BATUSANGKAR, kiprahkita.com - Kolaborasi dua etnis menghadirkan nuansa baru dalam penampilan kebudayaan, berasal dari Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat. Iven itu memancing decak kagum dari penonton.
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Tanah Datar Ariswandi menjelaskan, kolaborasi dua etnis itu ditampilkan dalam bentuk tari, musik, dan teater pada 16 Agustus lalu di Taman Budaya Nusa Tenggara Barat, Lombok.
"Penampilan diawali dengan Tari Rantak, kolaborasi Sanggar Alam Takambang, Batusangkar, dengan Sanggar Adeva Devayoni, Lombok NTB," jelasnya, Kamis (24/8), di Batusangkar.
Selain Tari Rantak, tampil juga Tari Genyeng dan Tari Dedare Nyesek dari Sanggar Adeva Devayoni termasuk penampilan Baby Power dan Deva Crew.
Menurutnya, kolaborasi tari, musik, dan teater ini tidak hanya menghasilkan karya baru untuk dipertunjukkan saja, akan tetapi diharapkan akan terjadi transformasi budaya dalam bentuk tarian antara dua etnis ini.
Penampilan itu, menurut Ariswandi, mampu menghadirkan dua nuansa yang berbeda, yaitu yang berasal dari Sumatera Barat dan yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Tujuannya, kata dia, untuk terciptanya atmosfer transformasi budaya yang intens, dan diimplemantasikan melalui beberapa program.
"Kita aplikasikan dalam bentuk workshop, pelatihan,karya kolaborasi, dan pertunjukan. Melalui beberapa program tersebut dua etnis dengan dua budaya berbeda dapat mengenal dan memahami lebih jauh," ujarnya.
Melalui penampilan bersama secara kolaboratif itu pulam menurutnya, diharapkan generasi muda dapaat mengenal budaya-budaya di Indonesia, di luar budaya daerah masing-masing, secara mendalam, sehingga mengenalinya sebagai identitas daerah yang mesti dilestarikan.
Pimpinan Sanggar Alam Takambang Rahmad Oscar Ridho dan Sanggar Alam Adeva Devayoni Ni Putu Ari Handayani, menyatakan terima kasihnya kepada para penonton yang sudah turut hadir dalam pentas kolaborasi tersebut.(mus)
0 Komentar