Wah, ini pesan memang patut dicurigai dan sangat untuk tepat waspada Bapak Ibu. Investigatif ringan penuh analisis dari kasus ini, cocok untuk dibaca, direnungi sebagai opini agar bersikap waspada—apalagi suami yang sudah mapan. Jangan terjebak,ya!
Modus Bujuk Rayu Berkedok Bisnis: "Antara Jual Apartemen, Beli Apartemen, atau Jebakan Perempuan Penggoda?”
PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Di era digital, segala sesuatu kini bisa dijajakan lewat WhatsApp—mulai dari produk rumah tangga, jasa pinjaman online, hingga... apartemen. Tapi di balik itu semua, ada juga yang menyusupkan modus-modus halus yang tampak seperti bisnis, tapi sesungguhnya bisa jadi ladang jebakan emosional dan bahkan berpotensi merusak rumah tangga.
![]() |
Jadi suami setia by Fimela.com |
Salah satu fenomena menarik adalah munculnya pesan WhatsApp kepada para pria, terutama yang terlihat memiliki kredibilitas publik seperti wartawan atau pejabat, dari seseorang yang mengaku sebagai agen propertikah atau dia mau beli properti. Pesan-pesan ini biasanya berbunyi formal:
"Assalamualaikum Wr. Wb. Ini dengan Bapak Roby (kadang Bobby?) Saya Adelia Utami, Pak dari Podomoro Deli Medan. Masih tersedia unit apartemen, Pak.”
Awalnya mikir keren bisnis suamiku, he. Apartemen. Sayangnya pesan seperti itu muncul lagi dua mingguan lagi. Begitu terus dengan nama cewek berganti-ganti. Kadang bunyi pesan nawarin seperti di atas. Eh kadang malah nanya masih ada unitnya, Pak?
Wah bayangan Bapak Ridwan Kamil dengan Lisa Mariana tiba-tiba datang. Modus nih.
Apalagi, ketika kita penerima menjawab bahwa kita bukan Bapak Roby atau Bobby, pengirim bukannya berhenti. Justru makin rajin mengirim pesan, tetap memanggil “Pak”, dan malah semakin personal. Bahkan ketika diberi jawaban tegas bahwa ini bukan target mereka, mereka tetap lanjut seolah-olah tetap ingin membangun komunikasi.
Ada pula kejadian yang membalas justru istri dari pemilik nomor, namun si pengirim tetap ngotot dan bahkan terkesan tidak sopan atau “ngegas”. Bapak bercanda,ya. Ketika nomornya disave malah keluar kata-kata jorok. "Eh... Dia nyebut barang laki-laki sok kekeranan....dan segala umpatan.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan:
Apakah ini benar agen apartemen profesional? Atau ada motif lain?
Analisis Modus yang Perlu Diwaspadai
1. Pakai Nama, Tempat, dan Produk Terkenal
Nama “Podomoro Deli Medan” dipakai untuk membangun kepercayaan.
Mengaku dari nama resmi seperti “Adelia Utami” memberi kesan profesional. Tapi kok bercarut. Foto profil pake jilbab lagi. Foto mirip kakak pelayan toko online.
Padahal, tidak jarang ini tidak bisa dibuktikan sumbernya.
2. Gagal Validasi Identitas Penerima
Kalau betul agen properti, ketika diberitahu nomor yang ditelepon bukan target, mereka biasanya berhenti.
Dalam kasus ini, justru tetap lanjut, mengabaikan etika komunikasi bisnis. Malah berkata kasar.
3. Taktik “Fishing”: Cari yang Responsif
Mereka bisa menyebar pesan massal ke banyak nomor acak.
Targetnya adalah mencari pria yang responsif, lalu “diolah” untuk diarahkan pada relasi yang lebih personal.
4. Potensi Jebakan Emosional dan Seksual
Mirip seperti modus “Lisa Mariana” yang dulu sempat viral—mengaku agen asuransi, lalu berubah jadi rayuan pribadi.
Tujuan bisa beragam: menjebak untuk tipu-tipu, dijadikan Sugar Daddy target, bahkan memeras dengan chat atau foto.
Kenapa Sering Sasar Wartawan atau Pria Terlihat ‘Berkelas’?
Wartawan dikenal punya banyak relasi, gampang percaya, dan aktif di media sosial.
Mereka bisa dimanipulasi untuk ikut bantu promosi (secara tidak sadar). Jika benar jual produk.
Atau jadi korban pendekatan pribadi yang ujungnya memancing relasi di luar konteks profesional. Wanita penggoda.
Tips Menghadapi Modus Ini:
Blokir jika tidak jelas asal-usulnya dan tak ada bisnis.
Lapor ke suami dan jaga komunikasi terbuka agar tidak tumbuh curiga sepihak.
Jangan diladeni dengan emosi, tapi tetap waspada dan logis.
Cek ke developer resmi, apakah nama agen itu benar-benar terdaftar. Jika ingin membeli.
Simak tanda-tanda personalisasi yang berlebihan. Jika mulai masuk ke obrolan pribadi, sangat besar kemungkinan ini bukan urusan jual-beli properti lagi. Tapi urusan sex.
Penutup:
Kita hidup di zaman di mana bukan hanya akun bank yang harus dijaga, tapi juga batas komunikasi pribadi. Modus seperti ini bisa saja dimulai dari seperti “menjual apartemen” "membeli apartemen" "beli asuransi" atau "jual asuransi', tapi jika tidak waspada, bisa berakhir pada jual harga diri.
Maka, penting bagi pasangan untuk saling percaya, namun juga saling menjaga. Karena seperti kata pepatah: rayuan bisa datang dari siapa saja, tapi yang setia akan tetap tahu mana pintu yang layak dibuka. (Yus MM/BS*)
0 Komentar