Dua Festival Budaya dan Literasi: Semangat Padang Panjang Merayakan Warisan dan Wawasan
PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Kota Padang Panjang kembali menunjukkan komitmennya dalam merawat budaya dan membangun literasi masyarakat melalui dua agenda besar yang akan digelar serentak di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM), pada 25–27 Juli 2025. Kedua kegiatan tersebut adalah Festival Literasi 2025 dan Festival Pamenan Minangkabau 2025, yang tidak hanya menjanjikan hiburan, tetapi juga edukasi, pelestarian budaya, dan penguatan identitas lokal.
![]() |
Walikota Padang Panjang |
![]() |
Asisten III Martoni, Kepala Dinas Pustaka dan Kearsipan (DPK) Yan Kas Bari |
Festival Literasi akan dimulai pada Jumat (25/7), sementara Festival Pamenan Minangkabau menyusul keesokan harinya, Sabtu (26/7). Pelaksanaan dua festival ini secara bersamaan menunjukkan semangat kolaboratif antara pelestarian budaya dan penguatan intelektual masyarakat.
Dalam rapat persiapan yang digelar di Ruang VIP Balai Kota Padang Panjang (15/7), Asisten III Martoni bersama Kepala Dinas Pustaka dan Kearsipan (DPK) Yan Kas Bari serta para kepala OPD terkait menegaskan pentingnya sinergi dan kesiapan teknis untuk mendukung kesuksesan acara. Persiapan infrastruktur seperti jalan, tenda, lokasi pameran, serta kebutuhan teknis lainnya harus dipastikan matang agar acara dapat berjalan lancar dan meriah.
Festival Pamenan Minangkabau: Ruang Meriah untuk Warisan Tradisi
Festival Pamenan Minangkabau 2025 menjadi ajang perayaan budaya lokal yang kaya dan unik. Kegiatan ini akan diisi dengan berbagai penampilan seni, di antaranya sanggar seni, pertunjukan teater, band lokal, fashion show busana tradisional, serta atraksi permainan rakyat khas Minangkabau. Tak hanya itu, lomba puisi dan lokakarya budaya juga akan mengisi agenda, memperkaya pemahaman generasi muda terhadap seni dan tradisi lokal.
Dengan mengangkat nilai-nilai tradisional dalam format yang atraktif dan kontemporer, festival ini diharapkan mampu menarik minat generasi muda untuk kembali mencintai dan melestarikan budaya Minangkabau, tidak hanya sebagai warisan, tetapi juga sebagai identitas yang relevan di era modern.
Festival Literasi: Membangun Masyarakat Cerdas dan Kreatif
Sementara itu, Festival Literasi 2025 akan menjadi ruang edukatif yang meriah selama tiga hari penuh, dari pagi hingga malam. Festival ini tidak sekadar mempromosikan budaya membaca dan menulis, tetapi juga menjadi ajang unjuk karya bagi pegiat literasi, pelajar, guru, UMKM, dan komunitas literasi dari berbagai latar belakang.
DPK menyiapkan 50 stand gratis yang akan memamerkan produk-produk literasi kreatif, mulai dari buku, jurnal, karya tulis, hasil kegiatan sekolah, hingga produk UMKM berbasis edukasi. Ini menjadi bentuk nyata dari pengembangan literasi berbasis masyarakat, di mana literasi tidak hanya dilihat sebagai kegiatan membaca dan menulis, tetapi juga sebagai fondasi berpikir kritis, inovatif, dan produktif.
Sinergi Budaya dan Literasi: Kekuatan Padang Panjang
Dua festival ini mencerminkan filosofi penting dalam pembangunan masyarakat: budaya dan pengetahuan adalah dua pilar utama kemajuan. Padang Panjang menunjukkan bahwa dalam membangun kota yang kuat, dibutuhkan upaya untuk merawat akar tradisi sekaligus menumbuhkan cabang pengetahuan. Dengan mengintegrasikan budaya dan literasi dalam satu ruang publik, kota ini sedang membentuk ekosistem sosial yang sehat, inklusif, dan inspiratif.
Lebih dari sekadar acara tahunan, Festival Pamenan Minangkabau dan Festival Literasi adalah simbol gerak bersama menuju masyarakat yang tidak melupakan sejarahnya, namun juga siap menyongsong masa depan dengan wawasan dan nilai luhur.
Festival Literasi akan berlangsung selama tiga hari penuh dari pagi hingga malam. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Padang Panjang telah menyiapkan lebih dari 50 stand gratis yang menampilkan produk literasi dari sekolah, komunitas, kelurahan, dan UMKM. Kegiatan seperti bedah buku, baca puisi, kelas menulis, dongeng anak, hingga diskusi publik akan menjadi suguhan utama yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat membaca dan menulis di tengah masyarakat.
Di sisi lain, Festival Pamenan Minangkabau yang dimulai pada 26 Juli akan menampilkan nuansa budaya tradisional Minangkabau secara interaktif. Acara ini menghadirkan berbagai pertunjukan dari sanggar seni lokal, termasuk tari tradisional, musik talempong, saluang, hingga teater rakyat. Festival ini juga menyuguhkan atraksi permainan anak nagari, seperti pacu karung, tarik tambang, dan gasing, yang bertujuan menghidupkan kembali permainan tradisional di kalangan generasi muda.
Tak hanya itu, Festival Pamenan juga akan diramaikan dengan lomba puisi berbahasa Minang, fashion show busana adat, serta penampilan band lokal yang membawa nuansa musik kontemporer bernuansa tradisi. Kegiatan ini menjadi ruang ekspresi bagi para seniman daerah untuk menampilkan karya mereka sekaligus memperkenalkan budaya Minangkabau secara luas.
Kehadiran dua festival ini membuka peluang besar bagi kolaborasi lintas sektor. Selain menjadi ruang apresiasi literasi dan budaya, kegiatan ini turut memberdayakan pelaku usaha lokal, komunitas pendidikan, serta penggerak budaya melalui pameran produk, pertunjukan seni, dan pelatihan kreatif. Kegiatan ini diharapkan menjadi sarana edukasi sekaligus hiburan berkualitas bagi warga.
Dengan persiapan yang telah dimatangkan oleh Pemerintah Kota Padang Panjang dan berbagai organisasi perangkat daerah, dua festival ini diharapkan sukses menyemarakkan PDIKM dan menjadikannya pusat kegiatan literasi dan kebudayaan yang berkelanjutan. Antusiasme masyarakat diharapkan terus tumbuh sebagai bagian dari gerakan pelestarian budaya dan peningkatan kecintaan terhadap literasi di Sumatera Barat. (Yus MM/BS)*
0 Komentar