BATIPUH, kiprahkita.com - Selaku putra daerah Luhak Nan Tuo, Nasrul A mengaku berkewajiban untuk membantu memajukan dan berkembangnya Muhammadiyah-Aisyiyah di Kabupaten Tanah Datar.
Komitmen itu diwujudkannya dengan berbagai cara, di antaranya melalui motivasi 'membakar semangat' warga Muhammadiyah-Aisyiyah di Cabang Batipuh, Sabtu (26/8), saat menghadiri gelaran Musyawarah Cabang (Musyca) Terpadu, dilaksanakan di Gedung Muhammadiyah Balai Kemuning.
Nasrul dalam kapasitasnya sebagai ketua Majlis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPK dan SDI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat, sangat mengapresiasi terpilihnya Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Batipuh Periode 2022-2027.
"Kita perlu secara terus-menerus dan berkesinambungan melakukan penguatan ideologi, semangat, dan memperkokoh konsolidasi organisasi. Kita juga harus memperkuat silaturahim dan membangun rasa berdunsanak. Salah satu solusinya adalah dengan mengikuti Baitul Arqam khusus pimpinan," ujar Nasrul yang saat ini menjadi bakal calon anggota DPRD Provinsi Sumatera.
Menurutnya, Batipuh memiliki sejarah panjang dan posisi penting terkait keberadaan Muhammadiyah di Minangkabau. Dari Batipuh inilah, ujarnya, Saalah Jusuf St. Mangkuto yang berasal dari Pitalah, Kecamatan Batipuh, mengembangkan Muhammadiyah.
Beliau, sebut Nasrul, merupakan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah kedua. Beliau pulalah yang ikut mendirikan dan mengembangkan Kauman Padang Panjang.
"Ada tiga ciri khas Saalah yang harus ditiru-teladani dalam memimpin Muhammadiyah, yakni senantiasa mengedepankan musyawarah, semua keputusan persyarikatan harus tertulis, dan memiliki catatan keuangan organisasi yang sangat rapi. Semangat dan manajemen beliau dalam memimpin Muhammadiyah, harus mampu menjadi semangat dan manajemen Muhammadiyah Batipuh kini," tegasnya.
Mengutip informasi yang dirilis wikipedia.org dapat diketahui, Saalah Jusuf Sutan Mangkuto, sering ditulis S.Y. Sutan Mangkuto (1901–1974) adalah organisiator dan aktivis yang mendirikan Muhammadiyah Cabang Padang Panjang pada 2 Juni 1926. Beliau menjadi ketua Pimpinan Muhammadiyah Sumatra Tengah periode 1949–1956.
Lahir di Pitalah pada 1901, Saalah bergabung dengan Muhammadiyah sejak usia muda. Ia adalah putra pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah. Ia menamatkan pendidikan formalnya pada 1917, tapi masih melanjutkan belajar agama. Sebelum terjun dalam gerakan Muhammadiyah, ia pernah bekerja sebagai pengacara dan penasihat politik.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, beliau aktif dalam politik. Ia merupakan pemimpin Peristiwa Tiga Maret pada 1947 dan terpilih sebagai anggota DPR hasil pemilu 1955.(mus)
0 Komentar