Semangat Kontribusi dari Hal Sederhana: Kisah Zahwalia Putri dan Duta Muda Sehat Kota Bogor
JAKARTA, kiprahkita.com –Kadang, langkah besar dimulai dari sesuatu yang tampak sepele. Begitu pula kisah Zahwalia Putri, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKM UMJ) angkatan 2023. Ia membuktikan hal tersebut. Berawal dari sebuah unggahan Instagram Puskesmas, ia menemukan jalannya untuk mewujudkan cita-cita berkontribusi bagi masyarakat, hingga terpilih sebagai finalis Duta Muda Sehat Kota Bogor 2025.
![]() |
Zahwalia Putri, Mahasiswi FKM UMJ |
Zahwa, begitu ia disapa, telah lama memendam keinginan untuk terlibat dalam kegiatan sosial yang berdampak. Saat melihat informasi tentang Duta Muda Sehat, ia tak sekadar tertarik, tetapi langsung mencari tahu lebih dalam mengenai peran dan tanggung jawab duta. Bagi Zahwa, ini bukan sekadar ajang bergengsi, melainkan ruang untuk menambah pengalaman, membangun jejaring, dan berkontribusi nyata, terutama di bidang kesehatan masyarakat yang sesuai dengan disiplin ilmunya.
Seleksi Duta Muda Sehat diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang. Zahwa tampil menonjol karena kombinasi unik antara latar pendidikan, pengalaman organisasi, dan semangat komitmen yang tinggi. Ia percaya bahwa menjadi duta bukan hanya tentang tampil di depan publik, tetapi juga pengabdian yang konsisten untuk mengedukasi dan menginspirasi gaya hidup sehat di kalangan remaja.
Keunggulan Zahwa juga terlihat pada tes tulis. Materi yang diujikan sangat familiar karena bersumber dari perkuliahan yang telah ia jalani. Dengan bekal akademik yang kuat dan persiapan yang matang, ia mampu melalui tahap ini dengan percaya diri. Wawancara pun dijalani dengan tenang, dengan menampilkan versi dirinya yang jujur dan autentik.
Momentum paling berkesan bagi Zahwa adalah saat menjalani masa karantina selama tiga hari. Di sana, ia menerima berbagai pembekalan tentang isu-isu penting seperti Kawasan Tanpa Rokok, HIV/AIDS, GERMAS, PHBS, hingga gizi dan komunikasi efektif. Selain itu, ia juga menjalani beauty class dan mengerjakan proyek edukasi kesehatan dalam bentuk video, twibbon, serta presentasi penyuluhan. Pengalaman ini memperluas wawasannya dan mempererat hubungan dengan sesama finalis.
Zahwa menggambarkan pengalaman karantina dengan tiga kata: kolaboratif, interaktif, dan insightful. Ia merasakan bahwa semangat gotong royong dan keingintahuan yang tinggi dari para peserta membuat setiap momen menjadi kesempatan belajar dan berkembang. Ini menjadi modal penting bagi peran mereka ke depan sebagai duta yang akan langsung terjun ke masyarakat.
Sebagai finalis, Zahwa tidak berhenti di panggung grand final. Ia dan tim Duta Muda Sehat akan terlibat aktif dalam program-program edukasi dan monitoring kesehatan seperti pelaksanaan KTR serta promosi GERMAS di sekolah-sekolah. Ia juga terbuka terhadap peluang kolaborasi lintas instansi, yang memperluas dampak dari apa yang sudah ia mulai.
Melalui perjalanannya, Zahwa menunjukkan bahwa semangat kontribusi tidak harus menunggu momen besar. Kesempatan bisa datang dari hal yang sederhana — seperti unggahan media sosial — dan menjadi pintu masuk menuju pengabdian yang lebih luas. Kisahnya menginspirasi bahwa dengan niat yang tulus, komitmen, dan kesiapan diri, setiap anak muda bisa menjadi agen perubahan bagi masyarakat sekitarnya.
Ringkasan Zahwalia Putri – Finalis Duta Muda Sehat Kota Bogor 2025
Zahwalia Putri, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKM UMJ) angkatan 2023, berhasil menjadi finalis Duta Muda Sehat Kota Bogor 2025. Langkahnya dimulai dari ketertarikan terhadap unggahan Instagram Puskesmas yang membahas program tersebut. Dengan niat untuk berkontribusi bagi masyarakat dan latar belakang akademik di bidang kesehatan, Zahwa mengikuti proses seleksi dengan serius.
Ia menonjol karena komitmen, pengalaman organisasi, dan kemampuan akademiknya. Dalam karantina selama 3 hari, Zahwa mendapat pelatihan intensif tentang isu kesehatan, membuat proyek edukasi, serta menjalin kolaborasi dengan finalis lainnya. Ke depan, ia bersama tim Duta Muda Sehat akan terlibat dalam promosi kesehatan, edukasi ke sekolah-sekolah, dan program monitoring kawasan tanpa rokok.
Zahwalia memaknai keikutsertaannya bukan sekadar prestasi, tapi sebagai awal pengabdian nyata demi kesehatan masyarakat, khususnya di Kota Bogor.
Sejarah Singkat Kampus UMJ
Awal Berdiri (1955)
UMJ bermula dari pendirian Fakultas Hukum dan Filsafat di Padang Panjang pada 18 November 1955, sebagai keputusan Konferensi Majelis Pengajaran Muhammadiyah di Pekalongan.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Muhammadiyah
Relokasi ke Jakarta (1956)
Pada tahun 1956, fakultas tersebut dipindahkan ke Jakarta dan berganti nama menjadi Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Universitas Muhammadiyah Jakarta, Muhammadiyah.
Perkembangan Fakultas (1958–1963)
1958: PTPG berubah menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
1961: Resmi dibuka Fakultas Kesejahteraan Sosial (FKS).
1962: Didirikan Fakultas Tarbiyah.
1963: Dibuka tiga fakultas baru, yaitu Fakultas Hukum, Teknik, dan Ekonomi.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
SBMPTMU
Pengukuhan Universitas (1963)
Secara resmi, UMJ dikukuhkan sebagai universitas melalui akta notaris pada 19 Juni 1963.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Al Mujtaba
Pertumbuhan SDM Akademik
Seiring waktu, UMJ berkembang menjadi universitas dengan banyak fakultas:
Ilmu Sosial & Politik, Hukum, Ekonomi, Teknik, Agama Islam, Pertanian, Kedokteran & Kesehatan, Ilmu Pendidikan, Ilmu Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat — ditambah Sekolah Pascasarjana.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Republika Online
Pengakuan Akreditasi (2024)
Pada 5 Maret 2024, UMJ menerima sertifikat “Terakreditasi Unggul” dari BAN-PT, menegaskan kualitas institusi.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
SBMPTMU
PTMA Pertama dalam Muhammadiyah
UMJ dikenal sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) pertama dan tertua, sekaligus cikal bakal banyak PTMA lain di seluruh Indonesia.
Muhammadiyah
Lokasi Kampus yang Berkembang
Sejak di Jakarta, UMJ pernah menempati beberapa lokasi kampus seperti Kebayoran, Kramat, Tanah Abang, Garuda, Rempoa, hingga akhirnya menetapkan kampus-kampus utama di Cempaka Putih (Fakultas Teknik) dan Cirendeu, Ciputat (cabang utama).
Al Mujtaba, dinaskebudayaan.jakarta.go.id
Kesimpulan:
UMJ lahir dari niat kuat Persyarikatan Muhammadiyah untuk memiliki universitas, dimulai dengan satu fakultas di Sumatera, hingga berkembang menjadi universitas lengkap di Jakarta. Perjalanan panjang itu menjadikan UMJ sebagai institusi pendidikan tinggi Islami yang kredibel dan modern. (Yus MM/Suara Muhammadiyah.)
0 Komentar