28 dari 1.035 Nagari dan Desa di Sumbar Tertinggal

Betapa pun terangnya obor di Tugu Monas, terangnya tak akan sampai ke seluruh daerah di Indonesia


PADANG, kiprahkita.com - Sebanyak 28 dari 1.035 nagari dan desa di Sumatera Barat masih berstatus tertinggal. Gubernur Buya H. Mahyeldi Ansharullah mengajak semua elemen bekerjasama untuk melepaskan status itu.


"Perlu usaha bersama melepaskan 28 nagari dan desa di Sumbar segera terlepas dari status tertinggal," ujar Mahyeldi, kemarin, saat memberi arahan pada kegiatan Koordinasi (Rakor) Nagari Tertinggal dalam Rangka Sinergitas Program Pengentasan Daerah Tertinggal di Sumatera Barat 2023, Rabu (30/08/2023).



Usaha yang mesti dilakukan itu, menurutnya, antara lain pemenuhan kebutuhan SDM dan fasilitas kesehatan, lebih mendekatkan sarana pendidikan ke masyarakat, memastikan seluruh daerah terjangkau listrik dan internet, serta memastikan zakat BUMN sepenuhnya disalurkan di daerah tempat penugasan BUMN itu sendiri.


Menurut gubernur, beberapa langkah konkret yang dilakukan adalah fokus memenuhi kebutuhan SDM dan fasilitas kesehatan di Mentawai, membuka sarana sekolah baru, sehingga tidak ada lagi anak-anak Sumbar yang tidak bersekolah, memperluas akses listrik seperti ke Jorong Patamuan Kabupaten Pasaman, dan langkah-langkah lainnya.


Kita menginginkan, tegasnya, seluruh nagari dan desa di Sumbar segera berstatus maju dan mandiri, bukan sekadar berstatus berkembang.


Dikutip dari publikasi @Humas.Sumbar, diketahui bahwa gubernur mewanti-wanti, BUMN dan BUMD, lembaga perbankan, pemerintah kabupaten kota, serta pemangku kepentingan terkait lainnya, dapat melihat dengan jernih persoalan-persoalan yang menyebabkan 28 nagari atau desa di Sumbar masih berstatus tertinggal.


“Bung Hatta pernah mengatakan, betapa pun terangnya obor di Tugu Monas, terangnya tak akan sampai ke seluruh daerah di Indonesia, dan oleh karena itu yang diperlukan adalah sumber cahaya yang merata di seluruh daerah di Indonesia," katanya.(adpsb; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar