Dukungan Menteri KKP kepada Presiden dalam Pemberantasan Mafia Migas Menjadi Alasan Moral

Ketika Pemberantasan Mafia Migas Menjadi Alasan Moral: Dukungan Menteri KKP kepada Presiden

JAKARTA, kiprahkita.com Di tengah gelombang demonstrasi yang mengguncang sosial, politik, dan ekonomi Indonesia, Presiden Prabowo Subianto dihadapkan pada tantangan luar biasa. Menyikapi situasi ini, sejumlah menteri tampil memperkuat legitimasi dan arah langkah Presiden. Salah satu yang paling vokal adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.

Presiden Prabowo Subianto

Dalam unggahannya di Instagram pribadi, Trenggono menyampaikan nada dukungan yang tegas: “Tidak pernah ada pendahulu berani melawan mafia migas. Tidak pernah ada pendahulu berani membongkar mafia Riza Chalid dan anak-anak dan kroni-kroninya. Bahkan mereka bersama orang-orang itu mencuri kekayaan negara.” kumparan Klik Aktual - Berita Cepat dan Akurat

Apa Makna di Balik Dukungan Ini? Meneguhkan Citra Pemimpin Reformis

Trenggono menempatkan Prabowo sebagai pemimpin yang berani menyentuh akar kejahatan sistemik—khususnya konglomerasi mafia migas yang sudah lama dianggap ‘kebal hukum’.

Investasi Politik dalam Stabilitas

Ungkapan seperti ini bukan sekadar asmara politik. Dalam situasi demonstrasi yang rentan, dukungan ini juga menjadi penanda bahwa elite eksekutif solid di belakang kepemimpinan.

Mantan Sekretaris Menteri BUMN Said Didu terang-terangan menyebut, manuver Riza berlangsung bahkan setelah ia tak punya posisi formal dalam kekuasaan.

Riza Chalid

Apa artinya? Bahwa sistem ini masih lemah. Bahwa mafia migas bukan sekadar sosok-sosok di ruang gelap, tapi dilindungi, ditopang, bahkan mungkin diternakkan oleh sistem politik yang korosif.

Nama–Nama sebagai Simbol Perjuangan

Penyebutan Riza Chalid bukan kebetulan. Kasusnya telah mencuat sebagai contoh nyata mafia migas, bahkan telah menjadi buronan Kejaksaan Agung setelah ditetapkan sebagai tersangka TPPU sejak 11 Juli 2025 kumparan Jurnipos Kompas.tv

Dengan mengangkat nama itu, Trenggono mengangkat narasi bahwa reformasi bukan semata jargon, melainkan pembuktian.

Menjawab Serangan dengan Argumentasi Moral

Unggahannya bahkan mempertanyakan, mengapa Presiden justru diserang ketika mulai membersihkan sistem? Ini merupakan deklarasi moral: pembenahan institusional tidak boleh dipandang sebagai tindakan lemah, tetapi perlu dipertahankan dalam tekanan politik  AyoJakarta.com Klik Aktual - Berita Cepat dan Akurat.

Dampak terhadap Publik dan Pemerintah

Penguatan Persepsi Publik

Sikap tegas semacam ini memperkuat citra reformis, bukan hanya sebagai komitmen politis, tetapi sebagai seruan moral dalam menghadapi korupsi sistemik.

Panggilan untuk Pemimpin Lain

Trenggono menyiratkan bahwa reformasi adalah untuk semua pejabat — bukan hanya kepala negara — melalui nada, “Mengapa hanya Bapak yang diserang?”

Tekanan kepada Penegak Hukum

Dengan publikasi seperti ini, diharapkan ada momentum bagi penegakan hukum yang lebih transparan dan tegas terhadap mafia migas yang selama ini beroperasi di balik jaringan kuat.

Kesimpulan

Unggahan Sakti Wahyu Trenggono bukan hanya dukungan politik. Ia merupakan upaya memperkuat narasi moral, reputasi reformis, dan harapan akan kepemimpinan yang berani membersihkan akar kejahatan sistemik. Di tengah gelombang demonstrasi, pesan ini menjadi pernyataan bahwa stabilitas politik dan ekonomi hanya bisa dicapai melalui keberanian beretika dan konsisten—bahkan ketika itu melawan kekuatan besar seperti mafia migas. (BS)*

Posting Komentar

0 Komentar