Jorong Toboh, Nagari Malalak, Pemukiman Warga Luluh Lantak karena Galodo

GALODO MALALAK: 135 KK MENGUNGSI, AKSES TERPUTUS, DAN EMPAT WARGA DILAPORKAN HILANG

MALALAK, AGAM, kiprahkita.com Banjir bandang atau galodo yang melanda Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada Rabu (26/11/2025) sekitar pukul 16.00 WIB, menimbulkan kerusakan besar dan memaksa ratusan warga mengungsi dalam kondisi darurat.

Terjangan Galodo Hantam Permukiman

Menurut laporan awal Camat Malalak yang diterima BPBD Agam, arus galodo membawa material lumpur, batu, dan kayu dalam jumlah besar, langsung menghantam permukiman warga di sepanjang jalur sungai.

Di wilayah terdampak terdapat sekitar 160 Kepala Keluarga, namun data resmi pengungsian yang dihimpun BPBD Agam hingga Kamis pagi mencatat 135 KK telah mengungsi.

Pengungsian Tersebar di Empat Lokasi

Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam, Abdul Ghafur, warga mengungsi di beberapa titik aman:

Masjid Nurul Falah Limo Badak

Masjid Nurul Sa’adah Jorong Saskand

Masjid Nurul Iman Jorong Bukik Malanca

SDN 01 Campago

BPBD juga mendirikan tenda darurat di Jalan Raya Penghubung Bukittinggi–Padang, sekitar satu kilometer dari kantor camat.

Tenda BPBD selesai dipasang pukul 02.00 WIB dan tenda Brimob sekitar pukul 01.30 WIB.

Namun karena cuaca masih hujan dan kondisi tanah labil, pengungsi tetap bertahan di lokasi-lokasi pengungsian awal.

Akses dan Komunikasi Terputus, BPBD Terhambat Masuk

Kepala BPBD Agam, Rahmad Lasmono, menegaskan bahwa tim belum bisa mencapai titik bencana karena: Jalan menuju lokasi terputus, tertimbun material galodo dan longsor. Sinyal komunikasi lemah, bahkan banyak area tanpa jaringan, menyulitkan koordinasi.

BPBD baru dapat melakukan persiapan dan pengumpulan personel setelah menerima laporan awal, sementara informasi dari lapangan hanya mengandalkan laporan manual dari pihak kecamatan dan warga.

Puluhan Rumah Rusak dan Dua Warga Dilaporkan Hilang

BPBD memperkirakan puluhan rumah warga terdampak, mulai dari tergenang lumpur hingga rusak berat.

Pemerintah nagari melaporkan bahwa empat warga hilang dibawa arus galodo, dan Tim Basarnas Kota Padang telah tiba di Malalak untuk melakukan pencarian mulai Kamis pagi ini. Sore ini dua korban sudah ditemukan Basarnas. Korban luka-luka juga sudah dibawa ke rumah sakit terdekat.

Potensi Susulan Masih Tinggi Bila Hujan Belum Reda

Debit air sungai dilaporkan kembali meningkat menjelang malam, membawa material baru dari hulu—menandakan potensi:

galodo susulan,

longsoran lanjutan,

serta kondisi tanah yang masih labil.

BPBD mengimbau warga dan pengendara untuk: meningkatkan kewaspadaan di jalur rawan longsor,

mengungsi saat muncul tanda-tanda banjir bandang, serta menjauhi seluruh bantaran sungai.

Bencana Mengancam, Kesiapsiagaan Diuji

Galodo Malalak menjadi pengingat bahwa bencana alam datang tiba-tiba dan seringkali lebih cepat daripada kesiapan aparat. Dengan akses terputus dan komunikasi terbatas, warga menjadi pihak pertama yang menyelamatkan diri dan membantu satu sama lain. Sementara itu, upaya pencarian, pendataan korban, dan pemulihan akses masih terus berlangsung.

Sementara jalan ditutup baik lewat Silaing dan Malalak




Foto Pemukiman Warga Luluh Lantak karena Galodo

Informasinya ada 160 KK di lokasi itu, dan warga mengungsi," katanya kepada Liputan6.com, Rabu (26/11/2025). (BS)*

Bencana alam yang melanda Kecamatan Malalak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat nyaris membuat daerah di Kaki Gunung Singgalang itu terisolir. Akses jalan ke sana tertutup. Satu-satunya yang tersisa melintasi Sicincin dan Tandikek juga nyaris putus, karena ruas jalan di Kampuang Tanjung, Koto Mambang juga terdampak longsor.

Padahal, ruas jalan tersebutlah satu-satunya yang tersisa setelah ruas Jalan Malalak ke Balingka di Kecamatan IV Koto Agam amblas digerus derasnya hujan. Ruas jalan lainnya dari Malalak Barat juga tertimbun longsor. "Malalak nyaris terisolasi," kata Wali Nagari Malalak Timur, Abdul Hanif dan Camat Malalak, Ulya Safar yang dihubungi terpisah. Akibat tertutupnya akses jalan menyebabkan tim dan bantuan kemanusiaan ke Jorong Toboh, Kenagarian Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatra Barat itu susah mencapai lokasi.

"Kendaraan roda empat susah masuk," kata Camat Malalak. Saat ini, kata Buk Camat, Malalak butuh alat berat untuk menyingkirkan material longsor yang menimbun badan jalan di Malalak Barat. Setidaknya, dengan terbukanya akses jalan itu bisa membantu mempercepat tim penyelamatan korban galodo di Jorong Toboh.

Saat ini, selain ada di empat tempat pengungsian yang disiapkan Pemerintah Kecamatan Malalak, ada warga yang masih terkurung di daerah Parantian Toboh. Mereka tak bisa turun ke bawah, karena kawasan di bawahnya dilanda air bah yang turun deras dari sungai yang ada di kawasan itu.

"Bantu kami, warga butuh penanganan medis," kata Icha warga setempat. Mereka terkurung di sana sejak Rabu sore. Saat galodo, mereka memilih Parantian karena lebih tinggi dari kawasan lain di Jorong Toboh.

Wali Nagari Malalak Timur, Abdul Hanif mengatakan, warga sangat membutuhkan bantuan alat penerangan, pakaian, selimut dan kebutuhan harian lainnya. "Jika listrik belum bisa hidup, kami mohon bantuan genset untuk penerangan dan biar tetap bisa menyalakan alat komunikasi," harapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Malalak tepatnya di Jorong Toboh terjadi galodo Rabu 26 November 2025 sekira pukul 16 00 WIB. Air bah menghantam rumah-rumah penduduk. Sejumlah orang dinyatakan hilang dan tiga orang dilaporkan meninggal dunia. (Y)

Posting Komentar

0 Komentar