Terindikasi: Sebuah Respon terhadap Realitas

Orang bisa berjam-jam di dalam WC karena sibuk bermain HP. Orang juga sibuk tak karuan, saat menjepret makanan yang terhidang ketika di cafe.


PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Sebuah respon terhadap realitas di sekitarnya, diaktualisasikan Richardvans, seorang mahasiswa Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, dalam bentuk seni fotografi.


Mahasiswa Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni Minat Fotografi, mempresentasikannya kepada publik, dengan cara melaksanakan pameran karya tugas akhir, 26–27 Juli 2023, di lobi Gedung pertunjukan Hoerijah Adam ISI Padangpanjang.



Temanya adalah Terindikasi, sebuah sebutan yang berasal dari kata indikasi. Artinya tanda-tanda yang menarik perhatian atau petunjuk.


Objek dari karya pada pameran ini adalah Fenomena Nomophobia, sebagai perwujudan dari kegelisahan pengkarya secara personal. Nomophobia diekspresikan secara representatif menjadi sebuah karya fotografi ekspresi.


Dosen Pembimbing Dr. Sahrul N menjelaskan, fenomena nomophobia merupakan hal yang paling dekat dengan kehidupan saat ini. Richard, katanya, berhasil merespon hal kecil di sekitarnya untuk dijadikan karya seni fotografi.


Ketua Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni Dr. Riswel Zam saat memberi sambutan ketika membuka kegiatan menyatakan, pameran fotografi ini memiliki judul yang sangat menarik.


Menurutnya, pengkarya merasakan dampak dari kemajuan teknologi terhadap dirinya, dan kemudian hal tersebut direspon dan dijadikan sebagai ide, dalam penciptaan karya bertajuk nomophobia atau ketergantungan dengan smartphone.


Berbicara soal karyanya itu, Richard mengakui, keseluruhan karya ini adalah gambaran dari serangkaian rutinitasnya, selama satu hari dalam berinteraksi dengan smartphone, kemudian hal tersebut menjadi ide dasar dalam penciptaan karya ini.


Empat dari sebelas karya dalam pameran ini, disajikan dengan cara yang berbeda, yaitu dengan penambahan kreasi artistik pada penyajian karya. Hal ini, imbuhnya, dibuat sebagai suatu cara dalam melakukan eksperimen penyajian karya, dan membangun interaksi anatara karya dan pengunjung pameran.


Salah seorang pengunjung pameran: Mirnawati mengapresiasi karya yang dipamerkan, sebab sangat bersentuhan langsung dengan realitas kehidupan sehari-hari.


"Karya yang berlatang cafe itu misalnya, menceritakan seorang perempuan yang sedang memotret makanan sebelum ia makan. Itu sangat real akan kehidupan saya. Jarya kedua yang sangat menarik bagi saya yaitu foto seseorang yang sedang buang air besar," ujarnya.


Mirna mengakui, ketika sedang di WC juga sibuk dengan handhphone, bahkan bisa berjam-jam, seperti halnya pada foto seorang yang sedang bermain HP di WC dalam karya itu.


Kreativitas Richadvans ini, ungkapnya, bisa menemukan ide sangat menarik yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain.(ichsan/mus)

Posting Komentar

0 Komentar