![]() |
Pengunjung Goa Kelelawar Padayo, destinasi potensial Kota Padang.(diskominfo pdg) |
PADANG, kiprahkita.com - Berwisata sambil berpetualang, kini jadi pilihan. Tidak saja sekadar menghibu diri di akhir pekan, setelah sepekan penat bekerja. Wisata jenis petualangan menawarkan pesona dengan tantangan baru.
Bila selama ini, Anda berkunjung ke Kota Padang baru sebatas menikmai keindahan bahari, atau mengunjungi museum-museum plus kuliner, maka cobalah pesona baru: Goawa Kelelawar Padayo.
Goa ini terletak di pwebukitan kawasan Indarung. Pemko Padang bertekad untuk mengembangkannya, dalam program new tourism attraction atau atraksi wisata baru.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang Yudi Indra Syani menyebut, pengembangan destinasi wisata baru itu, sejalan dengan visi dan misi Pemko.
Menurutnya, dalam pengembangan Goa ini, PT Semen Padang bersedia membantu dengan anggaran Rp200 juta, untuk mempercantik ornamen goa. "BUMN ini berkomitmen membantu akses jalan untuk menuju goa ini," katanya.
Untuk menjajaki sekaligus menikmati keindahan Goa Kelelawar Padayo, tim dari Dinas Pariwisata dan Dinas Kominfo Kota Padang, menyusuri goa tersebut pada Rabu (16/8/2023) lalu. Berikut catatannya:
Untuk sampai ke titik goa itu, pengunjung harus melintasi gerbang utama PT Semen Padang. Kemudian menyusuri jalan utama menuju Bukit Padayo, Kelurahan Indarung sekitar tiga kilometer.
Sekitar seratus meter menjelang mulut gua, kendaraan harus ditinggal dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki hingga mencapai ketinggian 100 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Pada titik ini, pengunjung akan dimanjakan matanya oleh pemandangan Kota Padang dari ketinggian. Terlihat jelas lautan biru, pulau, dan berbagai gedung ikonik yang ada di Kota Padang.
Keasrian alam, suara jangkrik dan burung Bukit Padayo ikut menyapa telinga pengunjung. Hal ini bisa menjadi salah satu terapi stress, bagi pengunjung yang datang sengaja menikmati alam. Keasrian dan keaslian wilayah ini masih sangat terjaga. Pengunjung akan disapa dua anak air kecil yang sangat jernih.
Untuk sampai ke goa, kita harus berjalan kaki menempuh turunan Bukit Padayo ke arah timur sekitar 400 meter. Jalan yang ditempuh hanya berpijakan pada tanah bukit dan rerumputan yang disiangi oleh penduduk setempat, sehingga membentuk ruas jalan setapak.
Tidak lama setelah itu, Goa Kelelawar menyapa pengunjung. Batuan bergerigi dan berpola bergantungan terlihat seperti tirai. Sumber air mengalir pada batuan yang begitu kasat dan bersih menjadi penyejuk.
Salah seorang anggota tim, Sintia (24) memberanikan diri mencuci wajahnya dengan air itu.
Goa ini belum tersentuh. Ruangan dilengkapi bebatuan dengan kisaran luasan 500 meter persegi itu masih gelap. Tidak jauh dari pintu masuk, di atas langit-langit Goa dengan ketinggian sekitar empat meter, bergelantungan makhluk nokturnal, kelelawar.
Kadis Yudi memberanikan diri berdiri di atas susunan bebatuan yang terlihat seperti tetesan lilin. Bergelombang, berkilauan, ada yang berwarna hijau dan kuning.
Bermodalkan penerangan telepon genggam, stalagmit dan stalagtit bebatuan di dalam Goa itu terlihat menawan bak berlian. Setelah mengabadikan momen dan keindahan Goa Kelelawar dalam kegelapan, tim pun menuju keluar dari salah satu pintu arah utara goa itu.
Sejumlah ornamen khas goa yakni stalagmit dan stalaktit yang mencuat dan tersebar di beberapa sudut goa dengan beraneka macam bentuk yang indah. Keindahan Goa Kalelawar Padayo memang layak dijadikan sebagai tempat favorit, untuk menghabiskan libur akhir pekan sembari berswafoto.diskominfopdg/charlie)
0 Komentar