Pesantren Kauman Mantapkan Digitalisasi Total: dari ISTEM hingga Koding AI
PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Senin, 1 September 2025 - Di jantung kota Padang Panjang, yang dikenal sebagai Kota Serambi Mekah dan pusat pendidikan di Sumatera Barat, terdapat sebuah pesantren yang berani melangkah ke masa depan tanpa melupakan jati diri dan masa lalunya. Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang namanya. Bukan hanya sekadar tempat mengkaji kitab kuning, tetapi telah bertransformasi menjadi pusat inovasi dengan nilai-nilai Islam berpadu secara sinergis disertai kemajuan sains dan teknologi.
![]() |
ISTEM (Islamic, Science, Technology, Engineering, and Mathematics) |
Pesantren ini mengusung visi progresif dengan mengintegrasikan pendekatan ISTEM (Islamic, Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dalam proses pembelajarannya. Uniknya, semangat modernisasi ini bukanlah sesuatu yang baru, melainkan merupakan cetusan dari DNA Buya Hamka—seorang ulama, sastrawan, dan pemikir multidisipliner legendaris Indonesia—yang hidup dan besar di lingkungan pesantren ini.
Pesantren Kauman memahami bahwa untuk mencetak generasi khairu ummah (sebaik-baik umat) di era modern, santri harus menguasai bahasa masa kini: teknologi dan sains. Pendekatan ISTEM menjadi kerangka utamanya:
Islamic sebagai Fondasi: Setiap inovasi dan penemuan selalu dikembalikan kepada nilai-nilai ketauhidan dan akhlak karimah. Pembelajaran coding atau AI, misalnya, diawali dengan refleksi tentang etika penggunaannya dalam Islam, dampak sosial, dan tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi.
Science, Technology, Engineering, and Math sebagai Pilar Kompetensi: Santri tidak hanya diajarkan teori tetapi didorong untuk melakukan praktik. Mereka terlibat dalam proyek-proyek seperti: Robotic dan IoT (Internet of Things): Merancang alat sederhana untuk memantau kelembaban udara atau sistem penyiraman tanaman otomatis.
![]() |
ISTEM (Islamic, Science, Technology, Engineering, and Mathematics) |
Programming dan Coding: Membuat aplikasi atau website dengan konten keislaman, seperti platform kajian, digital library kitab, atau quiz pengetahuan agama.
Data Science: Menganalisis data untuk kebutuhan penelitian sosial-keagamaan.
Lingkungan pesantren menjadi "living lab" di mana santri dapat mengaplikasikan ilmu matematika dan teknik mereka untuk memecahkan masalah sehari-hari di kompleks pesantren.
Kecerdasan Buatan (AI) dan Coding: Fokus Utama Pesantren Modern
Pesantren Kauman sangat concern dengan perkembangan AI dan coding. Mereka memandang kedua bidang ini sebagai tools (alat) penting yang harus dikuasai, bukan untuk ditakuti.
AI for Islamic Studies: Santri diajak untuk mengenal bagaimana AI dapat digunakan untuk mempelajari Islam, misalnya melalui aplikasi pembaca Al-Qur'an dengan tajwid yang interaktif, chatbot yang menjawab pertanyaan fikih dasar, atau sistem untuk menganalisis hadis.
Coding as a Logical Mindset: Pembelajaran coding diajarkan untuk melatih pola pikir logis, terstruktur, dan sistematis—nilai-nilai yang juga sangat dibutuhkan dalam memahami ilmu ushul fikih (metodologi hukum Islam). Bahasa pemrograman seperti Python atau JavaScript menjadi bahasa pengantar baru bagi santri untuk menciptakan solusi digital.
Inilah yang membedakan Pesantren Kauman. Semangat modernisasi mereka bukanlah jiwa yang terpisah dari sejarahnya, melainkan penghidupan kembali dari "DNA Buya Hamka" yang melekat pada tempat ini. Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) adalah produk dari lingkungan Kauman dan merupakan simbol integrasi ilmu.
Apa saja DNA Buya Hamka yang tercermin dalam gerakan pesantren ini?
Open-Mindedness (Pikiran Terbuka): Buya Hamka dikenal sebagai ulama yang sangat terbuka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan filsafat Barat, tanpa kehilangan identitas keislamannya. Pesantren Kauman menerapkan hal ini dengan membuka lebar wawasan santri terhadap teknologi mutakhir.
Multidisipliner: Buya Hamka adalah seorang yang menguasai banyak bidang: teologi, sastra, sejarah, psikologi, dan politik. Pendekatan ISTEM adalah perwujudan modern dari semangat ini, mendorong santri untuk tidak terkotak-kotak pada satu disiplin ilmu saja. Seorang santri harus paham fikih sekaligus mampu membuat program komputer.
Relevansi Sosial: Karya-karya Buya Hamka, seperti Tafsir Al-Azhar, selalu menyentuh persoalan aktual masyarakat. Pesantren Kauman mendidik santri untuk menggunakan kemahiran teknologinya untuk menciptakan solusi yang bermanfaat bagi umat (rahmatan lil 'alamin), bukan sekadar untuk prestise.
Pemberdayaan Umat: Buya Hamka aktif dalam organisasi (Muhammadiyah) untuk memajukan masyarakat. Pesantren Kauman memaknainya dengan membekali santri dengan skill masa depan (AI & Coding) yang dapat memberdayakan ekonomi dan pendidikan umat Islam.
![]() |
ISTEM (Islamic, Science, Technology, Engineering, and Mathematics) |
Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang adalah bukti nyata bahwa tradisi pesantren dan modernitas bukanlah dua kutub yang bertolak belakang. Melalui integrasi digitalisasi dan pendekatan ISTEM yang dijiwai oleh DNA Buya Hamka, pesantren ini tidak hanya mencetak santri yang alim (berilmu agama) tetapi juga ulama yang melek teknologi.
Mereka sedang menulis ulang narasi bahwa pusat kemajuan teknologi hanya ada di kota-kota besar. Dari sebuah pesantren di ranah Minang, lahir generasi baru yang siap menjawab tantangan zaman dengan logika kode program, kedalaman spiritual, dan warisan intelektual seorang Buya Hamka. Inilah wajah masa depan pendidikan Islam Indonesia yang unggul, bermartabat, dan penuh inovasi. (TR)
0 Komentar