![]() |
Pengunjung memadati rumah tabuik menjelang hari puncak.(kominfo prm) |
PARIAMAN, kiprahkita.com - Ahad (30/7) sore ini, Festival Tabuik Piaman 2023 memasuki hari puncak, bertepatan dengan 12 Muharram 1445 H. Kedua tabuik yang prosesi pembuatannya telah berlangsung sejak sepuluh hari lalu, akan dibuang ke laut.
Sabtu (29/7) malam, seribuan pengunjung mendatangi Rumah Tabuik Pasa dan Subarang. Mereka ingin menyaksikan prosesi pembuatannya secara langsung. Juga ingin tahu bagaimana tabuik dibuat secermat itu.
Bukan hanya yang bermukim di kampung halaman, para perantau pun tidak sedikit yang pulang kampung untuk mengikuti prosesi Hoyak Tabuik tersebut. Tadi malam, banyak pula di antara perantau itu yang bersama warga ikut menyerbu rumah tabuik.
Walikota Pariaman Prof. Genius Umar juga tak ketinggalan. Dengan didampingi sejumlah pejabat dan pemuka masyarakat, beliau juga ikut mendatangi rumah tabuik.
“Pengunjung bukan hanya datang dari masyarakat Kota Pariaman dan Sumatera Barat saja, akan tetapi juga datang dari warga rantau yang khusus datang ke Kota Pariaman, untuk melihat gelaran Tabuik Piaman, yang telah menjadi event budaya khas Pariaman ini,” ujarnya, dikutip dari publikasi pada Media Center Kominfo Kota Pariaman, Ahad (30/7) pagi.
Selain dapat melihat langsung proses akhir pembuatan tabuik, pada malam itu pengunjung juga dihubur dengan berbagai atraksi seni budaya, seperti gandang tambua dan tasa dari anak-anak tabuik.
Walikota menjelaskan, tabuik merupakan salah satu budaya Kota Pariaman yang selalu kita lestarikan, dan tabuik juga merupakan icon wisata Kota Pariaman yang mendatangkan ribuan pengunjung untuk melihat dan menyaksikannya. "Dihoyak Ahad sore ini. Inilah prosesi puncak Hoyak Tabuik Piaman," jelasnya.
Warga Kota Pariaman memetik manfaat yang luar biasa dari prosesi budaya itu. Ada ratusan ribu pengunjung datang menyaksikan. Hal ini mendorong menggeliatnya unit-unit usaha masyarakat, seperti pedagang kuliner, kerajinan, tempat-tempat penginapan dan cinderamata.
“Kita berharap, dengan momentum Tabuik tahun ini, akan semakin menggeliatkan perekonomian daerah, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari event ini, yang kedepanya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta dapat mempertahankan tradisi dan budaya yang ada di daerah kita,” katanya.
Prosesi tabuik ini diawali dengan tabligh akbar dalam rangka menyambut tahun baru 1 Muharram 1445 yang bertepatan 19 Juli 2023.
Pada pesta Hoyak Tabuik 2022, sedikitnya dikunjungi 250 ribu orang. Nilai transaksi selama pesta ditaksir melebihi angka Rp50 miliar.
Tabuik ini adalah budaya, bukan sebuah ritual keagamaan. Mengutip informasi dari laman resmi pariamankota.go.id, dapatlah diketahui bahwa tabuik adalah suatu warisan budaya berbentuk ritual atau upacara yang berkembang di Pariaman sejak tahun 1800-an silam.
Pada awalnya, menurut situs itu, tabuik merupakan upacara atau perayaan mengenang kematian Husain bin Ali bin Abi Thalib, yakni cucu Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini dilaksanakan setiap 1 hingga 10 Muharram penanggalan Islam.
Namun kemudian berkembang menjadi pertunjukkan budaya khas Pariaman, sehingga acara puncak tabuik pun bisa jatuh tanggal 11 atau 12 bahkan 13 Muharram.
Pemerintah Kota Pariaman menyesuaikan acara puncak tersebut dengan Hari Ahad, sehingga bisa mendatangkan pengunjung lebih banyak ke Kota Pariaman.
Bagi masyarakat Pariaman, tabuik tidak menjadi akidah. Pelaksanaannya semata-mata merupakan upacara memperingati kematian Husain. Bahkan Tabuik sudah dijadikan sebagai peristiwa budaya dan Pesta Budaya Anak Nagari Pariaman yang dapat menarik wisatawan datang ke Kota Pariaman.
Perayaan Tabuik dilakukan secara meriah dan kolosal yang melibatkan ratusan bahkan ribuan orang. Kemegahan Tabuik ini seperti menghipnotis dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk menyaksikannya.
Tabuik secara fisik merupakan benda berbentuk bangunan menara dengan tinggi sekitar 10-12 meter. Kerangka Tabuik terbuat dari kayu, bambu dan rotan. Kerangka ini kemudian dilapisi dengan kertas warna-warni dan kain beludru.
Struktur Tabuik terdiri dari puncak tabuik, burak, bungo salapan, biliak-biliak, gomaik, pasu-pasu, tonggak atam dan tonggak miring.(kominfoprm; ed. mus)
0 Komentar