Galodo, Banjir, Longsor, dan Duka di Sumatera, Mari Bantu Bersama Meringankan Beban Terdampak

PADANG PANJANG, kiprahkita.com Satu unit sepeda motor menarik kepiluan kita. "Mungkin ada pihak keluarga yg mengenali motor ini, ditemukan dibalik timbunan material longsor dan banjir jembatan kembar padang panjang. #polantassumbarrancakbana #longsordanbanjirsumbar

Mari Amati Mungkin Ada yang Kenal

Padang Panjang kota paling kecil di Sumatra Barat. Di kelilingi lembah dan belantara lebat, perbukitan, dan gunung-gunung yang menjulang sebagai pasak bumi Ranah Minang, berupa Marapi, Tandikek, dan Singgalang. (Subhan, Facebook)

Salah satu akses utama terdekat dari pusat provinsi ke kota ini adalah jalan yang membelah rimba di kaki Tandikek, melewati air terjun Lembah Anai dan menyisiri tepi Batang (Sungai) Anai. Lembah Anai dan Mega Mendung.

Dinding-dinding bukitnya yang curam dan sungainya yang ganas pada saat hujan deras, menjadikan kawasan ini rawan longsor (galodo) dan air sungai meluap. 

Tak sedikit korban jiwa di kawasan ini di tahun-tahun yang sudah—tak hanya oleh keadaan alam tetapi juga kecelakaan lalu lintas.

Gerbang utama Padang Panjang, Jembatan Kembar yang di sekitarnya bermukim beberapa KK, habis disapu galodo beberapa hari lalu. Jalan pun lumpuh total. Padang Panjang terisolasi. 

Bila hendak ke Padang, satu-satunya jalan harus ke Kota Solok, melewati tepi Danau Singkarak, terus ke Kabupaten Solok, hingga sampai ke Sitinjau Laut yang sebelumnya di sana juga longsor. 

Pun Melewati Malalak, jalan alternatif itu juga longsor, lewat Maninjau juga longsor. Daerah itu pun terisolasi hinggga hari ini, Minggu, 30 November 2025. Jembatan Panta, Kecamatan Matur tidak bisa lagi dilewati, info malam tadi.

Kondisi Jembatan Panta, Matur

Bahkan dilaporkan terjadi kepanikan melanda warga, serta anggota Tim SAR dan jurnalis yang sedang melakukan  penyisiran pencarian korban banjir bandang di Tiboh Tengah, Kec. Malalak, Kab. Agam tersebut. Mereka langsung berlarian menyelamatkan diri ketika mendengar suara dentuman dari atas bukit, yang menandakan masih akan ada terjadi longsor susulan.

Bahkan, demi mencari tempat yang lebih aman dari jangkauan longsor, mereka terpaksa berlari hingga sejauh dua kilometer. Meski sejumlah petugas dan jurnalis ada yang kelelahan di tengah jalan, mereka tetap lanjut berlari sambil membantu teman dan warga yang terjatuh karena lelah berlari. 

Memang begitulah pasca lngsor, masih akan ada longsor susulan karena tanah bergerak. Kondisi ini pun yang menyebabkan sulit memberikan pertolongan kepada terdampak. Kondisi medan belum aman untuk di dekati. Untuk jalan bukittinggi matur putus tottal. #NewsSctv #Liputan6Terkini

Garin Mushola itu pun Menjadi Korban

Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un (Ahmad Rifai, Facebook)

Telah berpulang ke Rahmatullah dunsanak kita  garin mushola jembatan kembar Silaing Bawah Padang Panjang atas nama Novi Hendri, asal Panyalaian, alumni MAN Koto Baru Padang Panjang tamat tahun 2007. 

Semoga Allah SWT menjadikan beliau ahli surga.  Beliau adalah korban galodo jembatan Kembar Silaing Bawah kamis 27 November 25

Meski penjaga Musholla itu telah berpulang, namun tempat musafir menyujudkan diri kepada Allah SWT itu bangunannya berdiri kokoh pasca 2 x hantaman galodo. Mushola jembatan Kembar Silaing Bawah Padang Panjang itu saksi bisu ganasnya galodo kamis 27 November 25 pada pukul 11.52 WIB itu.


Keadaan Musholla Tetap Kokoh

Kondisi terkini lembah anai tepatnya batas kota padang panjang jembatan kembar tanggal 28 November 2025. Bapak Bupati Tanah Datar,Wakil Walikota,Kapolres Padang Panjang,KEJARI,Niniak Mamak Bukik Suruangan,Anggota DPRD Padang Panjang,TNI, BRIMOB, BPBD, PU, BASARNAS, PMI Kota Padang Panjang beserta seluruh tim yang bertugas berjibaku membersihkan dan mengevakuasi korban bencana alam.semoga semua yang terlibat bekerja diberikan kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT.

Kondisi Jembatan Kembar saat Ini

Posisi datangnya longsor di jembatan Kembar Silaing Bawah Padang Panjang. Dari sisi kiri dari Kota Padang Panjang dan  datang dari belakang sehingga membuat sungai besar itu menyapu pinggiran sungai. Beberapa rumah warga sebantaran sungai dan kedai dihantamnya.

Wako Hendri Arnis Bantu Evakuasi di Mega Mendung

Mulai Terbebas dari Material Galodo, Wako Hendri Arnis Tinjau Jembatan Kembar dan Proses Evakuasi di Mega Mendung

PADANG PANJANG, KOMINFO — Material galodo yang sebelumnya menutup total akses di kawasan Jembatan Kembar mulai teratasi setelah pembersihan intensif dilakukan tim gabungan. Meski jalur kini sudah dapat dilalui kendaraan operasional, akses tersebut masih belum dibuka untuk umum demi menjaga keselamatan mereka.

Dengan kondisi yang memungkinkan untuk dilintasi, Wali Kota Padang Panjang, Hendri Arnis melanjutkan peninjauan ke kawasan Mega Mendung, titik terdampak berikutnya, Sabtu,(29/11/2025) kemarin.

Setibanya di lokasi, Wako Hendri memantau proses evakuasi dua jenazah korban yang tertimbun material galodo. Turut mendampingi Kapolres, AKBP Kartyana Widiarso Wardoyo Putro, Dandim 0307/TD Letkol Inf Agus Priyo Pujo Sumedi, serta Wakil Ketua DPRD, Mardiansyah.

Kedua korban ditemukan dalam kondisi memprihatinkan. Salah satu terjepit batang kayu besar, sementara korban lainnya hanya terlihat bagian kakinya saja. Proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati karena masih derasnya aliran sungai.

Tim gabungan bekerja sejak pukul 15.00 WIB saat ditemukannnya korban tersebut hingga 18.56 WIB. Namun, debit air yang terus meningkat membuat evakuasi harus dihentikan sementara. Tenaga tambahan juga dibutuhkan untuk memaksimalkan upaya pencarian. Evakuasi akan dilanjutkan kembali hari ini Minggu, 30 November 2025 apabila kondisi memungkinkan.

Kondisi Air Sebelum Galodo

“Kita berupaya semaksimal mungkin agar proses evakuasi berlangsung aman dan korban dapat segera diserahkan kepada pihak keluarga. Kami menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya dan memohon doa dari seluruh masyarakat,” ujar Wako Hendri.
Kondisi Air Sesudah Galodo

Di kawasan Mega Mendung, kondisi jalan terlihat amblas dan putus total akibat terjangan galodo. Alat berat telah dikerahkan untuk melakukan perbaikan dan membuka akses kembali. (harris)

Mari salurkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i ke nomor rekening LazisMUHAMMADIYAH di atas!


Salah satu lokasi perumahan di Kota Padang

Info Terbaru dari Ranah Agam

Sebanyak 34 orang berhasil ditemukan dengan kondisi meninggal dunia akibat banjir bandang yang menghantam Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.Banjir bandang yang terjadi pada Kamis (27/11/2025) sekitar pukul 17.15 WIB, akibat cuaca ekstrem yang melanda sebagian wilayah Sumatera Barat termasuk Kabupaten Agam.

Berdasarkan update Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam pada Jumat (28/11/2025) pukul 18.40 WIB, total meninggal dunia yang berhasil ditemukan mencapai 34 orang. Banjir bandang tersebut terjadi di empat jorong di Nagari salareh Aia Timur.

Kabid Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Agam, Abdul Ghafur, menyebut, berdasarkan update data terbaru pada Jumat pukul 18.40 WIB, terhitung sebanyak 34 orang berhasil ditemukan dengan kondisi meninggal dunia. Wilayah yang terdampak banjir bandang tersebut terdiri dari Jorong Kampuang Tangah Barat, Kampuang Tangah Timur, Subarang Aia Timur dan Jorong Koto Alam.

Berikut data 34 korban meninggal dunia yang sudah ditemukan BPBD Agam pada Jumat sore hingga pukul 18.40 WIB:

Jorong Kampuang Tangah Barat, Betrina, Romi, Asmawati, Tek Jun, Edi Ajo, Bustamam, Leni. Jorong Kampuang Tangah Timur : Memet, Ni Mis, Pelangi, Piak Aluih, Celsi, Alif, Yur Boy, Pak Pudin, Sariati. Jorong Koto Alam Iwik. Jorong Subarang Aia Timur : Zahara, Yen, Toko, Sidem, Febi, Iseh, Dewi, Mak Aguih, Azam, Wahyu, Iwik, Abibi, Tek DaSimal, Heru, Mimi, Ratih, dan Tek Sidan.

"Total 34 orang ditemukan meninggal dunia akibat banjir bandang di empat jorong, Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam," pungkasnya. (TribunPadang/Muhammad Iqbal) Sumber: Tribun Padang.

Posting Komentar

0 Komentar