Membentuk Otak Besar dari Ranah Minang: Refleksi dari Simposium Kebangsaan di UMSB

Membentuk Otak Besar dari Ranah Minang: Refleksi dari Simposium Kebangsaan di UMSB

SUMBAR, kiprahkita.com Padang, 22 September 2025 — Ranah Minang kembali menjadi saksi percik-percik inspirasi ketika Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, menapakkan kakinya di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) untuk menghadiri Simposium Kebangsaan. Acara yang digelar di Convention Hall Ahmad Syafii Maarif, Kampus I Padang ini menjadi ruang dialog kebangsaan yang membakar semangat para mahasiswa baru UMSB dalam menatap masa depan Indonesia.


Di hadapan ribuan mahasiswa, Wamen Fajar menyampaikan bahwa kampus bukan sekadar tempat belajar teori, melainkan kawah candradimuka—tempat karakter dan integritas diuji serta ditempa. Menurutnya, kampus adalah medan awal bagi tumbuhnya kompetensi sosial, kepemimpinan, dan keberanian bermimpi lebih jauh.

"Kalau semua berpikir menjadi ASN, tentu hanya kurang dari 10% yang bisa diterima. Lantas, ke mana sisanya? Dunia profesional, dunia wirausaha," ujar Wamen Fajar, menantang pola pikir lama yang terlalu terpaku pada pekerjaan formal negara.

Lebih dari sekadar menimba ilmu, mahasiswa Muhammadiyah juga, menurutnya, bergabung dengan jaringan Persyarikatan yang luas dan solid. Dari Aceh hingga Papua, bahkan menjangkau puluhan negara di dunia, keberadaan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) menjadi bukti bahwa gerakan ini bukan hanya lokal, tapi telah bertumbuh secara global.

Fajar, yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) PP Muhammadiyah, menegaskan bahwa jaringan itu adalah peluang besar bagi mahasiswa untuk mengglobal tanpa harus meninggalkan akar keindonesiaan dan keislaman.

Tak lupa, Wamen Fajar memberikan refleksi penting tentang warisan intelektual Minangkabau. Ia menyinggung sejarah panjang tokoh-tokoh besar bangsa yang lahir dari rahim Tanah Minang—sebuah wilayah yang tak hanya kaya budaya, tapi juga subur untuk melahirkan “otak-otak besar” yang memengaruhi arah republik ini.

“Tugas kita hari ini adalah menggali kembali kekuatan itu. Memaksimalkan fungsi otak. Jangan sampai otak-otak besar yang tersembunyi itu terus tidur. Bangkitkan! Tempa diri! Jadilah pemimpin masa depan dari tanah ini,” pungkasnya, memotivasi.

Catatan Penutup

Simposium ini tidak hanya menjadi pembuka tahun akademik, tetapi juga menjadi momen kebangkitan kesadaran kolektif mahasiswa Minang untuk tidak hanya mengejar gelar, tapi juga menciptakan jejak sejarah. Di tengah tantangan zaman dan persaingan global yang ketat, harapan Wamen Fajar jelas: Mahasiswa Muhammadiyah harus tampil sebagai pemimpin yang tangguh, inovatif, dan berakar pada nilai-nilai luhur bangsa.

Kini, giliran generasi muda menjawab tantangan:

Apakah kau akan menjadi bagian dari 10% yang menunggu kesempatan, atau 90% yang menciptakan perubahan?

Mendarat dan menginjakkan kaki di ranah Minang pada Senin (22/09), Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq mengisi Simposium Kebangsaan di Convention Hall Ahmad Syafii Maarif, Kampus I Padang Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB).

Di hadapan ribuan mahasiswa baru, Wamen Fajar mengatakan bahwa kampus menjadi kawah candradimuka untuk menempa karakter. Selain itu, sambungnya, kampus merupakan tempat untuk melatih kompetensi sosial dan kompetensi kepemimpinan.

“Salah satu tantangan adik-adik setelah lulus dari kampus ini adalah tentu persaingan dunia kerja. Kalau semua berpikir menjadi ASN, menjadi PNS, tentu hanya kurang dari 10% yang bisa diterima sebagai ASN. Lantas, adik-adik larinya ke mana? Ke dunia profesional. Ke dunia wirausaha,” ungkapnya.

Menurut Wamen Fajar yang juga Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini, di antara hal yang menjadi nilai tambah ketika bergabung dengan kampus Muhammadiyah ialah menjadi bagian dari jaringan besar Persyarikatan Muhammadiyah yang tersebar mulai dari Aceh sampai Papua. Bahkan, juga ada di banyak negara.

“Muhammadiyah sampai hari ini sudah memiliki pimpinan cabang istimewa di banyak negara. Jumlahnya puluhan negara. Sehingga, adik-adik kalau kelak nanti pergi ke suatu negara, itu akan menjumpai yang namanya PCIM: Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah. Selain itu, adik-adik yang sekarang diterima di kampus ini, kelak di kemudian hari akan menjadi pemimpin di republik ini,” tutur Wamen Fajar.

Fajar menilai banyak sosok-sosok berotak besar yang lahir dari rahim Minangkabau. Oleh karena itu, Fajar mengajak para mahasiswa untuk memperkuat pengetahuan dan memaksimalkan fungsi otak sehingga suatu saat nanti mampu melahirkan otak-otak besar yang sudah lama tersembunyi. (SM/YS)*

Posting Komentar

0 Komentar