Krisis Ulama Sudah Terasa di Tanah Datar

Bupati menyerahkan bantuan hibah secara simbolis untuk masjid dan mushalla.(prokopim td)

Pemkab Serahkan Rp10,3 Miliar Hibah untuk 204 Masjid dan Mushalla


BATUSANGKAR, kiprahkita.com - Pemkab Tanah Datar pada tahun 2023 ini menyalurkan lebih dari Rp10,3 miliar dana hibah. Ada 204 masjid dan mushalla yang menerima. Besarannya pun bervariasi antara Rp20 juta hingga Rp100 juta.


Kepala Dinas Sosial PPPA H. Afrizon menjelaskan, bantuan hibah itu direalisasikan dalam rangka memberdayakan masjid, sebagai sarana utama beribadah umat, sekaligus fasilitas pendidikan keagamaan seperti belajar mengaji dan tahfidz.


Bupati Tanah Datar Eka Putra, Kamis (3/7), saat bertemu dengan pengurus masjid dan mushalla penerima dana hibah itu, di Gazebo Gedung Indojolito Batusangkar mengatakan, dana hibah Rp10.317.500.122 itu merupakan bagian dari upaya pemerirah daerah, dalam rangka mewujudkan Tanah Datar Madani.


"Mudah-mudahan dana bantuan ini bisa digunakan sebaik-baiknya dalam rangka menunjang kegiatan ibadah, untuk meningkatkan iman dan taqwa masyarakat," kata bupati.


Kepada para pengurus masjid itu, bupati juga menyampaikan harapan, agar masjid jangan hanya terlihat megah dari sisi bangunan dan fisiknya saja, tetapi harus dimakmurkan dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pendidikan keagamaan, tempat belajar mengaji bagi anak-anak, pelaksanaan shalat berjamaah, serta menjadi pusat konsultasi dan komunikasi ekonomi, sosial, dan budaya di tengah-tengah masyarakat.


Sementara itu, bupati menyatakan, saat ini Kabupaten Tanah Datar sedang berhadapan dengan situasi, yang dikenal dengan istilah kekurangan ulama.


"Selama saya menjalankan amanah, kurang lebih 2,5 tahun, ada permasalahan yang mengganjal di hati yang perlu saya ungkapkan di sini. Hampir seluruh nagari dan jorong yang saya kunjungi, menemukan realitas bahwa kita sedang krisis ulama," ungkapnya, dikutip dari pemberitaan Bagian Prokopim Setdakab Tanah Datar.


Beberapa program sebagai solusi sudah mulai dijalankan, di antaranya Satu Rumah Satu Hafidz. Melalui program ini, tegasnya, diharap bisa mendukung agenda mengatasi krisis ulama itu, karena anak-anak yang sudah hafidz akan terbentuk jiwanya sebagai generasi muda berakhlak, beriman, anggung, dan taqwa.


Dengan kondisi seperti itu, sebut bupati, maka besar harapan anak-anak itu akan mampu menjadi ulama setelah dewasa, sehingga persoalan krisis ulama pun dengan sendirinya akan dapat teratasi.(prokopimtd; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar