Air Batang Arau Kini Sudah Bening

diskominfo padang

PADANG, kiprahkita.com - Sungai ini dahulu penuh sampah. Airnya kotor berwarna kekuning-kuningan. Itulah dia Batang Arau yang bermuara ke Muara Padang. Tapi kini sudah terlihat bening.


Bersihnya aliran Batang Arau itu, terlihat dari depan Kantor Lurah Seberang Palinggam. Lantaran airnya yang jernih dan bersih itu, maka dasar sungai pun terlihat jelas.


"Barasiah Batang Arau kini (bersih Batang Arau sekarang)," ujar Doni, seorang warga yang melintas di pinggir sungai tersebut, sebagaimana dipublikasikan Dinas Kominfo Kota Padang, Ahad (3/9).


"Alhamdulillah, berkat kerja keras semua (termasuk ASN Pemko Padang), bersama bergotong royong, akhirnya sungai ini bersih dan tacilak," timpal Ikhsan, warga sekitar. 


Walikota Padang Hendri Septa memang punya program bersih-bersih sungai itu. Aksinya melibatkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat sekitar. Sampah dan bangkai-bangkai kapal yang ada di aliran sungai dibersihkan.


Bangkai kapal dinaikkan ke daratan, pengerukan dilakukan. Sedangkan tanaman yang merambat di pinggir sungai Batang Arau juga dibersihkan. Sampah dibuang. Semua ASN turun tangan membersihkannya.


Walikota sempat menyinggung, Padang sudah darurat sampah. Perlu kesadaran banyak pihak untuk meningkatkan lagi semangat gotong royong, membersihkan lingkungan sekali seminggu, dan menerapkan pola hidup bersih.


KUALITAS UDARA MEMBURUK

Di tengah rasa senang terhadap kondisi Batang Arau, timbul pula kerisauan, karena memburuknya kualitas udara di dalam kota. Warga pun dihimbau memakai masker ketika keluar rumah.


"Kualitas udara kita mengalami penurunan dalam beberapa hari ini," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang Mairizon.


Menurutnya, berdasarkan data Stasiun AQMS di Padang, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) berada di kategori sedang. Tercatat parameter kualitas udara di angka PM2,5 sejak 30 Agustus 2023.


"Jika melihat trend nilai ISPU untuk parameter PM10 dan PM2.5 (partikel debu ukuran 10 dan 2.5 mikrometer), memang terlihat sedikit peningkatan nilai ISPU sejak 1 September 2023 dibandingkan 31 Agustus 2023," sebutnya.


Hal itu berarti, ada sedikit penurunan kualitas udara di Kota Padang, khususnya terkait parameter partikulat atau debu.


Partikel debu ini dapat bersumber dari kebakaran hutan dan lahan yang berasal dari daerah tetangga, membakar sampah di rumah atau jerami di pertanian, dan kendaraan di jalan raya.


Beberapa hari belakangan, intensitas hujan di Padang juga  rendah. Udara di kota tersebut panas. NASA mencatat, terdapat 141 titik api di Sumbar, atau sekitar Padang, sepanjang Juli-Agustus kemarin. (kominfopdg/charlie; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar