Nagari yang Merayakan dengan Hati: Sukomananti Aua Kuniang dan Spirit Merdeka ke-80
SUKOMANANTI, kiprahkita.com –Delapan dekade sudah Republik Indonesia berdiri tegak, menembus gelombang sejarah yang penuh dinamika. Namun, semangat kemerdekaan tidak hanya hadir di ruang-ruang elite ibu kota, tapi justru menyala paling terang di jantung masyarakat akar rumput. Salah satu buktinya: Nagari Sukomananti Aua Kuniang.
![]() |
MTQ, Lomba Rakyat, dan Kreativitas Lokal: Saat Nagari Bicara dengan Caranya Sendiri
Perayaan dimulai sejak 15-16 Agustus 2025 melalui Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nagari. Ini bukan hanya soal lomba baca Al-Qur’an. MTQ adalah afirmasi bahwa spiritualitas dan nilai-nilai keislaman adalah fondasi moral masyarakat. Momentum ini mengokohkan akar religiusitas yang melekat kuat dalam identitas nagari.
Puncaknya jatuh pada 17 Agustus 2025, pesta rakyat menjadi titik temu generasi. Dari anak-anak, remaja, hingga dewasa, semuanya terlibat dalam aneka lomba: pacu karung, makan kerupuk, tarik tambang, panjat pinang, hingga lomba memasukkan paku ke dalam botol. Permainan rakyat ini sederhana, namun sarat makna. Ia menegaskan bahwa kebahagiaan tidak harus mewah—cukup dengan rasa kebersamaan, tawa, dan peluh yang dibagikan bersama.
Lalu pada 18 Agustus 2025, muncul satu kegiatan yang sangat menarik: lomba baju kuruang basiba kreasi dan inovasi. Di sinilah kreativitas dan warisan budaya Minangkabau saling bersilangan. Baju kuruang bukan sekadar busana, tapi simbol keteguhan nilai perempuan Minangkabau: anggun, kuat, dan penuh makna. Dalam lomba ini, tradisi tidak dimuseumkan, tetapi dihidupkan kembali dengan inovasi yang kontekstual dan segar.
Satu Perayaan, Banyak Unsur Terlibat: Ini Makna Gotong Royong yang Sesungguhnya
Kegiatan besar seperti ini tentu tidak berdiri sendiri. Suksesnya rangkaian acara merupakan hasil kolaborasi nyata antara Pemerintah Nagari Sukomananti Aua Kuniang dengan seluruh elemen masyarakat: LPMN, Karang Taruna, pemuda-pemudi nagari, hingga mahasiswa KKN dari UIN Padang. Ini bukan hanya kerja panitia, tapi kerja kolektif seluruh nagari.
![]() |
Lebih dari itu, PJ. Wali Nagari Zulmai Putra, S.Pd juga tak luput menyampaikan apresiasi kepada para panitia serta mahasiswa KKN UIN Padang, yang bukan hanya menjalankan program kerja (proker) mereka, tetapi juga ikut memastikan kegiatan perayaan berjalan dengan rapi dan sukses.
Ketika Nagari Menjadi Cermin Republik
Apa arti kemerdekaan ketika kita melihatnya dari sudut pandang sebuah nagari seperti Sukomananti Aua Kuniang? Jawabannya jelas: kemerdekaan bukan soal bebas semata, tetapi soal berdaya. Nagari ini menunjukkan bahwa masyarakat yang bersatu bisa merancang, menjalankan, dan merayakan sesuatu yang bermakna—tanpa harus bergantung pada pusat.
Peringatan HUT RI ke-80 ini adalah cermin bahwa semangat gotong royong masih hidup. Bahwa budaya bisa tetap lestari di tengah arus modernitas. Bahwa anak-anak desa pun layak tertawa merayakan kemerdekaan di tanah sendiri.
Di tengah banyak narasi keluhan tentang birokrasi, keterbatasan anggaran, atau pasifnya masyarakat, Nagari Sukomananti Aua Kuniang menghadirkan narasi tandingan: desa bisa menjadi sumber semangat, bukan hanya objek pembangunan.
Merdeka yang Menyentuh Akar
Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia diperingati dengan gegap gempita. Tapi di Nagari Sukomananti Aua Kuniang, gegap gempita itu bukan sekadar formalitas. Ia adalah perayaan hidup, perayaan akar budaya, perayaan spiritual, dan perayaan kolaborasi lintas generasi.
Semoga apa yang dilakukan nagari ini menjadi contoh bahwa membangun bangsa bisa dimulai dari yang kecil, yang lokal, dan yang paling dekat: dari nagari, untuk negeri.
Dirgahayu Republik Indonesia ke-80.
Merdeka tak harus mewah, tapi harus bermakna.
Dan Sukomananti Aua Kuniang telah menunjukkannya.
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80, Nagari Sukomananti Aua Kuniang mengadakan berbagai rangkaian kegiatan.
Di antaranya adalah MTQ tingkat Nagari Sukomananti Aua Kuniang yang diselenggarakan pada tanggal 15–16 Agustus 2025. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan pesta rakyat pada tanggal 17 Agustus 2025, yang meliputi berbagai macam lomba untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa. Lomba-lomba tersebut antara lain pacu karung, makan kerupuk, tarik tambang, memasukkan paku ke dalam botol, serta panjat pinang untuk anak-anak dan dewasa.
Tanggal 18 Agustus 2025, kegiatan dilanjutkan dengan lomba baju kuruang basiba yang menampilkan kreasi dan inovasi dari peserta.
Kegiatan peringatan HUT RI ke-80 ini diselenggarakan oleh Pemerintahan Nagari Sukomananti Aua Kuniang yang berkolaborasi dengan berbagai unsur dan elemen di nagari. Kegiatan ini melibatkan lembaga-lembaga kemasyarakatan nagari seperti LPMN, Karang Taruna, serta didukung penuh oleh pemuda-pemudi Nagari Sukomananti Aua Kuniang.
Ketua PHBN Nagari Sukomananti Aua Kuniang, Jhon Afrizal, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut andil dan berpartisipasi hingga kegiatan peringatan HUT RI ke-80 ini dapat terlaksana dengan sukses.
Ketua PHBN juga menyampaikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan peringatan HUT RI ke-80 ini terselenggara berkat dukungan Dana Desa Nagari Sukomananti Aua Kuniang. Ia mengucapkan ribuan terima kasih kepada Pemerintah Nagari Sukomananti Aua Kuniang yang telah berupaya maksimal hingga kegiatan PHBN dapat masuk dalam APB Nagari tahun anggaran 2025.
Sementara itu, PJ. Wali Nagari Sukomananti Aua Kuniang, Zulmai Putra, S.Pd, juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh panitia PHBN yang telah bekerja maksimal dalam menyukseskan kegiatan ini.
Tak lupa, beliau juga mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa KKN UIN Padang yang turut membantu dalam pelaksanaan program kerja KKN sekaligus mendukung kelancaran dan kesuksesan kegiatan PHBN di Nagari Sukomananti Aua Kuniang.(Zen)*
0 Komentar