![]() |
Foto bersama usai pengajian dan pertemuan konsolidasi PCM, PCA, dan warga Muhammadiyah Batipuh Hilir.(ist) |
MALALO, kiprahkita.com - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Aisyiyah Batipuh Hilir, Kecamatan Batipuh Selatan, segera melaksanakan musyawarah cabang (musyca) terpadu, dalam rangka percepatan konsolidasi organisasi.
Bila tidak ada aral melintang, musyca terpadu itu akan dilaksanakan pada Agustus ini. "Insya Allah, kita sudah mulai mempersiapkan pelaksanaan musyca," ujar Ketua PCM Batipuh Hilir Joni Wahyudi yang berkedudukan di Malalo, Jumat (28/7), saat bertemu dengan tim Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Aisyiyah (PDA) Pabasko.
Pertemuan yang dilaksanakan di Aula Panti Asuhan Muhammadiyah Nagari Padanglaweh Malalo itu, dihadiri Ketua PDM Pabasko Buya Dr. H. Zulkarnaini, MA., Sekretaris Drs. H. Yandri Naga, Wakil Ketua Musriadi Musanif dan Defrial, serta Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting (LPCR) PDM Pabasko Syafril Alwis.
Rombongan PDA Pabasko dipimpin langsung Ketua Dra. Rusmaida Nasution, bersama sejumlah wakil ketua dan jajaran pimpinan lainnya. Hadir pula Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Padanglaweh Malalo B. Dt. Lelo Marajo, tokoh masyarakat, dan keluarga besar Muhammadiyah Batipuh Hilir.
Joni menyebut, kendati pun secara organisatoris Muhammadiyah di pantai barat Danau Singkarak itu sempat berjalan lambat, karena kebijakan pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19, namun dari sisi amal usaha tetap dikelola dengan baik, khususnya masjid, madrasah, Taman Kanak-kanak (TK), panti asuhan, dan kegiatan pengajian-pengajian.
Sementara itu, Musriadi saat memberi penjelasan tentang pelaksanaan musyca terpadu, pada prinsipnya menyerahkan sepenuhnya kepada PCM dan PCA selaku penanggungjawab. Namun, ujarnya, PDM Pabasko akan mendampingi sesuai dengan kewenangan yang diberikan persyarikatan.
"Hal yang perlu dibicarakan juga adalah penyesuaian nomenklatur dan nama tempat. Dahulu kita pakai nama Batipuh Hilir, tapi kini nama itu tidak bertemu lagi dalam data pemerintah. Google juga tidak menemukan Batipuh Hilir. Ini yang perlu kita pertimbangkan. Cabang kita ini berada dalam wilayah Kecamatan Batipuh Selatan," sebutnya.
KELANGKAAN ULAMA
Pertemuan konsolidasi itu diawali dengan pengajian yang dikelola Aisyiyah dengan narasumber Ketua PDM Buya Zulkarnaini. Masalah yang mendapat sorotan adalah indikasi kelangkaan ulama, dan pelaksanaan keputusan Majlis Tarjih Muhammadiyah, di kalangan pimpinan dan anggota persyarikatan.
"Kita mengaku mengalami kekurangan ulama. Makanya kita harus berani mengambil langah taktis dan strategis. Segera sekolahkan anak-anak kita ke lembaga pendidikan keulamaan milik Muhammadiyah, misalnya ke Yogyakarta atau tempat-tempat relevan lainnya," sebut buya.
Buya menyebut, menciptakan ulama itu tidak cukup hanya dengan pengajian atau kursus-kurus singkat saja, tetapi memerlukan tindakan terukur dengan lembaga pendidikan khusus keulamaan atau ketarjihan pula.
Menyinggung soal keputusan tarjih Muhammadiyah, buya juga mengingatkan, segala hal terkait yang sudah diputuskan Majlis Tarjih, itu merupakan hal yang dalilnya paling kuat yang didapat pada saat ini. Bila ditemukan dalil yang lebih kuat lagi, maka keputusan tarjih akan menyesuaikan.
"Jadi, jangan sampai menganggap putusan tarjih saja yang benar, putusan tarjih adalah yang dalilnya paling kuat hingga saat ini, tapi masih terbuka peluang untuk mengkajinya lagi, sesuai perkembangan dan temuan dalil terkuat dan terbaru," ujarnya.
Buya berharap, Muhammadiyah dan Aisyiyah Batipuh Selatan tampil menjadi pelopor di tengah-tengah masyarakat dalam mengamalkan putusan-putusan tarjih, sehingga dapat memotivasi semakin kuatnya Persyarikatan Muhammadiyah di masa yang akan datang.(mus)
0 Komentar