Dakwah Tuntas

Mengapa berbeda instruksi Allah kepada Nabi dan Rasul-Nya sebelum Nabi Muhammad SAW dan khusus kepada Nabi Muhammad, jawabnya “wallahu’alam”, hanya Allah yang mengetahui. 

Oleh Dr. Suhardin, S.Ag., M.Pd.

  • (Sekretaris LDK Pimpinan Pusat Muhammadiyah)



OPINI, kiprahkita.com - Dalam beberapa ayat, Allah SWT menyebutkan langsung objek perintah kepada Nabi dan Rasul-Nya, seperti kepada Nabi Musa AS., Nabi Ibrahim AS., Nabi Ya’qub AS., Nabi Ishaq AS., dan kepada Nabi dan Rasul Allah yang lain. 


Terkhusus kepada Nabi Muhammad SAW., Allah SWT tidak ada satu katapun yang mengatakan ya Muhammad. Allah hanya mengatakan dalam bentuk umum ya ayyuhal muzammil, ya ayyuhal mudatsirt, abasa watawalla.


Mengapa berbeda instruksi Allah kepada Nabi dan Rasul-Nya sebelum Nabi Muhammad SAW dan khusus kepada Nabi Muhammad, jawabnya “wallahu’alam”, hanya Allah yang mengetahui. 


Jawaban yang bersifat asumtif, berkemungkinan pertama, karena syariah Allah kepada Nabi dan Rasul sebelumnya jelas lokus dan fokusnya, tetapi kepada Nabi Muhammad SAW syariahnya universal dan diperuntukkan untuk sekalian alam dan sepanjang zaman, tidak dibatasi oleh territorial dan zaman, Islam berlaku sepanjang zaman sesuai dengan kontekstualisasinya.


Kedua, Allah memberikan penugasan bukan hanya putus samapai pada Nabi Muhammad SAW tetapi berlanjut sepanjang zaman dengan adanya peran ulama’, zuama’, cendekia, Ilmuwan dan intelektual. Sehingga tekstualisasi doktrin keislaman dapat diintrepretasikan sesuai dengan kontekstualisasi yang ada dengan tidak mengubah substansinya.


Ketiga, masing-masing ummat diberikan kewajiban untuk berdakwah “sampaikanlah ajaran Islam kepada manusia walaupun satu ayat” menerima dan menolak ajaran Islam tersebut tergantung dari hidayah. Tentu hidayahnya bukan hanya hidayahtuddin, tetapi ada hidayah akal dan hidayah ilmu.


Peran dakwah sangatlah penting untuk menjaga kemurnian dan keberlangsungan ajaran Islam, yang diturunkan Allah SWT semenjak Nabi Adam AS., Nabi Nuh AS., Nabi Ayyub AS., Nabi Yusuf AS., Nabi Sulaiman AS., Ibrahim AS., Nabi Isa AS., sampai dengan Nabi Muhammad SAW.


Tujuannya jelas sebagai pedoman kepada segenap manusia untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.


Pedoman, tuntunan dan ajaran Islam mengantarkan manusia mencapai kebahagiaan dunia, jika manusia mengamalkannya secara kaffah, holistik, dan komprehensif, bukan hanya sebatas ibadah mahdah, ritualistik semata, tetapi segenap aspek kehidupan dalam tuntutan ajaran Islam, semenjak bangun tidur sampai tidur lagi hingga tidur panjang. 


Komitmen dan konsistensi personal dan kommunal dalam mengimplementasikan doktrin Islam secara real of life, sebagai prasyarat mutlak menggapai kebahagiaan dan mengantar manusia ke gerbang jannatun naim.


Kehidupan yang bahagia di akhirat kelak, yang hanya didapatkan oleh orang-orang yang beriman secara konsisten dan komitmen dalam kehidupannya di dunia. 


Dalam konteks inilah, maka dakwah yang dilakukan harus sampai tuntas, bukan hanya sebatas pidato, khutbah di mimbar memberikan arahan secara retorik, agitator untuk menyuguhkan motivasi kepada ummat untuk tetap dalam keberislaman.


Dakwah yang dilakukan dengan pendekatan tabligh, tetaplah sangat dibutuhkan tetapi jangan hanya bersandar kepada satu pendekatan, dibutuhkan berbagai pendekatan untuk melakukan gerakan pembangunan komitmen keberislaman, dan potret keberislaman sebagai etalase dan media bagi yang belum mendapatkan hidayahtuddin.

      

Dakwah komunitas merupakan satu diantara pendekatan dakwah transformative, accommodative, dan acculturative. Da’i dan mad’u dapat bersosiliasi, melakukakan assimilasi baik personal maupun social communal, sehingga tidak ada batas antara da’i dan mad’u dalam proses dakwah. Dakwah ini perlu dilakukan dengan langkah mapping (pemetaan) dan perencanaan berbasis pemetaaan (Mapping-based planning).


Perencanaan melahirkan pendekatan mikro, diturunkan dalam strategi gerakan (movement strategy), diukur dengan key performance indicator (KPI), dijabarkankan dalam bentuk program, dilakukan dalam wujud kegiatan, sehingga dakwah komunitas berbasis program dan capaian dalam bentuk benefit dan provide.


Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dakwah komunitas adalah dakwah tuntas, menyelesaikan masalah tanpa masalah.***

Posting Komentar

0 Komentar