Gender dan Transgender


Oleh Dr. Suhardin, S.Ag., M.Pd.

Lembaga Dakwah Komunitas

Pimpinan Pusat Muhammadiyah


KIPRAHKITA.com - Suatu kesempatan, saya terlibat perbincangan hangat dan berkualitas dengan Dr. KH. Tafsir, M. Ag., ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, seputar  pengembangan dakwah komunitas di wilayahnya.


Beliau sangat apresiatif dengan pengembangan dakwah komunitas di tengah komunitas Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT). Komunitas LGBT sangat membutuhkan sentuhan dakwah Islam, tegas beliau, tetapi gaya hidup, style mereka haruslah kita tolak dan kita nyatakan sedini mungkin tidak benar.


Namun sebagai manusia, mereka membutuhkan hidayah, tuntunan hidup, bimbingan, mereka haruslah diluruskan jalan hidupnya, siapa lagi yang meluruskan mereka selain kita, dan kapan lagi diluruskan, harus dari sekarang.


Beliau dikenal sebagai dai komunitas Muhammadiyah yang sudah berpengalaman, berdakwah dalam komunitas LGBT di Jawa Tengah.


Dunia LGBT adalah sebuah fenomena sosial yang ada di depan mata kita, mereka secara global telah mengambil langkah untuk melegalkan eksistensi dirinya, dalam bentuk legalisasi pernikahan sesama jenis.


Advokasi, representasi media, dan visibilitas individu LGBT telah memainkan peran penting dalam kemajuan ini. Ada beberapa negara telah memiliki undang-undang yang melegalkan hubungan sesama jenis tetapi masih banyak yang belum melegalkan LGBT, bahkan ada beberapa daerah, individu LGBT menghadapi persekusi, kekerasan, dan diskriminasi.


Indonesia, negara dengan penduduk mayoritas muslim, tidak mengakui pernikahan sesama jenis, dan homoseksualitas tidak sah.


Homoseksualitas ilegal menurut hukum nasional Indonesia, bagian dari penyakit, sexual dis-orientation yang membutuhkan penyembuhan dengan pendekatan psychology, medical dan religious.


SUNNATULLAH

Perbedaan jenis kelamin telah menjadi sunnatullah, sebagai bagian dari tanda untuk dikenal pada manusia. Firman Allah SWT :


“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (QS. Al-Hujarat(49):13).


Laki-laki dan wanita jenis personal yang dapat dikenal, dilihat, dinyatakan, dan disimbolkan menjadi sesuatu yang legal formal dalam system kependudukan. Pernikahan laki-laki dan wanita, menghasilkan keturunan untuk melestarikan spesies manusia, membangun keluarga inti, mengelompok pada suku tertentu.


Kumpulan suku membentuk kebangsaan. Kebangsaan pada akhirnya melahirkan kemanusiaan sejati yang terus menerus berkembang menghasilkan populasi pada bagian tertentu negara di muka bumi. 

Pernikahan kunci dari kesinambungan populasi manusia, hingga pada hari yang ditentukan oleh Allah SWT, untuk kehidupan dunia berakhir total. 


Perkawinan laki-laki dengan perempuan, mempertemukan antara spermatozoa dengan indung telur yang menghasilkan zigot, cikal bakal menjadi manusia baru, dalam beberapa waktu melahirkan yang namanya janin, bayi anak manusia, sebagai buah dari reproduksi yang dilakukan antara laki-laki dengan perempuan dalam sebuah lembaga yang sudah diatur oleh syariah dan negara, namanya pernikahan.


Laki-laki (male) dan perempuan (female) memiliki perbedaan hormon. Laki-laki dominan hormon testosteron, yang membuat fungsi-fungsi otot laki-laki berbeda dengan perempuan. Laki-laki lebih kuat, kekar, tangguh dan perkasa pada bagian tubuh tertentu, otot, kaki, dan kulit.


Perempuan dominan estrogen, untuk reproduksi perempuan, sehingga membentuk tubuh wanita yang lentur, lembut, lemah gemulai, berparas indah dan berwajah cantik.


Namun bukan setiap perempuan dominan estrogen, ada beberapa perempuan yang agak berlebih hormon testosterone, yang membuat perempuan agak perkasa, kuat, tangguh dan kelihatan jantan, bergaya laki-laki.


Demikian juga halnya pada laki-laki, ada diantara laki-laki yang agak berlebih hormon estrogen, yang membuat laki-laki lembut, lemah, gemulai dan kemayu. Namun semua itu adalah potensi yang dianugerahkan oleh Allah SWT.


Pada laki-laki yang agak berlebih hormone estrogen akan lebih tepat dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan, dapat merapikan berbagai display, dapat menghitung berbagai hal dengan rigit, tepat, akurat, mengurus sesuatu secara perfect.


Peran keluarga, mengantisipasi agar anak jangan sekali-kali berperilaku ke perempuan-perempuanan, hindari anak untuk bergaya perempuan, berpakaian perempuan, bergaul dengan perempuan, tetapi memanfaatkan aspek psositif dari anak untuk melakukan sesuatu hal yang lebih baik terhadap keluarga.


Demikian juga perempuan yang dominan hormone testosterone, akan lebih memiliki kepemimpinan, lebih suka dengan tantangan, lebih mengayomi, pemberani, bertindak cepat, antisipatif terhadap resiko, dan bertanggungjawab.


Peran keluarga jangan sekali-kali anak memakai pakaian laki-laki, bergaul dengan laki-laki, tetap ia pada kodrat keperempuanannya dengan mendapatkan plus sikap positif dari laki-laki.   


FENOMENA

Dalam kehidupan dan pergaulan manusia di muka bumi ini, jenis kelamin memiliki ciri dan peran tertentu dalam kehidupan sosial, budaya dan kemasyarakatan. Laki-laki dipersepsikan seorang yang gagah perkasa untuk melindungi perempuan, ia berperan menjadi suami.


Istri dari jenis perempuan, sehingga menghasilkan anak turunan yang bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan hidup pada negara tertentu di belahan bumi ini.


Perempuan dipersepsikan sebagai jenis manusia yang lemah lembut, memiliki pendamping hidup seorang manusia yang berjenis kelamin laki-laki, mereka (laki-laki dan perempuan) melangsungkan pernikahan, membangun institusi keluarga, sesuai dengan syariah dan ketentuan yang berlaku pada negara, sehingga menghasilkan anak turunan.  


Peran jenis kelamin dalam kehidupan sosial, budaya dan kemasyarakatan, melahirkan yang namanya perspektif jenis manusia yang disebut dengan gender.


Gender adalah konsep yang kompleks dan beragam yang mengacu pada karakteristik dan peran sosial, budaya, dan psikologis yang terkait dengan laki-laki atau perempuan dalam masyarakat tertentu.


Ini berbeda dari seks biologis, yang didasarkan pada atribut fisik seperti organ reproduksi dan kromosom. Gender mencakup berbagai identitas dan ekspresi di luar pemahaman biner tradisional laki-laki dan perempuan.


Pada umumnya dunia menggunakan gender tersebut, male dan female, tetapi ada beberapa negara liberal yang memberikan pelayanan terhadap beberapa manusia yang berkecendurngan laki-laki (male intention) dan berkecendrungan perempuan (female intention).


Pengakuan terhadap kecendrungan gender female dan kecendrungan gender male inilah yang pada akhirnya menghasilkan penyimpangan seksual dalam bentuk homoseksual dan lesbian. 


Homoseksual laki-laki yang berkecendrungan perempuan yang lebih merasakan dirinya bukan laki-laki yang sesungguhnya, tetapi ia ingin menjadi perempuan, berusaha untuk memuaskan seksual laki-laki, pada akhirnya ia tidak berkeinginan lagi terhadap perempuan.


Lesbian perempuan yang berkeinginan jadi laki-laki, berusaha memuaskan seksual perempuan, dan tidak tertarik lagi dengan laki-laki.


Keinginan dan kecendrungan jenis kelamin dan orientasi seksual inilah yang pada akhirnya mereka berusaha untuk melakukan proses transgender. Mereka tidak terpuaskan seksualitasnya dari jenis kelamin yang telah diberikan Allah SWT, tetapi berusaha untuk memuaskan seksualnya dengan orang yang sejenis dengan kelaminnya, hingga pada akhirnya mereka berusaha untuk mengganti kelamin secara biologis melalui operasi pergantian kelamin. 


Individu transgender adalah orang yang identitas gendernya berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir. Seseorang yang sejak lahir ditetapkan sebagai laki-laki tetapi mengidentifikasi dan hidup sebagai perempuan adalah perempuan transgender.


Demikian pula, seseorang yang ditetapkan sebagai perempuan saat lahir tetapi mengidentifikasi dan hidup sebagai laki-laki adalah laki-laki transgender. Individu transgender dapat menjalani transisi sosial, medis, atau hukum untuk menyelaraskan identitas gender mereka dengan diri asli mereka.


Transisi dapat mencakup hal-hal seperti mengubah nama seseorang, menggunakan kata ganti yang berbeda, menjalani terapi hormon, atau menjalani berbagai operasi yang menegaskan jenis kelamin.


Fenomena sosial dan kemanusiaan ini memang miris, mendongkolkan, menjengkelkan, memalukan, memuakkan dan memilukan pada orang yang menatapnya, tetapi menantang kita untuk berbuat sesuatu menolong penyakit ini.


Disorientasi seksual merupakan penyakit kemanusiaan. Sudah pernah terjadi pada zaman Nabi Luth dan dinukilkan dalam  Al-Quran. Allah SWT Berfirman: 


“Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki diantara manusia (berbuat homoseksual). Dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu memang orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Asy-su’ara (42):165-166)


Penyakit disorientasi seksual secara biologis, memang ada potensialitas pada jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan yang didominasi oleh dua jenis hormon yang dominan tersebut. 

Tetapi jika sosial budaya dari awal telah memberikan batasan yang tegas, terhadap jenis kelamin yang ada pada seseorang tersebut secara tepat dan benar sesuai dengan biologisnya, niscaya kecendrungan tersebut tidak menjadi permasalahan diri pada seseorang.


Tetapi bila kecendrungan seksual yang negatif itu mendapatkan tempat yang nyaman dalam pergaulan sosial anak, maka disorientasi tersebut berkembang, maka terjadilah yang dinamakan dengan LGBT.


Praktek LGBT tersebut pada umumnya terjadi pertama, kecendrungan biologis yang yang menyimpang semenjak dini dan mendapatkan lingkungan sosial yang nyaman untuk berkembang.


Kedua, laki-laki dan wanita normal yang mendapatkan teman yang mengalami penyakit dis-orientasi seksual, sehingga terperangkap dalam keakraban personal yang berbuah perilaku seksual menyimpang. 

Ketiga, terperangkap dalam kehidupan komunitas, kehidupan sosial yang menyimpang, sehingga terjebak dalam perilaku tersebut, pada akhirnya terpapar dan tertular, pada akhirnya masuk dan lebur dalam komunitas tersebut.


Keempat, suka bermain peran yang bertentangan dengan jenis kelamin yang eksisting dari personal, sehingga telah terbiasa, menjadi kebiasaan pada akhirnya terpapar dalam kehidupan sexual dis-orientation.


Kelima, banyak juga orang tua yang menginginkan, mengharapkan jenis kelamin tertentu dari anaknya, sehingga anak dari dini dipersepsikan sesuai dengan jenis kelamin yang dipersepsikan orang tua, sehingga pada akhirnya anak mengalami sexual dis-orientation. 


DAKWAH KOMUNITAS

Dakwah komunitas yang dilakukan oleh Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pasuruan, yang diketuai oleh CAK Pasuruan, duta pariwisata, memiliki spektrum pergaulan multi etnis, multi profesi dan multi komunitas.


Satu diantara komunitas yang dibidik oleh beliau adalah komunitas LGBT, karena beliau sangat prihatin terhadap permasalahan yang diderita oleh saudara kita tersebut. 


Pendekatan yang dilakukan, pertama, melakukan konseling pribadi, mendengarakan dengan tekun dan seksama keluh kesah dan permasalahan diri dan permasalahan sosial yang diderita oleh para penderita LGBT tersebut.


Mereka pada umumnya menyesal dan ingin pulih dari perilaku yang menyimpang tersebut, tetapi tidak tahu bagaimana jalan untuk memulihkan diri. Di sinilah peran dai LDK memberikan optimisme untuk senantiasa bertaubat. Allah SWT Maha Penerima Taubat hamba-Nya. Firman Allah SWT:


“Wahai orang-orang yang beriman bertoubatlah kepada Allah dengan toubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambal mereka berkata, “Ya Tuhan kami sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya engkau mahakuasa atas segala sesuatu” (Qs. At-Tahrim [66]:8). 


Membangun self-esteem, harga diri, citra diri, bayangan diri yang tak elok menjadi diri yang sesungguhnya sama dengan manusia yang lain. Membentuk self-acceptance, penerimaan orang lain terhadap diri di tengah komunitas dan di dalam keluarga.


Allah SWT menerima setiap hamba-Nya yang mau dan iklhas bertaubat kepada-Nya, yang sangat dibutuhkan konsistensi untuk senantiasa tetap dan bersungguh-sungguh pada jalan Allah SWT, jangan sekali-kali menoleh ke belakang, seperti yang dikisahkan Allah SWT kepada keluarga Nabi Luth AS. 

Siapa yang menoleh ke belakang niscaya bersama dengan orang yang ditelehnya, sehingga istri tercinta Nabi Luth AS menoleh ke belakang, termasuk ikut dalam bencana besar tersebut. 


Kedua, resolusi konflik. Pada umumnya mereka kaum LGBT melakukan perkawinan antar mereka, ada yang jadi suami (prestailer) dan ada juga yang jadi istri (born).


Hubungan mereka juga terkadang diselimuti oleh api cemburu, karena memang suami atau istri mereka yang bergaul dengan yang lain, atau berusaha berselingkuh dengan yang lain, maka konflik antar mereka juga sering mengarah kepada kriminalitas.


Mediasi inilah peran dai, sehingga pada akhirnya memberikan penyadaran, pencerahan dan pemulihan kepada mereka agar kembali kepada jalan yang benar syirathal mustaqim. Usaha dakwah komunitas ini luar biasa memakan waktu, tenaga dan dana.


LDK menyiapkan fasilitas tempat mereka curhat dan berbagi perasaan mengadukan permasalahan, sangat effektif untuk merehabilitasi phatologi sosial tersebut. 


Ketiga, memberikan pekerjaan. Mereka pada umumnya bekerja dalam profesi tertentu dalam keguyuban para LGBT dalam komunitas pageant, sehingga untuk melakukan pemulihan dan rehabilitas perilaku seksual tersebut, dibutuhkan memutuskan rantai peragaulan mereka, sehingga mereka masuk dalam komunitas baru, dalam sentuhan dakwah Islamiyah yang dilakukan dalam bentuk kajian. 


Tidak mudah untuk memutus jejaring komunitas kaum LGBT. Tetapi komitmen yang kuat, membuat mereka harus diputus. Menanamkan kepada mereka bahwa kita manusia bertemu karena Allah dan bercerai karena Allah.


Demi Allah SWT bahwa perbuatan ini perbuatan yang mengingkari sunnatullah, maka kita harus putuskan untuk berpisah dengan kaum yang menentang sunnatullah, kembali kepada jalan yang di redhai Allah SWT.


Di sinilah pentingnya kekompakan kaum mujahid dakwah memberikan pemberdayaan, jaminan sosial terhadap personal LGBT yang bertaubat, dan bertekad memisahkan diri dengan komunitasnya, untuk diterima dengan layak di komunitas sosial normal.  


Keempat, pada umumnya dis-orientasi seksual yang dialami oleh para komunitas LGBT tersebut, terjadi akibat permasalahan kehidupan keluarga. Satu diantara klient yang dientaskan oleh CAK Diki ialah anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga hampir dua puluh lima tahun, sehingga ia terjerumus dalam pusaran komunitas pageant, membuat ia mengalami disorientasi seksual terkadang jadi prestailer dan terkadang juga jadi bont, bisa jadi perempuan dan bisa juga jadi laki-laki, memang secara biologis asli, beliau laki-laki.


Anak ini dilakukan pembinaan intensif, konsling berkesinambungan, bimbingan keagamaan yang sangat serius, sehingga pada akhirnya mengalami pemulihan, in sha Allah istiqomah. 


Dakwah komunitas seperti ini khusus bil khusus tidak dapat distandarisasikan dan tidak dapat dimodelkan pada daerah lain, teknik dan cara mengikuti situasi, yang penting keinginan yang kuat, keluhuran niat untuk membantu saudara kita yang tergelincir, mengalami turbulensi hidayah, yang memerlukan bala bantuan dai LDK memberikan asupan khusus hidayah, bukan memberikan pencelaan dan penistaan yang membuat mereka merasa terpojok dan tidak bisa kembali lagi ke jalan yang benar.


Boleh jadi diambil oleh agama dan keyakinan lain, sehingga mereka tidak bisa bersama kita di dalam sorga nanti. Wallahu ‘alam.***

Posting Komentar

0 Komentar