PCM Batipuh Matangkan Persiapan Musyawarah Cabang

Ketua PCM Batipuh Buya Khamsul Amar (duduk) bersama jajaran dan PCA Batipuh usai membentuk panitia musyca.(ist)


BATIPUH, kiprahkita.com - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Batipuh sudah mematangkan persiapan pelaksanaan musyawarah cabang. Panitia pelaksana pun sudah terbentuk.


"Sesuai instruksi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, insya Allah pada Agustus ini kita laksanakan musyca. Dengan dukungan seluruh jajaran, panitia pun sudah dibentuk," kata Ketua PCM Batipuh Buya Khamsul Amar, Ahad (30/7), usai mengikuti pertemuan dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Aisyiyah (PDA) Pabasko, di Gedung Sekolah Muhammadiyah Balai Kamuniang, Batipuh.


Sebelum pembentukan panitia musyca, PCM dan PCA menggelar pengajian singkat bersama Wakil Ketua PDM Pabasko Ustad Zulkifli, lalu dilanjutkan dengan silaturahim dan rapat koordinasi PDM, PDA, PCM, dan PCA, guna mempersiapkan agenda keorganisasian itu.


Dari jajaran PDM Pabasko dihadiri Sekretaris Drs. H. Yandri Naga, Wakil-wakil Ketua Musriadi Musanif, S.Th.I, Zulkifli, M.Pd., Dr. Taufik Hidayat, MA., Ketua LPCR Drs. Syafril Alwis dan Anggota Syukniadi.


Sedangkan dari PDA terlihat hadir Ketua Dra. Rusmaida Nasution, Sekretaris Dra. Dwi Dasawarsari, Wakil Ketua Dra. Fauziah Ahmad, dan jajaran pimpinan lainnya.

Jajaran PDM Pabasko saat mengikuti rapat koordinasi dengan PDA, PCM dan PCA Batipuh.(mus)

Musriadi yang membidangi keorganisasian dan kaderisasi dalam arahannya menyatakan, saat ini PDM Pabasko sedang melakukan penataan sistem organisasi, karena sudah lebih dua tahun tahun vakum, akibat kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19.


"Alhamdulillah, kita tetap bersemangat dalam mengelola dan mengembangkan persyarikatan ini. Dengan terselenggaranya musyawarah cabang, maka percepatan agenda penataan organisasi akan bisa dilaksanakan dengan baik, demi kemajuan Muhammadiyah di masa yang akan datang," ujarnya.


Sesuai kebutuhan organisasi, katanya, maka salah satu agenda penting dalam musyca itu adalah memilih pengurus periode 2022-2027, mengevaluasi pelaksanaan program, dan menyesuaikan nomenklatur organisasi dengan kebutuhan saat ini dan perkiraan untuk masa yang akan datang.


Melihat perkembangan Muhammadiyah di Pabasko akhir-akhir ini, sebutnya, maka diperlukan penyesuaian penamaan kedudukan organisasi, sehingga seirama dengan nama daerah di lingkungan Pemkab Tanah Datar dan wilayah hukum Padang Panjang.


"Kalau musyca menyepakati, maka bisa saja kita kembangkan menjadi PCM Batipuh, PCM Batipuh Selatan yang berkedudukan di Batu Taba atau Sumpu, dan PCM Malalo. Atau alternatif lain yang memungkinkan dan memudahkan koordinasi. Itu nanti kita serahkan kepada peserta musyca untuk memutuskan," katanya.


PENGAJIAN

Mengikuti tradisi pengajian yang dikembangkan PDM Pabasko, maka rapat koordinasi di PCM Batipuh juga diawali dengan pengajian bersama Ustad Zulkifli. Topik bahasannya adalah perbuatan tahayul yang kerap dikerjakan masyarakat muslim.


"Dosa besar itu salah satunya adalah syirik. Percuma pahala yang kita dapat dalam mengurus Muhammadiyah ini, kalau kita masih melakukan tindakan-tindakan menserikatkan Allah, misalnya dengan mempercayai tahayul," ujarnya.


Tahayul itu, menurut Zulkifli, merupakan perbuaan syirik yang hingga kini masih banyak dikerjakan, baik dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. "Percaya melaksanakan pesta pernikahan tidak boleh pada Bulan Muharram ini saja, itu sudah tindakan tahayul," tegasnya.


Menurutnya, percaya pada waktu-waktu tertentu untuk melaksanakan pesta pernikahan,  itu adalah tahayul, termasuk juga menafsirkan prilaku dan suara hewan sebagai pertanda akan terjadi atau tidak terjadi sesuatu. 


"Saya tahu, warga Muhammadiyah masih konsisten melawan tahayul, melalui agenda berkemajuan dalam berpikir. Bagi Muhammadiyah, tahayul, bid'ah dan churafat adalah persoalan mendasar yang harus dikikis dari kehidupan umat Islam," tegasnya.(mus)

Posting Komentar

0 Komentar