![]() |
Najmuddin M. Rasul |
PADANG, kiprahkita.com - Prilaku para elite partai politik (papol), terkadang tidak sesuai dengan arus bawah partai yang dipimpinnya, mendapat sorotan dari Pakar Komunikasi Politik Universitas Andalas (Unand) Najmuddin M. Rasul, Ph.D.
"Saya perlu mengingatkan kepada pimpinan parpol, khususnya Golkar dan PAN untuk memahami, di era demokrasi ini, angin perubahan sedang berlangsung," ujar Najmuddin, Senin (7/8), di Padang.
Akademisi asal Kabupaten Tanah Datar di Kota Padang mengatakan hal itu, merespon fenomena yang kini terjadi di sejumlah parpol, khususnya Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN), menyangkut penolakan bergabung dengan Koalisasi Perubahan untuk Persatuan, yang mengusung Anies Baswedan, untuk Pemilu Presiden 2024 mendatang.
Informasi yang kita terima, sebutnya, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi sudah menentukan sikap, pihaknya akan berkoalisi di pesta demokrasi nanti dengan parpol, yang memiliki komitmen melanjutkan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Keputusan politik PAN ini mengikuti komitmen Ketum Partai Golkar Erlangga Hartarto.
Viva, menurut Najmuddin, sejak awal memang sudah menegaskan, PAN akan berkoalisi dengan partai pemerintah. "Saya melihat statemen dua petinggi anggota KIB dari dua sisi. Pertama, dua anggota KIB ini sedang melakukan bargaining politik dengan PDI Perjuangan," jelasnya
Pimpinan PDI Perjuangan sampai hari ini, katanya, tidak atau belum memberikan respon. Di sisi lain, elektabilitas dan popularitas Erlangga dan Zulhas tidak stagnan.
Kedua, imbuhnya, pola dan kebijakan dua petinggi KIB, mencoba meredam riak politik yang terjadi di internal partai. Golkar misalnya, ada desakan pemberhentian Erlangga sebagai ketum . Sementara itu, PAN menghadapi ancaman konstituennya yang diperkirakan banyak berpindah biduk.
"Menurut saya, pola komunikasi politik yang dimainkan dua tokoh KIB ini menunjukkan kedekatannya dengan Jokowi. Golkar ingin selalu berada dalam pemerintahan, itu sudah biasa. PAN yang dipimpin Zulhas mengikuti jejak Golkar," katanya.
Di sisi lain Najmuddin menyebut, dia sedang melihat elit-elit Golkar dan PAN, diduga kurang peduli dengan arus bawah, yang umumnya menginginkan perubahan.(mus)
0 Komentar