Muktamar HW Bukan Ajang Romantisme Sejarah

Ketua Kwarwil HW Sumbar H. Apris

MALANG, kiprahkita.com - Muktamar ke-4 Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Muhammadiyah, dibuka resmi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, Kamis (27/7), di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang.


Kwartir Wilayah HW Sumatera Barat yang diketuai H. Apris, hadir di arena permusyawaratan tertinggi itu dengan kekuatan 185 orang, terdiri dari 55 orang pengurus Kwartir Wilayah Sumbar, utusan Kwartir Daerah (Kwarda) se-Sumbar, dan peserta kemah dalam rangka menyemarakkan muktamar.


"Untuk kemah pendukung ada 13 regu, terdiri dari enam regu putra dan tujuh regu putri. Setiap regu beranggotakan sepuluh orang," jelas Apris yang juga ditetapkan tanwir menjadi calon pimpinan Kwartir Pusat (kwarpus) yang akan dipilih peserta muktamar.


Ketika memberi sambutan saat menghadiri secara langsung pembukaan muktamar itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu'ti mengingatkan, para peserta muktamar jangan menjadikan ajang muktamar, hanya sekadar ajang romantisme sejarah dan suksesi kepemimpinan.


"Kepanduan HW harus membahas agenda transformasi untuk menjadi Islam dan Indonesia Berkemajuan. Kita membutuhkan kader bangsa, kader persyarikatan dengan jiwa Hizbul Wathan. Kita optimis dengan nilai-nilai yang dimiliki HW akan membawa Indonesia tampil lebih maju. Bahkan Indonesia juga akan bisa memimpin negara-negara dunia dalam memajukan peradaban dunia yang utama," ujarnya.


Menyinggung soal Undang-undang tentang Gerakan Pramuka, Mu’ti menyebut, UU ini harus dilakukan perubahan. Sejak awal penyusunan, ujarnya, Muhammadiyah sudah mengusulkan supaya jangan nomenklaturnya diubah menjadi UU Kepanduan Nasional.


“Supaya semua kepanduan di Indonesia, apapun latar belakang organisasinya merasa memiliki rumah dan merasa mendapatkan perhatian yang luas, bagi semua kepanduan oleh para penyelenggara negara. Kami tidak anti Pramuka, tetapi kami ingin agar eksistensi semua kepanduan termasuk HW ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari gerakan kepanduan nasional,” ungkapnya, sebagaimana dikutip dari rilisan laman resmi muhammadiyah.or.id.



Ketua Umum Kwartir Pusat Hizbul Wathan Endra Widyarsono menjelaskan, muktamar ini tertunda selama dua tahun akibat pandemi. Memasuki kondisi normal saat ini, ujarnya, HW diharapkannya menguatkan peran kebangsaan dengan prinsip kepanduan yang telah diajarkan.


"Pandu HW harus tangguh, resiliensi, pantang menyerah, siap menolong dan wajib berjasa, suka akan perdamaian dan persaudaraan, dan penyayang bagi semua makhluk. Sekecil apapun, pandu HW telah, harus, dan akan selalu berbuat manfaat bagi orang lain,” tegasnya.


Muktamar diikuti 812 peserta dan 700 penggembira dari seluruh Indonesia. Selain berbagai event dan aksi sosial, muktamar juga disemarakkan Jambore Nasional Kepanduan HW Muhammadiyah yang diikuti 3.100 peserta dari target awal sejumlah 1.500 peserta.


Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) juga memanfaatkan momen muktamar ini dengn menyeerahkan bantuan 2.500 kitab Al-Quran, untuk peserta jambore. Sedangkan Lazismu Jawa Timur, mentraktir peserta muktamar dengan empat ribu porsi bakso gratis.(*/mus)

Posting Komentar

0 Komentar