Sebelas Nagari di Padang Pariaman Terdampak Banjir


PADANG PARIAMAN, kiprahkita.com Banjir dan tanah longsor melanda wilayah Padang Pariaman, Sumatra Barat, akibat curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Dinas PUPR, TNI, Polri, dan pemerintah setempat telah berkoordinasi, untuk melakukan pendataan dan penanganan darurat di wilayah terdampak.

Peningkatan debit air di Sungai Batang Ulakan, Batang Sei Gimba, dan Batang Tapakih menjadi pemicu utama banjir. 

Selain itu, Jumat (4/10) sore, tanah labil akibat hujan ekstrem menyebabkan longsor di beberapa titik. 

"Peristiwa ini berdampak pada 11 Nagari (desa) di tujuh kecamatan," ungkap Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, sebagaimana dikutip dari infopublik.id Ahad (6/10). 

Wilayah terdampak banjir dan longsor meliputi Nagari Sungai Sariak di Kecamatan VII Koto, Nagari Gasan Gadang di Kecamatan Batang Gasan, Nagari Campago di Kecamatan V Koto, serta Nagari di Kecamatan Ulakan Tapakih, seperti Kampuang Galapuang, Seulayat, Sungai Gimba, dan Sandi. 

Nagari Parik Malintang di Kecamatan Anam Lingkuang serta Nagari Pauah dan Kapalo Koto di Kecamatan Nan Sabaris juga mengalami dampak signifikan.

Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 1.102 kepala keluarga (KK) atau 4.411 jiwa terdampak bencana ini. Dari jumlah tersebut, 160 KK atau 480 warga harus mengungsi sementara ke tempat aman seperti masjid-masjid, balai masyarakat, serta rumah kerabat.

Bencana ini juga mengakibatkan kerugian material yang besar. Sebanyak 1.615 rumah terendam banjir, dua rumah tertimbun longsor, serta jalan penghubung antar-Nagari Sungai Sariak dan Nagari Toboh Ketek tertutup material longsor. 

Jalan di Kecamatan IV Koto Aua Malintang juga terendam air dengan ketinggian mencapai 50 hingga 100 cm.

Tim gabungan terus berupaya menangani bencana ini, meskipun cuaca  belum bersahabat, dengan hujan intensitas sedang hingga lebat yang masih turun di beberapa wilayah. 

Pembersihan jalan di Kecamatan VII Koto sudah dilakukan, namun bantuan alat berat, perahu karet, makanan siap saji, selimut, dan dapur umum sangat diperlukan untuk mempercepat proses pemulihan.

Upaya penanganan darurat terus dikoordinasikan oleh BPBD bersama pihak-pihak terkait, dengan harapan bencana dapat segera teratasi dan warga terdampak bisa kembali ke rumah masing-masing.(infopublik)

Posting Komentar

0 Komentar