Penguatan Peran Masyarakat Akar Rumput: Dana Operasional sebagai Wujud Komitmen Pemkot Padang
PADANG, kiprahkita.com –Pemerintah Kota Padang kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat melalui penyerahan dana operasional Triwulan II Tahun 2025. Penyerahan ini ditujukan kepada para Ketua RT/RW, guru TPQ/TQA dan MDT, Imam Masjid, serta Kader Posyandu dan PAUD se-Kecamatan Nanggalo, yang berlangsung di Masjid Al Huda, Kelurahan Gurun Laweh, Rabu (16/7).
![]() |
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir |
Langkah ini tidak sekadar pemberian insentif, tetapi menjadi simbol nyata pengakuan dan penghargaan atas peran penting para tokoh masyarakat dalam menggerakkan pembangunan dari bawah. RT dan RW sebagai garda terdepan pemerintahan di tingkat mikro, guru-guru keagamaan sebagai penjaga moral dan karakter generasi muda, hingga para kader kesehatan dan pendidikan usia dini, semuanya memainkan peran vital yang seringkali tidak terlihat namun sangat berdampak.
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, dalam sambutannya menekankan bahwa keberhasilan program-program seperti BPJS Kesehatan Gratis dan Seragam Sekolah Gratis tidak akan bisa dirasakan masyarakat tanpa keterlibatan aktif dari unsur RT/RW dan kader-kader di lapangan. Puluhan ribu warga telah terbantu melalui skema ini, dan ini menandakan bahwa program sosial yang inklusif memang harus dibarengi dengan kolaborasi lintas level.
Namun, Maigus juga mengingatkan bahwa tantangan kota Padang belum selesai. Masalah penataan kota, kebersihan lingkungan, aktivitas hiburan malam yang meresahkan, hingga keberadaan pedagang kaki lima di trotoar masih menjadi pekerjaan rumah yang memerlukan sinergi semua pihak. Ia mengajak RT dan RW sebagai tokoh terdekat dengan warga untuk aktif menjadi jembatan komunikasi antara kebutuhan masyarakat dan kebijakan pemerintah.
Dana sebesar Rp733.020.000 yang disalurkan tidak hanya mencakup insentif bulanan, tetapi juga termasuk dukungan langsung berupa makanan tambahan bagi balita di Posyandu—sebuah langkah preventif dalam menekan angka stunting dan meningkatkan gizi anak-anak.
Lebih jauh, kebijakan ini menunjukkan bahwa konsep kota pintar (smart city) tidak hanya terwujud lewat infrastruktur digital atau teknologi canggih, tetapi juga lewat penguatan komunitas dan kapasitas sosial masyarakat. Ketika masyarakat di tingkat paling dasar diperhatikan, diberdayakan, dan dihargai, maka pembangunan tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar hidup dalam keseharian warganya.
Dengan pelibatan RT/RW, guru TPQ/TQA dan MDT, Imam Masjid, serta para kader Posyandu dan PAUD, Padang tengah membangun kekuatan sosial yang inklusif. Dana operasional bukanlah tujuan akhir, melainkan bahan bakar bagi pengabdian yang terus berjalan. Jika dikelola dengan akuntabel dan didukung oleh partisipasi aktif masyarakat, program-program seperti ini akan menjadi fondasi kuat menuju Padang yang lebih sehat, sejahtera, dan bermartabat. (Yus MM/BS)*
0 Komentar