuk mencapai pilkada yang baik dan demokrasi yang substantif, Haedar berpendapat bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan secara sepihak.
"Ini harus dilakukan bersama-sama, dari elit politik yang memberikan contoh yang baik, hingga rakyat yang tidak mudah tergoda dengan hal-hal yang sifatnya artificial," tutupnya.(*/mus)
0 Komentar