Mengusung Gibran Jadi Bacawapres, Serius atau Sentilan?

Najmuddin M. Rasul, Ph.D

PADANG, kiprahkita.com - Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang Najmuddin M. Rasul, Ph.D. mengatakan, bermacam cara para pendukung Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk merebut kharismatik Jokowi.


Misalnya, kata dia, para pengikut Jokowi dan Prabowo secara sistemik manggaungkan di media, Gibran adalah sangat layak untuk bakal calon wakil presiden atau bacawapres. 


Menurut mereka, kata Najmuddin, Gibran itu memiliki kemampuan leadership yang hebat, anti diskriminasi, tegas, dan banyak lagi kehebatannya.


"Saya melihat pola-pola seperti ini, bisa sebagai bentuk upaya mengkultuskan individu. Pola seperti ini bisa dilihat sebagai bentuk sindiran pada Jokowi. Pura-pura mencari efek Jokowi," ujarnya.


Lalu, menurut Najmuddin, penyebutan nama Gibran itu, bisa jadi hanya sekadar permainan politik saja.


Bagi saya, imbuhnya, Jokowi mesti melakukan analisis terhadap pola-pola penyebutan Gibran sebagai bacawapres. "Apakah ini sekadar politik main-main yang dapat merusak kredibilitas ataukah serius," sebut Najmuddin bernada tanya.


Bila jokowi tidak melakukan analisis, maka menurut Najmuddin, Jokowi memang menghendaki Gibran menjadi bacawapres. Selanjutnya, publik akan bertanya siapa dan latar belakangnya apa pengusungan Gibran ini.


"Bagi saya, semua orang boleh menjadi cawapres, termasuk Gibran. Namun perlu diingat, untuk dicalonkan atau mencalonkan perlulah memperhatikan 3T, yakni takah (cocok), tokoh, dan tageh (tegas)," jelasnya.(mus)

Posting Komentar

0 Komentar