Tanah Datar Butuh Alat Berat Excavator dan Bulldozer
Batusangkar, 30 November 2025.
PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Deforestasi di Indonesia, kita negara terbesar kedua yang kehilangan hutan primer tropis paling parah. Data menunjukkan selama kurun waktu satu tahun saja antara tahun 2002 dan 2023, sekitar 10,5 juta hektar hutan primer Indonesia hilang dijadikan sebagai perkebunan sawit. Bukan hanya karena cuaca ekstrim yang selalu jadi kambing hitam, tapi akan perlakuan kita. Kayu-kayu ini menjadi saksi bisu atas perlakuan itu.
Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan dengan akses jalan yang masih terputus akibat galodo atau banjir bandang, Kabupaten Luhak Nan Tuo ini membutuhkan alat berat berupa Excavator dan Bulldozer untuk mengangkat serpihan kayu dan material yang menutupi jalan atau yang mengenai pemukiman masyarakat.
![]() |
| Kayu-kayu di Tanah Datar |
Kebutuhan ini begitu terasa di saat Bupati bersama Forkopimda Tanah Datar dan Padang Panjang mengunjungi 3 kecamatan yang terdampak bencana ini di Tanah Datar. Saat Ini PEMDA Tanah Datar sudah menurunkan alat berat yang dimiliki untuk langsung ke lokasi terdampak tetapi sama sekali belum maksimal.
Alat berat yang sudah diturunkan oleh Pemda Tanah Datar ada 5 unit, 4 kepunyaan Pemda, 1 sewa. Dari 4 kepunyaan Pemda Tanah Datar sudah hanyut oleh banjir bandang ini 1 unit Excavator XMCG. Sampai saat berita ini diturunkan menurut pantauan ada 1 unit bantuan alat berat yang diperbantukan BWS Provinsi Sumbar.
Tentu ini menjadi kebutuhan yang sangat mendesak saat ini, selain untuk relokasi material, alat berat ini terkadang juga digunakan untuk proses pemindahan bahan makanan dan orang di setiap titik yang tidak bisa dilalui oleh kendraan.
Bupati Eka Putra berharap ada bantuan berupa alat berat dari pemerintah Provinsi Sumbar atau pemerintah pusat bahkan para perantau agar bisa cepat menyelesaikan proses pembersihan material sehingga situasi kembali normal. (Dok.akos)
![]() |
| Hasil pagi ini sampah yg menumpuk di Pantai Belakang hotel Pangeran dan Ulak karang Padang Sampah berupa kayu glondongan....Minggu, 30/11/2025 |
Beginilah keadaan di Pancung Taba Bayang Utara Pesisir Selatan, banyak sekali kayu"yang berserakan habis banjir.
Tapi heran dari mana kayu ini,apakah dari alam atau manusia.
![]() |
| Pancung Taba Bayang |
Rapat Koordinasi Malam, Wako Hendri Arnis Tegaskan Satu Komando SAR dan Kepastian Penanganan Pengungsi
PADANG PANJANG, KOMINFO – Pemerintah Kota Padang Panjang bersama unsur Forkopimda menggelar Rapat Koordinasi Pencarian dan Evakuasi Korban Longsor, Sabtu (29/11/2025) malam di Posko Komando Markas Koramil 01/PP.
Rapat ini dipimpin langsung Wali Kota, Hendri Arnis, didampingi Wakil Wali Kota, Allex Saputra serta dihadiri seluruh unsur Forkopimda dan instansi teknis terkait.
![]() |
Rakor malam ini dilaksanakan setelah proses pencarian korban di kawasan Jembatan Kembar, Silaing Bawah serta penanganan pengungsi di sejumlah lokasi.
Perwakilan Basarnas melaporkan, tiga jenazah telah berhasil ditemukan. Dua berada di dalam mobil, sementara satu korban terpantau di tengah sungai namun belum dapat dievakuasi karena arus sungai yang sangat kuat. Evakuasi akan kembali dilanjutkan pada Ahad pagi.
Basarnas menegaskan seluruh kegiatan pencarian dan evakuasi harus berada di bawah satu kendali dan melarang keras aktivitas evakuasi mandiri yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat maupun relawan.
![]() |
| Kayu-kayu bekas banjir di Sibolga |
Kepala Dinas Sosial PPKBPPPA, Winarno melaporkan bantuan family kit, selimut, kasur dan makanan siap saji dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah dijemput dan mulai didistribusikan. Operasional dapur umum juga berjalan lancar dan dapat memenuhi kebutuhan makanan pengungsi.
Dandim 0307/Tanah Datar, Letkol Inf Agus Priyo Pujo Sumedi menekankan pentingnya publikasi data satu pintu guna mencegah informasi simpang siur.
Ia juga mengingatkan, warga hanya dapat kembali ke rumah setelah dinyatakan aman. “Untuk rumah yang hancur atau berada di zona merah, wajib direlokasi,” tegasnya.
Kapolres Padang Panjang, AKBP Kartyana Widyarso Wardoyo Putro menambahkan, data korban dan pengungsi terus diperbarui secara berkala. Pihaknya juga sedang menunggu konfirmasi terkait penambahan unit K-9 untuk memperkuat operasi pencarian.
Ia mengimbau pengungsi, khususnya dari kawasan Bancalaweh untuk menunggu hasil asesmen keamanan sebelum kembali ke rumah. Selain itu, Kapolres menginstruksikan Dishub melakukan sterilisasi jalur Lembah Anai dari masyarakat yang tidak berkepentingan.
Dari BMKG disampaikan bahwa cuaca Ahad (30/11/2025) diperkirakan berawan dengan suhu sekitar 19°C. Siklon yang sebelumnya memengaruhi cuaca telah menjauh dari wilayah Sumatera.
Setelah mendengar seluruh laporan, Wako Hendri Arnis memberikan arahan tegas. “Data sudah lengkap. Terima kasih kepada seluruh tim. Untuk pengungsi yang ingin kembali, kita tunggu rekomendasi BMKG dan tim teknis. Keselamatan adalah yang utama,” katanya.
Wali Kota memerintahkan pelaksanaan gotong royong massal pada Ahad pagi yang akan dikoordinir para lurah. PDAM juga diminta memastikan ketersediaan air bersih di seluruh titik pengungsian. Sementara itu, Dinas PUPR diminta mendata secara detail kerusakan rumah, khususnya yang hancur atau termasuk zona merah, untuk diproses relokasi.
“Warga yang bersedia pindah diarahkan ke Rusunawa. Untuk pegawai yang berdomisili di Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman hingga Kota Padang dan rumahnya terdampak, dipersilakan bekerja dari rumah. Selain itu, tetap masuk seperti biasa,” tegas Wako Hendri.
Wawako Allex Saputra turut menegaskan seluruh data pengungsi harus benar-benar valid agar penyaluran bantuan dan konsumsi tepat sasaran.
“Semoga cuaca terus membaik, seluruh korban yang hilang segera ditemukan, dan proses relokasi serta pemulihan berjalan cepat. Padang Panjang bisa bangkit bila kita bergerak bersama,” tutupnya. (rifki)
Sejuta Pohon Setahun, 4.634 Izin Tambang Seumur Hidup
Ente kalau tengok video di Sibolga itu, ngeri. Ribuan batang kayu gelondongan menerjang apa saja di sungai. Sungai penuh dengan kayu. Kenapa ini terjadi? Mari kita lindas, eh salah, kupas sambil seruput Koptagul, wak!
Negeri ini sudah seperti panggung sulap murahan. Di depan kamera, pejabat berdiri tegap sambil menunduk menanam bibit pohon. “Mari kita hijaukan negeri ini!” katanya. Tepuk tangan terdengar, drone terbang di atas kepala, anak sekolah disuruh melambai tangan ke kamera. Gerakan Satu Juta Pohon Setahun jadi slogan nasional. Tapi di sisi lain, di balik tembok kantor kementerian, tangan pejabat yang sama menandatangani Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang totalnya sudah mencapai 4.634 izin tambang aktif, menguasai 9,1 juta hektar lahan negeri ini. Ini bukan angka kecil, wak. Dua kali luas pulau Jawa.
Mereka bilang mereka mencintai hutan. Sementara angka deforestasi netto tahun 2023–2024 sudah tembus 175 ribu hektar, dan tahun ini diperkirakan mencapai 600 ribu hektar. Apa kita ini sedang menanam hutan, atau sedang menanam kebohongan? Satu juta bibit pohon setahun, tapi enam ratus ribu hektar hutan primer lenyap dalam periode yang sama. Bibit ditanam dalam pot keramik impor untuk konten Instagram. Sementara di hulu sungai, akar hutan yang sudah menopang tanah ratusan tahun dicabut sampai habis demi nikel dan emas.
Hasil dari pembantaian hutan ini bukan sekadar tanah botak. Banjir bandang datang sebagai tamu tak diundang. Longsor ikut menyapa. Korban manusia jatuh. Di Sumatera saja, data terakhir yang kita pegang, 50 orang meninggal akibat banjir dan longsor. Lima puluh nyawa, lae. Bukan statistik. Itu manusia, dengan nama, dengan keluarga, dengan masa depan.
Sibolga jadi saksi. Gelondongan kayu segede badan gajah meluncur dari gunung, menghantam rumah seperti bola bowling menghancurkan pin. Orang-orang berlari sambil membawa bayi, ada yang berenang sambil mengangkat kulkas di atas kepala. Sementara pejabat kita, yang merasa sudah “berjasa”, berdiri di lokasi bencana sambil mengenakan rompi oranye, dan mengucapkan kalimat standar, “Ini bencana alam.”
Bencana alam, bangsat! Ini bencana tanda tangan! Ini bencana pena pejabat! Bukan Satupena, ya!
Pena itu, lae, yang sekilas terlihat lembut, ringan, elegan, lebih berbahaya dari bulldozer dan chainsaw. Karena dengan goresan pena itu saja, perusahaan dapat mandat resmi untuk menghabisi hutan. Mereka menggunduli tanah, menggali perut bumi, mengubah lanskap seperti memotong kue.
PNBP dari sektor tambang tahun 2024 mencapai Rp268 triliun. Angka besar. Tapi apa rakyat dapat bagian dari itu? Apakah rumah orang Sibolga jadi lebih kuat? Apakah drainase ditingkatkan? Apakah tanggul dibangun? Tidak, uda uni. Yang dibangun malah IKN di tanah bekas hutan, yang suatu hari mungkin juga akan tenggelam oleh ulah yang sama.
Paradoksnya begitu jelas. Satu tangan menanam pohon, satu tangan menebas hutan. Satu mulut bicara hijau dan ekologi, mulut lainnya berbisik royalti dan investasi.
Kalau memang pemerintah serius menyelamatkan hutan, mereka tak perlu menanam sejuta pohon, cukup hentikan penebangan satu pohon raksasa yang usianya ratusan tahun. Karena menanam pohon itu tindakan simbolik. Menjaga hutan yang sudah ada, itulah tindakan penyelamatan. Kalau kita masih berpura-pura, gerakan hijau ini nyata, sementara IUP terus mengalir seperti amplop THR, maka kita sedang ikut menertawakan korban-korban yang mati di lumpur.
Lae, kita ini bukan anti pembangunan. Kita hanya anti pada kebijakan yang membunuh rakyat sendiri. Hutan adalah tameng terakhir kita dari amukan air. Merusak hutan bukan bahaya, itu bunuh diri kolektif. Alam akan menagih hutang itu pada kita semua, tanpa pilih siapa pejabat, siapa rakyat kecil.
Alfatehah untuk semua korban. Karma buat yang meneken IUP. Maaf kalau kali ini saya agak kasar akibat terbawa emosi.
#camanewak
Rosadi Jamani
Terbaru: Korban Bencana Tewas di Sumatera 303 Jiwa, Kini Sumbar Nomor Dua Terbanyak, Ribuan Terpaksa Mengungsi
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan total korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, mencapai 303 orang hingga Sabtu (29/11) sore.
Kepala BNPB Suharyanto menyebut jumlah korban terbanyak berasal dari Sumatra Utara.
"Saya akan uraikan dari Sumut, korban jiwa yang kemarin 116 korban jiwa, sekarang menjadi 166 jiwa meninggal dunia. Kemudian 143 jiwa yang masih hilang," kata Suharyanto dalam penjelasannya kepada wartawan, Sabtu (29/11).
Ia menambahkan korban meninggal di Aceh saat ini tercatat 47 orang.
"Aceh kondisinya per sekarang ada penambahan korban. Untuk pertama korban jiwa ada 47, 51 masih hilang, dan delapan luka-luka. Data ini masih akan berkembang terus," ujarnya.
Sementara di Sumatra Barat, jumlah korban bertambah setelah temuan terbaru dari Kabupaten Agam.
"Untuk Padang [Sumbar] ini meningkat. Jadi sekarang nomor dua setelah Sumut, ini korban jiwa ada 90 yang meninggal dunia, 85 hilang, 10 luka-luka," jelasnya.
Total korban jiwa tiga provinsi tersebut kini mencapai 303 orang, terdiri dari 166 di Sumut, 90 di Sumbar, dan 47 di Aceh.
Data terbaru, korban meninggal dunia akibat bencana alam tanah longsor, banjir bandang di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, bertambah menjadi 85 orang.
"Ini data pada Sabtu (29/11) pada pukul 20.00 WIB," kata Kepala Pelaksana BPBD Agam Rahmat Lasmono di Lubuk Basung, Sabtu (29/11).
Ia mengatakan ke 85 korban korban itu tersebar di lima kecamatan yakni, Kecamatan Malalak berupa banjir bandang di Jorong Toboh, Nagari atau Desa Malalak Timur dengan jumlah 10 orang atas nama Azmal, Kasmawati, Herman, Yusmaniar, Azir, Marnis, Gina, Dina, Aldo dan Ernawati.
Setelah itu, di Kecamatan Tanjung Raya berupa tanah longsor di Ariki, Nagari Dalko sebanyak dua orang atas nama Safarudin, Emninar, Hafizah dan Sumardi.
"Dua korban belum teridentifikasi di Ariki, Kecamatan Tanjung Raya," katanya.
Ia menambahkan di Kecamatan Matur berupa tanah longsor di Kuok Tigo Koto, Nagari Matua Mudiak satu orang atas nama Rajibah.
Di Nanlimo, Kecamatan Palupuh satu orang atas nama Muhammad Daud.
Sedangkan di Kecamatan Palembayan berupa banjir bandang sebanyak 55 orang tersebar di Jorong Koto Alam sebanyak 22 orang atas nama Rika, Mawar, Manik, Ranti, Aisyah, Sinyur, Erik, Siaih, Siem, Agusri, Khaidir, Revan, Zara, Uci Suna, Kasmawati, Safarudin, Nabila, Iwik, Widya Ningsih, Nalla, Nabila dan Defrizal.
Sedangkan di Jorong Sumbarang 17 orang atas nama Zahara, Iyen, Sidem, Febi, Iseh, Dewi, Aguih, Azam, Iwik, Abibi, Tek Da, Simal, Heru, Mimi, Ratih dan Sidan.
Untuk Kampuang Tangah tujuh orang atas nama Befriana, Rumi, Asmawati, Jun, Edi Ajo, Bustaman dan Leni.
Setelah itu Jorong Kampung Tangah Timur sembilan orang atas nama Memet, Mis, Pelangi, Piak Aluih, Celsi, Alif, Yurboy, Pudin dan Sarianti.
"12 korban di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan belum teridentifikasi," katanya.
Ia menambahkan saat ini masih ada sekitar 78 orang belum ditemukan yang tersebar di Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur sebanyak lima orang.
Lalu dua empat tertimbun di Kecamatan Tanjung Raya dan Salareh Aia, Kecamatan Palembayan 69 orang.
Untuk pencarian, tambahnya, dilanjutkan pada Minggu (30/11) pagi. Pencarian melibatkan BPBD Agam, Basarnas Padang, TNI, Lantamal II Padang, Polri, Damkar Agam, Pol PP Agam, Dinas Sosial Agam, Palang Merah Indonesian (PMI) Agam, Kelompok Siaga Bencana (KSB), pemerintah kecamatan, pemerintah nagari dan lainnya.
"Tim juga mendistribusikan makanan kepada warga yang terisolir dampak banjir bandang, tanah longsor," katanya.
Banjir bandang dan longsor ini merendam puluhan kabupaten/kota di tiga provinsi dalam beberapa hari terakhir. Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinannya dan mendoakan para korban.
"Tentunya kita berdoa agar mereka senantiasa dilindungi oleh Yang Maha Kuasa, diringankan duka dan penderitaan mereka," kata Prabowo dalam pidatonya pada peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta, Jumat (28/11).
Prabowo menegaskan pemerintah bergerak cepat sejak hari pertama. Ia mengatakan bantuan terus dikirim melalui jalur darat dan udara, meskipun cuaca buruk dan akses terputus menyulitkan proses distribusi.
"Tetapi memang kondisinya sangat berat. Banyak yang terputus, cuaca juga masih tidak memungkinkan. Kadang-kadang helikopter dan pesawat kita sulit untuk mendarat," ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, telah mengirim bantuan melalui tiga pesawat Hercules C-130 dan satu pesawat A-400, dan pengiriman akan terus dilakukan sesuai kebutuhan.
Salah satu daerah yang paling terdampak adalah Kota Sibolga, Sumatra Utara, yang hingga Sabtu (29/11) masih belum bisa diakses melalui jalur darat.
"Kota Sibolga sampai penanganan hari ketiga ini belum bisa ditembus lewat darat, tetapi sudah bisa ditembus lewat udara untuk pendistribusian logistik," kata Suharyanto.
Ia menyebut kebutuhan logistik di Sibolga masih belum sepenuhnya terpenuhi, namun pemerintah terus mengirimkan bantuan melalui udara dan akan mulai menyalurkannya lewat jalur laut mulai Minggu (30/11).
"Karena KRI bantuan TNI AL itu besok juga sudah tiba di Sumut," ujarnya.
Pemerintah pusat bersama tim gabungan mengupayakan percepatan evakuasi, pencarian korban hilang, serta pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak.
Sementara itu berdasarkan data, hampir sekitar 48.887 kepala keluarga di Aceh meninggalkan rumah mereka yang sudah terendam dan terdampak oleh lumpur.
Begitu juga di Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan sekitar 11.820 KK atau 77.918 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat lain karena rumahnya tertimpa dan terdampak bencana longsor.
Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan, adalah dua wilayah yang paling parah disapu banjir bandang dan longsor di Sumatera Barat.
Sementara itu data warga Sumut yang terpaksa mengungsi masih belum diperoleh. Tetapi daerah ini menjadi paling keras terkena hantaman bencana banjir Bandang. (*)
Sumber : CNNIndonesia
Berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kerugian akibat banjir di Pariaman mencapai Rp131,668 miliar.
“Banjir menyebabkan kerusakan infrastruktur cukup luas serta menimbulkan kerugian materi yang ditaksir mencapai Rp131,668 miliar. Ini data sementara, tim masih melakukan pendataan di lapangan,” kata Kalaksa BPBD Kota Pariaman, Radius Syahbandar, Minggu (30/11/2025).
![]() |
Ia mengatakan, kerugian tersebut mencakup beberapa aspek, yakni Pekerjaan Umum Rp109,349 miliar, pendidikan Rp8,360 miliar, pertanian Rp12,017 miliar, perikanan Rp1,200 miliar, perkebunan Rp621 juta, peternakan Rp20 juta.
![]() |
Kapendam XX/Tuanku Imam Bonjol, Letkol Kav Taufiq, dalam keterangan tertulisnya, mengatakan, anggota atas nama Serda Robi dari Koramil X/Koto Kodim 0307/Tanah Datar ditemukan pada Kamis (27/11) dalam keadaan meninggal dunia. Kemudian pada Jumat (28/11/2025) sekitar pukul 14.05 WIB petugas menemukan satu jasad di aliran Sungai Batang Anai, tepatnya di kawasan Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, atas Prada Zeni Marpaung dari Subdenpom XX/5 Padang Panjang.
“Satu prajurit lagi atas nama Pelda Yudi Gusnadi dari Subdenpom XX/5 Padang Panjang masih dalam pencarian,” katanya.
Ketua DPRD Tanah Datar Hari kelima Pasca Bencana Fokus Dinagari Batipuh Baruah, Nagari yang Paling Terdampak di Kecamatan Batipuh
Anton Yondra, SE, MM. Ketua DPRD Tanah Datar bersyukur, hari kelima pasca bencana ini. "Kami fokus dinagari Batipuh Baruah, nagari yang paling terdampak di Kecamatan Batipuh, dengan menggunakan roda 2, sesampainya di Jorong Pincuran 7, kami melihat proses pencarian korban longsoran yang masih tertimbun yang dilakukan secara manual oleh Personil Yonif 131, Basarnas, BPBD, PMI, Damkar dan relawan serta masyarakat karena tidak tersedianya alat berat." cerita beliau.
"Saat itu juga saya hubungi Saudara Arry Black Jack yang langsung mengirimkan alat beratnya dari Salimpaung menuju Batipuh, meski harus menempuh jalan yang sempit dan menanjak akhirnya alat sampai setelah hampir 4 jam karena dari Gunung Rajo alat tidak lagi diangkut menggunakan Towing, namun harus roading." Lanjut beliau.
"Sambil menunggu alat kami bersama rombongan mengunjungi Jorong Gunung Bungsu yang akses utamanya putus, karena banyaknya titik longsoran, baik itu akses dari Tambangan maupun dari pincuran 7, di Gunung Bungsu kami sempat berdialog dengan para pengungsi yang harus menginap di masjid dan tanpa aliran listrik." Tutup beliau.


.jpg)



.jpg)

0 Komentar